Part 15

287 27 12
                                    

Hallo. Masih nunggu cerita ini kahh?? Sorry for typo guys🙏 selamat membaca 😉






Hari minggu pagi tiara gunakan untuk membuatkan makanan kesukaan papanya. Ayam goreng kecap. Dulu dia dan sang bunda sering membuat makanan ini untuk sang papa dan semoga kali ini papanya suka. Tiara sangat berharap hubungan nya dengan sang papa bisa membaik. Meskipun dulu papa nya jarang mempunyai waktu untuknya namun papanya selalu bersikap hangat padanya.
"Hay sayang, kamu masak apa?" Tanya mamanya yang baru turun dari kamarnya dengan penampilan yang cukup rapi.
"Ini ma aku buat makanan kesukaan papa. Mama kok rapi banget?? Mau kemana??" Tanya tiara
"Mau ke bandung ada acara keluarga disana" Jawab mamanya.
"Tiara boleh ikut?" Tanya tiara penuh harap
"Bo.."
"Kamu dirumah saja. Jaga rumah" Potong sang papa
"Tapi pa, tiara pengen ikut" Ucap tiara memelas.
"Udahlah pa, ajak saja" Bela sang mama
"Tidak. Dia bukan siapa-siapa dan tidak perlu ikut dalam acara ini." Tegas sang papa
"Tapi pa, tiara kan anak papa udah jadi anaknya mama juga kenapa gak boleh?" Tanya tiara lagi
"Karena kamu anak dari orang yang tak pernah saya cintai" Jawab papanya datar.
DEGHH
Apa lagi ini?? Kejujuran apa lagi yang harus tiara terima.
"Maksut papa?" Tanya tiara pelan.
"Dulu papa dan bunda mu dijodohkan ketika papa sudah menikah dengan ratna. Papa sudah menolak namun ayah papa memaksa. Akhirnya dengan terpaksa saya menikahi bundamu dan meninggalkan ratna. Tepat saat kakekmu meninggal papa bertemu lagi dengan ratna, papa kembali dengan nya dan akhirnya ratna hamil keisya yang kebetulan bundamu sedang mengandung kamu. Papa tidak pernah mencintai bunda mu" Ucap sang papa. Tiara shock. Ternyata papanya tak pernah mencintai bundanya dan mungkin juga tak menginginkan kehadirannya.
"Pa, kenapa dikasih tau" Ucap ratna yang mulai iba dengan keadaan tiara yang sudah menangis.
"Biarkan ma, supaya dia tau apa yang sebenarnya terjadi" Jawab alex papanya.
Sedangkan gilang dan keisya yang baru saja turun hanya mampu terpaku ditempatnya mendengarkan apa yang papanya ucapkan. Dada keisya sesak melihat tiara yang kini menangis. Namun egonya masih menguasai dirinya.
"Biarin aja ma dia tau. Supaya sadar diri kalau dia itu bukan siapa-siapa disini" Ucap keisya yang sedari tadi hanya diam.
"Asal loe tau ra, dari kecil gue udah iri sama loe yang selalu dapetin kasih sayang papa. Loe udah ngerebut kasih sayang papa dari gue. Dan sekarang loe udah tau semuanya kan?? Jadi gue harap loe gak perlu lagi mengharap apapun dari papa" Tambahnya
"Kei kamu gak berhak ngomong seperti itu" Bentak mamanya.
"Kenapa ma?? Bukannya gara-gara bunda dia mama kehilangan papa?? Aku cuma gak mau keluarga kita kepisah lagi ma" Ucap keisya yang membuat semua orang diam. Gilang tau keisya sangat menyayangi papanya. Dia hanya tidak ingin kehilangan papanya lagi. Gilang pun juga begitu, namun melihat tiara yang menangis seperti itu membuatnya merasakan apa yang tiara rasakan juga.
"Kamu tenang saja. Kamu masih bisa tinggal disini dan saya akan menafkahi kamu juga. Tapi jangan berharap lebih untuk mendapatkan kasih sayang saya. Karena saya hanya menyayangi keluarga saya ini" Ucap sang papa lalu berlalu pergi, diikuti keisya dan mamanya yang mencoba menahan amarahnya pada suaminya itu. Kenapa harus sekarang rahasia itu terbongkar.
Setelah kepergian keluarganya tiara memukuli dadanya yang sangat sesak.
"Hikss.. Kenapa semua ini terjadi sama gue. Gue gak tau apa-apa tapi kenapa semuanya harus kayak gini." Ucap tiara pelan. Gilang yang sudah tidak kuat melihat gadis itu menangis pun menghampirinya dan menghapus air mata tiara.
"Kak gilang??" Tiara kaget saat sebuah tangan menghapus air matanya.
"Gue tau yang loe alami saat ini pasti sakit. Tapi gue juga sakit saat dulu papa tiba-tiba ninggalin gue dan mama yang saat itu lagi ngandung keisya. Gue harap loe bisa mengerti" Ucap gilang datar lalu berlalu meninggalkan tiara sebelum sebuah tangan menahan lengannya.
"Maafin bunda tiara ya kak, maafin tiara juga yang udah ngehancurin keluarga kakak. Maaf" Ucap tiara pelan sambil menundukkan kepalanya. Gilang hanya tersenyum tipis lalu benar-benar pergi meninggalkan tiara. Tiara hanya mampu menangis. Masih terlalu terkejut dengan apa yang baru saja dia ketahui.
"Bunda, tiara harus apa?" Batin tiara pelan.






Gimana nih part ini?? Maafin author yaa kalau jalan ceritanya semakin lama semakin ngawur dan gak jelas😆 jangan lupa vote and comment. Sampai jumpa di part selanjutnya 🤗

Berawal Dari TatapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang