4

28K 2.7K 179
                                    

Sudah tiga hari Aksa dirawat, Aksa sadar hari kedua dirumah sakit. Ia masih dirangka pantauan dokter, karena pernapasanya yang belum normal kembali, kadang Aksa sesak napas tiba-tiba, atau sakit dada.

Hari ini Aksa tidak merasa kesepian karena Disa menemaninya, gadis itu terus-menerus meminta maaf, karena ia telat mengetahui keadaan Aksa.

Aksa sudah berapa kali membujuk Disa, agar tak merasa bersalah namun sahabat nya tetap kecewa pada diri sendiri. Aksa tidak mengatakan pada siapapun, kalau ia seperti ini karena Reza, ia tak mau Reza menjadi sasaran Bunda atau bahkan Disa yang akan marah besar.

"Gue lupa kalau lo gak bisa renang." ucap Disa. "Lagian lo kenapa bisa tenggelam, Lo kan tahu kalau lo gak bisa renang." ucap Disa.

"Gue pikir gue udah gede, jadi mana mungkin tenggelam." ucap Aksa.

"Tetep aja lo itu gak bisa renang, bego." ucap Disa. "Gue gak bisa ninggalin lo, tapi bapak gue udah nyuruh pulang." ucap Disa ia merengek tak mau pulang.

"Pulang aja Dis, lagian bentar lagi Bunda dateng." ucap Aksa.

"Bapak gue gak ngertiin banget, gue pergi dulu kalau gitu, lo harus sehat kembali." ucap Disa lalu pergi meninggalkan Aksa dengan kesepiannya.

__________

"Yang, aku mau jenguk Aksa dulu, kamu belanja sendiri ya." ucap Reza ia menggenggam tangan Leni.

"Kamu itu pacar aku Reza, kenapa kamu mentingin orang lain, oh atau jangan-jangan kamu emang selingkuh dan jadi gay." tuduh Leni.

"Stop! Kamu nuduh aku yang enggak-enggak, asal kamu tahu Aksa hampir mati, gara-gara aku." ucap Reza baru pertama kali ia membentak Leni.

"Kamu berani bentak aku sekarang?!" teriak Leni.

"Aku kelepasan sayang, aku gak maksud." ucap Reza ia menahan emosi nya.

"Udahlah, sana kamu pergi aja, kesel aku sama kamu." ucap Leni pergi begitu saja.

Reza mengacak rambutnya prustasi, kalau bukan karenanya mana mau ia menjenguk homo sialan itu, ia juga tak mau. Leni malah marah padanya, menambah beban pikirannya saja.

Reza tak pikir panjang, ia segera siap-siap pergi kerumah sakit. Minimal ia akan meminta maaf, karena menyebabkan Aksa harus dirawat.

Reza mengendarai motor ninja hitam nya, ia memakai helm full face, sungguh itu menambah kadar ketampanan nya. Wajar saja Aksa homo, karena crush nya setampan Reza.

Reza sedikit ngebut, jadi tak butuh lama ia sampai dirumah sakit, ia hanya membawa buah-buahan segar, ia tak tahu harus membawa apa.

Reza mengetuk pintu ruangan Aksa, ia tak yakin sebenarnya.

"Bunda?"

Terdengar suara lembut Aksa dibalik pintu, Reza yakin bahwa Aksa tengah sendirian.

Reza langsung saja masuk tanpa menjawab apa-apa.

"Kak...Kak Eza." ucap Aksa, ia membenarkan duduknya.

"Nih buat lo." terdengar sangat dingin, Reza menaruh buah-buahan yang ia bawa, di atas nakas.

"Emm..makasih Kak." ucap Aksa pelan.

"Gak usah geer, gue kesini cuman mau mastiin kalau lo gak mati." celetuk Reza, Aksa menunduk, ah, ia seharusnya sadar diri, Reza memang tak menyukainya.

"Kalau aku cewek, Kak Eza bakalan suka gak sama aku?" tanya Aksa.

"Cih, gak usah ngomongin hal yang gak mungkin, kalau pun lo cewek, lo masih kalau jauh sama pacar gue." cetus Reza, ia merutuki dirinya sendiri, buka ini niat nya, ia hanya ingin meminta maaf, tapi salahkan Aksa mengapa ia bertanya seperti itu.

MINE { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang