Indra hari ini akan pergi ke bandung bersama dengan Nicho, David dan tentunya juga istrinya.
Nicho merangkul bahu saudaranya itu "Bandung bro, kota kelahiran Dania" bisiknya pelan.
David tak merespon, ia tidak tau harus bagaimana papah nya mengatakan David dan Fania akan melangsungkan acara pertunangannya disana.
"Gue gak mau tunangan Nic" ujarnya terdengar sendu.
Sampai di Bandung, mereka langsung menuju ke rumah tempat mereka tinggal, wajah David masih terlihat lesu.
Setelah memastikan istri dan anak-anaknya masuk ke dalam rumah, ia langsung pergi tanpa pamit.
****
Dania berencana hari ini akan pergi ke Bandung, entah kenapa dia tiba-tiba rindu pada kedua orang tuanya yang sudah lama meninggalkannya sendiri.
Ia tidak memberitahu siapa-siapa tentang kepergiannya ke Bandung karena menurutnya semua orang yang ada di sekitarnya itu tidak penting.
Entahlah sejak kepergian David dari hidupnya membuatnya jadi seperti ini.
"Bandung" ujarnya saat sampai di depan rumahnya dulu, rumah yang di tempati bersama dengan keluarganya.
Dret...drett
Ponselnya berbunyi, ia mengernyit kala melihat bahwa yang menelpon itu adalah nomor yang tidak ia kenali.
Karena ia tipe orang yang malas ngangkat telepon dari nomor yang tidak di kenal akhirnya ia memutuskan untuk tidak mengangkat telepon itu.
Dania membuka pagar rumahnya, rumah besar ini sepertinya sedang tidak berpenghuni "Loh" kaget Dania saat melihat seorang pelayan yang sedang menyiram tanaman di depan rumahnya.
Asisten rumah tangganya itu juga ikut kaget melihat Dania "Nyari siapa?" Tanyanya sopan.
Dania menggaruk kepalanya yang tidak gatal, seketika dia merasa kikuk sendiri padahal ini di rumahnya sendiri.
"Nyari Aulia, ada gak bi?".
"Oh non Aulia, ada di dalam" ujarnya, ia mematikan keran air yang menyala "Ayo masuk."
Asisten rumah tangga itu membukakan pintu rumah, ia mempersilahkan Dania duduk terlebih dahulu lalu beranjak untuk pergi memanggil Aulia.
Tak berapa lama, Aulia datang dengan wajah khas bangun tidurnya "Astaghfirullah" kagetnya kala melihat Dania yang tengah duduk di depannya.
Ia menepuk kedua pipinya.
"Aduh, gue kek nya perlu cuci muka dulu deh" ujarnya.
Dania terkekeh melihat tingkah abstrak sepupunya itu, dia tau kedatangannya pasti membuat cewek itu tidak percaya "Alay lo" cibirnya.
Aulia langsung menghampiri Dania, lalu duduk di sampingnya. Ia memegang kedua tangan Dania "Beneran Dania?" Tanyanya tidak percaya.
Dania hanya mengangguk "Lo kira setan?".
"AAAAA, DANIA" Aulia berteriak heboh sembari memeluk Dania erat, dia tidak menyangka sepupunya akan datang ke Bandung setelah sekian lama pergi meninggalkan Bandung.
Dania berdecak kesal, ia melepaskan pelukan Aulia "Please jangan alay" ejeknya.
Aulia hanya bisa menyengir tanpa dosa "Gimana ya Dan, orang gue aja kangen banget sama lo."
Dania tak menanggapi "Apa kabar lo?" Tanya Dania berbasa-basi.
"Baik, lo gimana?" Tanyanya balik.
Dania tersenyum kecil "Bagus kalo baik, kalau gue sih biasa aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
DaviDania [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Dania anastasya cewek pendek, jelek tapi tidak terlalu dan dia juga termasuk pendiam itu yang membuatnya sering di bully oleh temannya. Pewaris tunggal keluarga Adiputra, tapi dia memilih meninggalkan semua hartan...