Part 37

102 10 5
                                    

Hallo semua🤗 udah berapa abad nih gak ketemu??😄 maklum lah yaa baru nyoba nulis jadi susah dapet ide nya. (Emang aku nya yang lemot juga ini kayaknya😆) ya udah lah yaa langsung aja yuk baca👇
Sorry for typo🙏


Tiara, keisya dan kevin kini sedang menunggu nuca didepan ruang ugd. Tiara memejamkan matanya, merasa dirinya bodoh. Karena dirinya lah nuca tertembak. Tiara menangis dalam diam nya tak ingin kehilangan nuca.
"Udah ya ra, loe tenang aja nuca pasti gak papa. Loe percaya sama gue kan?" Ucap keisya menenangkan tiara. Tiara menganggukkan kepalanya pelan, mencoba untuk menghilangkan pikiran-pikiran buruknya.
"Ra, kei, vin gimana keadaan nuca?" Tanya lyodra yang baru saja sampai bersama riza, ziva, dan samuel. Mereka sangat terkejut saat mendapatkan kabar dari kevin bahwa nuca tertembak karena bagas. Mereka pikir bagas hanya sekedar menyukai tiara, namun sepertinya bagas sangat berbahaya untuk mereka. Terutama tiara dan nuca.
"Belum tau ly, dokter belum keluar" jawab kevin. Lyodra dan ziva langsung menghampiri tiara dan memeluk gadis itu erat seolah memberi kekuatan agar tiara lebih tenang.
"Ini semua gara-gara gue" gumam tiara pelan
"Enggak ra, loe gak salah. Jangan nyalahin diri loe sendiri" ucap ziva
"Kita obatin luka loe dulu yaa, nanti kesini lagi" lanjutnya
"Enggak. Gue mau tetep disini sampai dokter keluar" jawab tiara. Mereka tak dapat memaksa dan memilih untuk menunggu dokter yang sampai sekarang belum selesai memeriksa nuca.
CEKLEK
Bunyi suara pintu membuat mereka mengalihkan perhatian mereka pada seorang dokter yang baru saja keluar. Mereka langsung menghampiri dokter tersebut.
"Dok, gimana keadaan teman saya?" Tanya riza
"Saya perlu berbicara dengan orang tua nya" jawab dokter tersebut.
"Orang tua nya masih ada di luar kota dok, sekarang dalam perjalanan pulang. Dokter boleh berbicara dengan kita saja tentang kondisi nuca" ucap samuel. Beberapa menit yang lalu memang samuel mengabari orang tua nuca yang sedang bertugas di singapura.
"Baiklah" jawab dokter itu.
"Pelurunya berhasil kami keluarkan. Namun kondisi pasien sangat lemah, dia terlalu banyak mengeluarkan darah sehingga membuat pasien koma" lanjutnya. (Aduuhh maaf banget yaa kagak pernah paham tentang gini an. Gak tau juga kalo ketembak di bahu bisa koma atau enggak. Jadi yaa dinyambungin aja yaa🤣 yok lanjut)
Tiara merasa kakinya lemas saat dokter mengatakan nuca koma. Tubuhnya hampir saja tumbang jika saja tidak ditahan oleh kevin dan keisya.
"Pasien akan segera kami pindahkan diruang rawat" tambah sang dokter kemudian berlalu menuju ruangannya.
"Ini semua salah gue kei, kenapa nuca harus nolongin gue? Seharusnya gue aja yang koma bukan nuca" racau tiara. Keisya hanya mampu mengelus punggung tiara supaya gadis itu bisa tenang.
"Udah yaa sekarang kita lihat nuca di ruangannya dulu. Loe gak boleh lemah gini, loe harus kuat buat nuca. Nuca pasti bangun lagi kok. Kita doa aja yaa buat nuca" ucap keisya. Tiara menganggukkan kepalanya lemah dan mengikuti keisya yang sedang memapahnya. Rasanya tiara sudah tidak sanggup menahan berat tubuhnya sendiri.
Tiara menatap seorang pemuda yang sedang terbaring lemah di depannya. Tiara kembali meneteskan air matanya, tiara meraih satu tangan nuca dan mengecup punggung tangan pemuda itu.
"Cepet bangun ya nuc, aku gak mau kamu tidur terus kayak gini" ucap tiara.


*****


Keisya, kevin, lyodra, riza, ziva dan samuel sedang ada di bangku taman rumah sakit. Tiara meminta waktu untuk berdua dengan nuca dan mereka mengerti.
"Bagas gimana?" Tanya samuel
"Kabur dia" jawab kevin
"Gue gak nyangka bagas bisa nekat kayak gini" ucap keisya
"Sama sih. Tapi gue takut kalo bagas bakal balik lagi dan bikin tiara celaka" ucap lyodra
"Kita harus jagain tiara, jangan sampai kejadian kayak gini terulang lagi" ucap ziva
"Ya udah, kalian pulang aja dulu. Biar gue sama tiara yang jagain nuca, udah malem banget ini" ucap keisya
"Aku ada disini juga yaa. Gak mungkin kan kalo kamu sama tiara doang disini" ucap kevin
"Gak papa emang kamu disini juga?" Tanya keisya
"Iya" jawab kevin sembari mengacak puncak kepala keisya pelan.
"Gue nanti juga balik lagi kok setelah nganter ziva" ucap samuel
"Ya udah besok gantian yaa" ucap lyodra
"Kita pamit dulu" ucap riza.
"Ya udah kita ke ruangan nuca aja yuk" ajak kevin setelah teman-temannya sudah pulang. Keisya menganggukkan kepalanya pelan dan berjalan menuju ruangan nuca.


*****


Tiara membuka matanya pelan, melihat ke arah depan dimana matahari mulai menampakkan sinarnya. Tiara mengalihkan perhatiannya pada sofa yang ada diruangan nuca, terdapat keisya dan kevin yang masih tidur dengan nyenyaknya. Tiara menatap nuca yang keadaannya masih sama.
"Pagi nuc" sapa tiara
"Kasih kabar baik buat aku yaa hari ini, jangan lama-lama tidurnya" lanjutnya. Tiara memutuskan untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, setelah membersihkan dirinya tiara keluar ke kantin rumah sakit untuk membelikan makanan dirinya dan juga keisya dan kevin.
"Kei, bangun. Udah pagi" ucap tiara menepuk bahu keisya pelan.
"Cuci muka dulu gih terus bangunin kevin" lanjutnya. Keisya yang masih belum sepenuhnya sadar hanya menuruti perintah tiara.
"Loe udah gak papa ra?" Tanya keisya
"Aku gak papa kok kei" jawab tiara
"Ya udah yuk makan dulu kevin juga udah keluar tuh dari kamar mandi" lanjutnya. Mereka pun memakan sarapannya dengan tenang.
CEKLEK
"Udah datang loe sam?" Tanya kevin saat melihat samuel lah yang membuka pintu.
"Iya. Sorry semalam gue gak jadi kesini. Nyokap gue sendirian soalnya" jawab samuel
"Iya santai aja" ucap kevin
"Udah sarapan sam? Mau makan juga gak?" Tanya tiara
"Enggak. Gue udah makan kok" jawab nya. Samuel menatap nuca yang masih setia memejamkan matanya.
"Cepet bangun nuc" batin samuel


*****


"Sial. Kenapa bukan tiara aja sih yang ketembak. Kenapa juga nuca harus nolongin tuh cewek" ucap bagas. Kini dirinya sedang ada di ruangannya sendiri.
"Gue akan bikin perhitungan lagi buat loe ra. Loe harus ngerasain apa yang gue rasain. Karena loe yang udah bikin gue kehilangan orang yang gue sayang. Dan karena elo juga gue harus menderita" lanjutnya sembari menatap foto tiara yang terpampang di tembok ruangannya. Bagas menatap foto tiara dengan penuh kebencian.
"Gue gak akan ngebiarin loe bahagia dengan mudahnya tiara. Tunggu siksaan dari gue selanjutnya, gue pastiin loe gak akan bisa kabur dari gue lagi"









Yeeesss. Part kali ini udah cukup sampai sini yaaa😄 maafin kalo bahasa nya belepotan alurnya juga berantakan. Pas nulis part awal masih lancar siihh tapi lama kelamaan nambah ngawur😁 semoga kalian masih bisa terhibur baca part ini yaa.
Jangan lupa vote and comment nyaa.
Sampai jumpa di part selanjutnya. Byeee🤗

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang