17

22.8K 1.9K 289
                                    

Reza sudah siap dengan seragam nya, ia melirik Aksa sekilas, kekasihnya masih terlelap tidur, panas nya juga sudah menurun.

"Eungh.." erang Aksa, ia membuka matanya.

"Gue udah siapin bubur buat lo, jangan lupa minum obatnya juga." ucap Reza, yang masih fokus melihat dirinya di pantulan cermin.

Aksa mendudukan dirinya, ia menatap kagum Reza, sunguh benar -benar tampan.

"Lo denger kan?" tanya Reza ia duduk ditepi ranjang dekat kaki Aksa.

Aksa mengangguk, namun ia masih menatap wajah Reza lekat.

"Lo gak usah sekolah hari ini, nanti gue minta ijin guru piket." ucap Reza, Aksa hanya diam.

Reza berdiri hendak pergi.

"Kak..."

Panggilan Aksa menghentikan langkahnya, ia memutar tubuhnya untuk melihat Aksa.

"Apa?" tanya Reza.

"Makasih." ucap Aksa lembut.

Reza tak menjawab, ia malah membuka lemari lalu mengganti baju nya, dan jelas itu semua ia lakukan dihadapan Aksa.

"Kenapa ganti baju Kak?" tanya Aksa heran.

"Gue mau bolos." ucap Reza cepat, ia langsung membaringkan tubuhnya disamping Aksa, menarik kekasihnya agar tidur kembali.

Hidung mereka bersentuhan, membuat Aksa malu.

"Buruan sarapan, atau mau gue suapin lagi?" ucap Reza, namun lihat bukankah ia menyuruh Aksa untuk sarapan, tapi tangan nya memeluk Aksa dengan erat.

"Iy-iya ini juga mau, tapi lepas dulu dong pelukan nya Kak." ucap Aksa ragu, sebenernya ia nyaman dipeluk oleh Reza.

Reza melepas pelukannya kikuk, ia malu sendiri dengan tingkahnya.

Aksa mencuci wajah nya, lalu ia duduk kembali di kasur, lalu memakan bubur yang disiapkan Reza.

Sedangkan Reza memainkan ponselnya, Keduanya seperti pasangan yang romantis.
Aksa menghabiskan buburnya, lalu meminum obat seperti apa yang diperintahkan Reza.

Ia kembali lagi tidur, karena memang rasa pening belum juga hilang. Reza merasakan pergerakan Aksa, ia menyimpan ponselnya diatas nakas, lalu beralih memeluk Aksa kembali. Aksa membenamkan kepalanya pada dada bidang Reza, ini sungguh nyaman.

"Kak boleh nanya gak?" ucap Aksa, ia mendongak melihat wajah Reza.

"Boleh." ucap Reza.

"Kenapa Kak Eza gak tinggal bareng Mama?" tanya Aksa, Reza menghela napasnya.

"Enggak mau aja." jawab Reza enteng, Aksa tidak puas dengan jawaban itu.

"Yang waktu di swalayan itu, adik kandung?" tanya Aksa lagi, ia sangat penasaran dengan kehidupan kekasihnya.

"Bukan, Gavin adik tiri." jawab Reza.

Sepertinya mood Reza tengah baik, terlihat dari nada bicara cowok itu lembut dan rendah.

"Kak.."

Cup

Reza mencium bibir Aksa, membuat sang empu diam.

"Tidur jangan nanya-nanya lagi." ucap Reza. "Lo mau sembuh kan." lanjutnya.

Cup

Aksa balas mencium kening Reza, lalu tertawa ringan, ah rasanya ia ingin seperti ini selamanya.

"Nanti kalau aku sembuh, kita jalan ya." ajak Aksa.

"Sembuh dulu aja." ucap Reza lalu mengeratkan pelukannya.

MINE { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang