Part 19

255 28 8
                                    

Hallo🤗 bertemu lagi sama penulis yang masih amatiran ini😄 aku harap masih ada cerita yang gak jelas ini. Oke langsung aja yuk👇
Sorry for typo.













Tiara dan nuca sedang berada di ruang musik untuk membereskan barang-barang yang lumayan berserakan di tempat itu. Mereka memutuskan untuk mengumpulkan anggota musik yang dulu untuk meminta pendapat tentang kegiatan musik ini.

"Ra, formulirnya langsung kasih ke gue aja ya kalau udah ada yang ngisi" ucap nuca
"Iya nuc. Langsung aku kasih ke kamu kok nanti" jawab tiara
"Aku juga mau keliling sih buat bagiin ke anak-anak lain biar pada tau. Soalnya kalau cuma ditempel di mading takutnya anak-anak gak tau" lanjutnya.
"Gak usah" jawab nuca.
"Kenapa?" Tanya tiara bingung
"Loe tungguin aja anak-anak yang ngasih formulir ke loe. Masalah keliling biar gue atau yang lain aja" jawab nuca
"Kalau aku emang kenapa? Kan sama aja?" Tanya tiara lagi.
"Gue gak mau lihat loe kecapekan ra" tentu saja itu hanya di ucapkan dalam hati nuca saja. Nuca tidak ingin tiara tau kalau nuca memperhatikannya.
"Gak papa" jawab nuca singkat lalu berlalu menuju kelasnya. Sedangkan tiara hanya menghela nafas pelan dengan sikap dingin nuca. Tiara merindukan nuca yang seperti dulu. Bukan yang sekarang.


*****





"Ra, loe dari mana?" Tanya ziva
"Dari ruang musik" jawab tiara
"Ngapain?" Tanya lyodra.
Tiara mengangkat satu alisnya bingung. Tumben sekali kedua temannya ini bertanya dengan memasang wajah yang menunjukkan ekspresi khawatir.
"Kalian kenapa sih? Kok tumben?" Tanya tiara
"Gue gak mau loe deket-deket nuca" ucap lyodra datar.
"Kenapa?" Tanya tiara pelan
"Gue gak suka sama orang yang menjilat ludahnya sendiri. Bukannya loe bilang loe udah ikhlasin dia buat keisya? Loe lupa? Gue tadi lihat keisya nangis gara-gara nuca sibuk sama loe terus" jawab lyodra
Tiara diam. Yah, dia memang pernah bilang ingin melupakan nuca, tapi ternyata rasa itu masih utuh di hati tiara, bahkan rasanya semakin sulit untuk menghapusnya.
"Gue harus apa" batin tiara.



*****




"Nuc aku gak mau kamu deket-deket sama tiara" ucap keisya
"Aku gak deket sama dia. Ini cuma urusan musik aja" jawab nuca datar. Lelah rasanya harus menjelaskan hal yang sama pada kekasihnya ini. Padahal nuca pun sudah bilang dari beberapa hari yang lalu tentang ini.
"Aku cuma gak mau kamu sakit hati karena dia lagi nuc" ucap keisya pelan. Nuca diam. Membenarkan ucapan keisya. Dulu dirinya hampir terpuruk karena gadis itu.
"Maaf. Aku gak akan dekat sama dia lagi" ucap nuca dan menarik keisya ke dalam pelukannya.

*****

Tiara sedang berjalan menuju ke taman belakang sekolahnya. Dia ingin bertemu nuca untuk memberikan beberapa formulir yang sudah terisi untuk di data.
"Nuc ini" ucap tiara
"Taruh aja dibangku itu" jawab nuca datar. Tiara menggigit bibir nya pelan. Jujur, tiara ingin berbicara seperti dulu dengan nuca, namun sepertinya harapan nya hanyalah angan saja. Tiara tersenyum tipis lalu meletakkan formulir dibangku sebelah nuca duduk. Tiba-tiba saja ada beberapa anak yang berlarian di dekat mereka padahal tadinya taman ini masih sepi.
"Aduh" ucapan tiara yang tiba-tiba membuat nuca mendongakkan kepalanya. Nuca melihat tiara yang sedang menutup matanya dang mengucek pelan matanya.
"Jangan di kucek nanti merah" ucap nuca. Nuca pun mulai mendekati tiara dan menurunkan tangan tiara dari matanya lalu mulai mendekatkan wajahnya untuk meniup mata tiara yang sedang kelilipan.
"Udah enakan?" Tanya nuca
Tiara diam menatap mata teduh yang sudah lama tidak ditatapnya. Ingin rasanya tiara langsung memeluk pemuda di depannya ini.
"Ra? Gak papa kan?" Tanya nuca lagi.
"Eehh iya nuc gak papa kok makasih ya" jawab tiara dan mulai memberi jarak pada nuca yang sangat dekat dengan dirinya.
"Ya udah aku ke kelas dulu nuc" pamit tiara dan berlalu meninggalkan nuca yang masih terpaku menatap nya yang mulai menjauh.

*****

Keesokan harinya.

Tiara mengernyit heran saat banyak siswa siswi yang menatapnya sinis, ada beberapa dari mereka yang mengeluarkan cacian juga untuk tiara, namun tiara masih diam tak mengerti dengan kondisi yang sedang ada. Sesampainya dikelas pun masih sama. Teman-teman sekelasnya masih menatapnya sinis, tiara pun berjalan menuju bangkunya yang sudah terisi oleh lyodra dan ziva.
"Pagi ly, ziv" sapanya ceria. Mencoba menghilangkan pikiran buruknya. Sedangkan lyodra dan ziva hanya menatapnya datar.
"Ly, ziv. Kok diem aja sih? Kalian kenapa?" Tanya tiara yang bingung dengan sikap kedua sahabatnya.
"Gue kira loe tuh emang orang baik. Ternyata loe busuk juga ya?" Ucap lyodra sinis.
"Maksud nya?" Tanya tiara
"Udah lah ra, loe gak usah sok polos. Kita tau kok kalau loe itu gak sebaik yang kita kira" ucap ziva
"Ini ada apa sih sebenarnya" batin tiara bingung.

*****



Tiara meringis menahan sakit di lengannya saat nuca menariknya ke ruang musik.
"Nuc sakit" ucap tiara
"Udah puas sekarang?" Tanya nuca menatapnya tajam
"Puas apa?" Tanya tiara
"Loe gak sadar sama yang loe lakuin hah? Itu udah ngebikin nama gue buruk" ucap nuca
"Maksud kamu apa sih nuc? Aku bener-bener gak tau" jawab tiara
PLUUKK
Nuca langsung melemparkan beberapa foto yang sudah dicabutnya tadi di mading.
"Maksud loe nyebar foto itu apa hah?" Tanya nuca. Tiara melihat foto itu. Ini foto dirinya dan nuca kemarin ditaman. Namun yang membuat foto ini sedikit menghebohkan adalah si fotografer yang mengambil dari sisi yang terlihat seolah-olah mereka sedang berciuman.
"Nuc, aku bener-bener gak tau tentang ini. Ini bukan aku yang nempel" jawab tiara
"Gak usah ngebela diri deh. Loe mau hancurin hubungan gue sama keisya kan?" Tanya nuca dengan nada pelan namun tajam. Tiara menjawabnya dengan gelengan kepala.
"Kenapa loe selalu hancurin kepercayaan gue sih ra?? Kenapa?" Tanya nuca yang mulai meninggikan suaranya. Tiara yang dibentak pun mulai meneteskan air mata.
"Dan gara-gara loe juga keisya masuk rumah sakit" bentak nuca lagi. Tiara terkesiap kaget mendengar ucapan nuca. Lalu dirinya pun pergi meninggalkan nuca menuju rumah sakit.

SKIP

Sesampainya dirumah sakit tiara pun langsung menghampiri papa dan mamanya yang sedang berada didepan pintu UGD. Gilang pun juga sudah ada disana.
"Ma, pa, kak. Keisya kenapa?" Tanya tiara khawatir.
PLAKK
Sebuah tamparan langsung menghantam pipi kirinya. Tiara menatap papanya kaget. Papanya memang sudah tak pernah perhatian padanya, tapi sekarang papanya sudah mulai ringan tangan padanya.
"Papa kenapa tampar tiara?" Tanya tiara dengan suara yang mulai bergetar menahan tangis.
"Masih tanya kenapa? Lihat keisya didalam itu gara-gara kamu merebut nuca dari keisya. Seharusnya kamu itu sadar dengan tindakan kamu jangan egois." Ucap papanya emosi.
"Tapi tiara gak lakuin itu pa" jawab tiara pelan.
"Kamu itu memang anak yang tidak berguna" ucapan papa tiara kali ini membuat dada tiara semakin sesak. Dirinya mulai terisak kecil, tak kuat rasanya berada di posisi yang sangat tiba-tiba ini.
"Dok, keadaan anak saya bagaimana?" Pertanyaan mamanya membuatnya kembali sadar dalam renungannya.
"Dia harus segera mendapatkan donor ginjal, keadaannya sangat melemah" jawab sang dokter. Gilang yang mendengar jawaban itu merasakan kakinya semakin melemas. Adik kecilnya kini terbaring lemah. Gilang mulai menatap tiara tajam lalu menariknya menuju taman rumah sakit.
"Keisya salah apa sih sama loe? Kenapa loe setega itu buat ngerebut nuca dari dia ha?? Kalau emang loe suka sama nuca seharusnya loe buang perasaan loe itu. Nuca sama keisya itu saling cinta" ucap gilang dengan tajam. Gilang marah melihat kondisi keisya yang memburuk. Adik yang di jaganya agar tidak terluka kini terbaring lemah karena gadis didepannya.
"Tapi aku gak lakuin itu kak" jawab tiara pelan.
"Loe pikir gue percaya?" Tanya gilang tajam.
"Ternyata bener kata keisya. Loe gak sebaik yang gue kira" lanjutnya dan mulai meninggalkan tiara sendiri yang sedang menangis.
"Hiks...hiks. sebenarnya ini kenapa sih? Gue gak tau siapa yang nyebarin foto itu. Tapi kenapa gue yang disalahin?" Gumam tiara.
"Bundaaa .... tiara takut" ucap tiara pelan.










Bersambung......
Hehehe semoga gak mengecewakan yaa. Jangan lupa vote and comment. Sampai jumpa di part selanjutnya😉

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang