8.

24.9K 2.3K 137
                                    

Reza membanting ponsel nya, saat menerima notifikasi ada yang men transfer  uang ke rekening nya.

Setiap bulan ia selalu merasa kesal, ia hanya akan mendapatkan sejumlah uang puluhan juta dari kedua orang tuanya.

Mereka sama sekali tak pernah melihat keadaan Reza, mereka benar-benar sibuk dengan keluarga masing-masing, tanpa peduli pada anak yang kesepian dirumah besar tanpa ada siapapun.

Jika disuruh memilih Reza mana mau dilahirkan didunia ini, jika ia bisa membeli akdir dengan uang maka akan ia beli sedari dulu.

Reza sama sekali tak berniat keluar dari kamar, ia terlalu malas untuk meninggalkan kamarnya, untung ini hari sabtu jadi ia bisa lebih leluasa.

Reza menarik selimutnya kembali, ia memejamkan matanya.

"Kak Eza, sarapan nya udah siap!" ucap seseorang dibalik pintu kamar nya.

Ah, Reza melupakan sesuatu saat ini ia tidak tinggal sendiri, ada lelaki manis yang tinggal bersama nya.

"Kak Eza!" pangilan itu kini terdengar lagi, suara merdu bagi Reza, selama ini tak ada seseorang yang membangunkan nya untuk sarapan. Reza bangkit dari kasur nya.

"Iya!" teriak nya, ia tetap bersikap sedingin mungkin pada Aksa.

Setelah mencuci wajah dan juga sikat gigi, ia segera menuruni tangga, saat memasuki dapur ia sudah melihat Aksa yang menyambut nya dengan senyuman manis.

"Pagi." sapa Aksa ia memamerkan lesung pipinya.

"Pagi." sapa balik Reza.

Aksa melayani Reza layaknya pelayan, ia menyodorkan piring yang sudah terisi nasi dan juga lauk nya pada Reza.

"Terima kasih." ucap Reza datar, ia langsung menyantap makanan nya.

Aksa memperhatikan cara makan Reza, yang terkesan santai tapi pasti, senyum manis terbit kembali dari wajah nya.

"Gak makan lo?"

Merasa tertangkap basah telah menatap Reza, membuat Aksa salah tingkah sendiri.

"Emm..iya ini juga mau." ucapnya.

Suara dentingan sendok dan garpu menemani sarapan pagi ini, tidak ada yang mau membuka obrolan, terlebih Reza yang terkesan sangat dingin, kejadian sore kemarin masih membekas diingatan Aksa, saat Reza membentaknya, itu membuatnya agak menciut dihadapan Reza.

"Gue selesai." ucap Reza ia membersihkan mulutnya dengan tisu. "Gue mau tidur lagi, jangan ganggu gue apalagi sampe gedor-gedor pintu. Gue gak suka." ucap Reza, itu perintah bagi Aksa, sang empu hanya mengangguk dan menunduk.

Reza pergi begitu saja, padahal Aksa baru menghabiskan beberapa suap, tapi Reza   sudah pergi.

Setelah sarapan pagi, Aksa mencuci piring ia juga mencuci baju. Sambil menunggu baju di mesin cuci, Aksa menyapu dan mengepel lantai.

Sesekali ia bersenandung ria, rumah sebesar ini ia yang membersihkan setiap hari. Huhh..Aksa benar-benar jatuh miskin saat ini.

Untuk membersihkan semuanya, Aksa memakan sekitar empat jam setengah, membuat pinggang nya encok.

Baru pukul sebelas, Aksa memilih menonton televisi rasanya sudah tak punya beban saat pekerjaan nya telah selesai.

Ting tong!

Suara bel berbunyi, Aksa dengan cekatan segera membuka pintu rumah.

"Siang ada yang bis..."

Ucapan nya menggantung saat tahu siapa yang datang, gadis dengan rambut digerai mengenakan dress coklat, cukup cantik bagi Aksa.

MINE { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang