3

30.6K 2.7K 260
                                    

Pagi ini Aksa masih bergumul dengan selimutnya. Ia meminta ijin agar tak masuk sekolah, awalnya bunda menolak, namun dengan beralasan sakit, bunda mengijinkan nya pada guru piket.

Aksa tak berniat untuk membohongi bundanya, namun memang benar kepalanya sedikit pusing, akibat semalam ia tak tidur.

Bukan tanpa alasan ia tak tidur, melainkan karena kejadian digudang saat itu, ia belum siap untuk pergi sekolah.

Sedangkan disekolah Disa tengah mencak-mencak gak jelas, ia tak suka jika sendirian, Aksa yang tak masuk membuat nya khawatir tak biasa nya sahabat nya itu ijin, disaat ada pelajaran pengkas.

"Vasha! Tugas kemarin udah belum?" teriak Disa, karena hanya Vasha yang dapat diandalkan saat ini.

"Mm..emangnya lo belum?" tanya balik Vasha.

"Belum, kemarin gue gak masuk, pinjem punya lo boleh gak?" ucap Disa.

Tanpa banyak bicara lagi, Vasha langsung saja menyerahkan buku tugasnya, ah memang menurut Disa, Vasha itu terlalu baik. Dapat dimanfaatkan.

"Perhatian!" intruksi Deo sang ketua kelas. "Guru-guru pada rapat jadi semua nya, dibubarkan, alias pulang!" jelas Deo.

Sontak semua berhura, mendengar kabar ini, guru rapat, adalah kata surga menurut para murid.

Disa langsung mengemasi barang-barangnya, ia berniat untuk pergi kerumah Aksa.

"Disa!" panggil Deo, ia menghampiri Disa.

"Apa?" tanya Disa.

"Aksa cerita gak sama lo." ucap Deo. Disa mengerutkan keningnya, ia tak mengerti dengan ucapan Deo.

"Kemarin kak Reza kesini, dia bawa Aksa, sampai pada saat jam pelajaran Bu Enan, Aksa ijin pulang, katanya sakit." jelas Deo. Disa yakin Aksa pasti diapa-apain, secara Reza iblis yang kabur dari neraka.

"Thanks infonya." setelah mengucapkan itu, Disa langsung berlari menuju parkiran, ia mengendarai motor beat nya.

Dalam hati ia terus mengumpati Reza, lelaki bajingan itu memang harus diberi pelajaran.

Sesampainya dirumah Aksa, Disa langsung saja masuk, katakan saja tak sopan, namun menurut nya ini darurat.

"Disa, kamu kemana aja baru kesini?" bunda bertanya saat melihat Disa baru saja masuk.

"Mm...maaf Tante, soalnya kemarin sibuk. Mm.. Aksa nya ada?" ucap Disa.

"Dia dikamar, kamu samperin gih, dia pasti seneng ada kamu." ucap Bunda, Disa mengangguk singkat, lalu segera berlari menuju kamar Aksa. Bunda tersenyum melihat itu.

"Semoga kamu bisa merubah jalan Aksa Disa, kamu cantik. Rubah Aksa supaya menyukai kamu." ucap Bunda.

Disa langsung membuka kamar Aksa tanpa permisi, itu membuat Aksa yang tengah memainkan ponsel nya, agak terkejut.

"Disa?" ucap Aksa.

Disa langsung menepuk kedua pipi Aksa, lalu mengangkat tangan Aksa, ie memeriksa setiap inci tubuh Aksa, membuat Aksa malu sendiri.

"Lo gak diapa-apain kan sama Reza?" tanya Disa.

Aksa hanya menggeleng. "Ck, si brengsek itu, gue bakal kasih pelajaran buat tuh iblis." ucap Disa sebal.

"Gue beneran sakit, bukan karena Eza." sahut Aksa tak terima.

"Tai. Gue yakin lo gak sekolah karena ada sesuatu kan, yang ngebuat lo ijin." desis Disa kesal.

Aksa beranjak dari kasur, ia menyimpan ponselnya diatas nakas.

Aksa duduk di sofa, Disa masih dengan wajah yang sama terlihat marah.

MINE { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang