Part 13.Waiting.

283 20 6
                                    


"Hey sayang, bangunlahku mohon.... Tidakkah kau merindukanku? Hey aku merindukanmu gadis manisku, cepat bangun sayang.... Aku ingin melihat senyum dan mendengar ocehan-ocehanmu..... Lihat, aku masih menunggu disini dan akan terus menunggumu sayangku.."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kini Angga sudah berada di rumah sakit, dia duduk termenung di salah satu kursi depan ruang UGD.
Angga terus saja memainkan jarinya, dan sesekali melirik kearah pintu.
Leo, orang kepercayaannya pun tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
Anggara Lexia, seseorang yang dikenal memiliki hati yang dingin dan kejam, dikejar banyak wanita, sekarang terlihat tidak berdaya dan lemah karena satu wanita.

Setelah beberapa waktu menunggu, akhirnya pintu ruangan itu terbuka diiringi dengan dokter yang keluar dari ruangan.
Angga yang melihat itu lantas berdiri dan menghampiri dokter itu dengan raut wajah khawatir.
"Bagaimana dok?! Bagaimana keadaannya?!" Tanya Angga tidak sabar karena kekhawatirannya.
Dokter itu membuka maskernya dan mulai berbicara.
"Luka di area selangkangannya cukup parah, seperti sesuatu di masukan secara paksa ke area vitalnya beberapa kali, dan itu harus mendapat sedikit jahitan, namun sekarang nona baik-baik saja." Ucap dokter itu menjelaskan.
Hati Angga berdenyut sakit mendengar penuturan dokter.
"Namun maaf tuan, nona saat ini mengalami koma." Angga yang mendengar itu lantas menatap dokter dengan sorot mata tidak percaya.
"Koma?!"
"Iya tuan, karena hantaman kuat di area kepala belakangnya, nona kini koma." Lanjut dokternya.
Seketika lutut Angga terasa lemas dan diapun terduduk di kursi dengan tatapan kosong.
"Tenang tuan, nona akan baik-baik saja, kita hanya perlu berdoa untuk kesadaraannya." Ucap Leo upaya menenangkan Angga.
"Jangan khawatir?!!" Tiba-tiba saja emosi Angga memuncak, diapun berdiri dan mencengkram kuat kerah Leo.
"KAU BILANG TENANG?!! KEKASIHKU SEDANG KOMA DAN KAU MENYURUHKU UNTUK TENANG?! HAH?!!" Angga berteriak cukup keras karena emosinya.

Seperti di tarik kealam sadar, Angga langsung melepas cengkramannya.
"Maaf Leo, saya hanya..." Ucap pelan Angga meminta maaf.
"Tidak apa tuan, saya mengerti." Ucap Leo memotong ucapan tuannya, dan Leo memberikan pelukan hangat seraya menepuk pelan punggung tuannya.
Memang, status mereka hanya Atasan dan bawahan.
Tapi Leo sangat menyayangi Angga seperti adiknya sendiri, begitupun sebaliknya.
Melihat tuannya seperti ini membuat hati Leo berdenyut sakit.
Selama ini hanya Leo yang menemani Angga, bahkan ketika Ibunya pergi meninggalkan, hanya Leo yang berusaha menopang Angga untuk bangkit.
Leo sudah mengetahui seluruh seluk beluk hidup Angga, dan seluruh kekejaman Angga, sebelum Angga bertemu kembali dengan Aulia.

Kini Aulia sudah di bawa ruang perawatan khusus atas permintaan Angga.
Angga dan Leo memasuki ruangan itu, Leopun mendudukan Angga pelan di kursi dan melangkah pergi, memberikan privasi untuk tuannya.

Angga menggenggam tangan Aulia dan mulai terisak pelan....

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

4 bulan kemudian....

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, Angga melangkahkan kakinya masuk keruangan yang biasa dia datangi beberapa waktu ini.
Dia melihat gadis yang sangat dia cinta masih saja terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit, tanpa ada sedikitpun tanda dia akan bangun dari komanya.
Angga mengecup pelan keningnya Aulia, dan mengusap lembut pipi gadis itu.

4 bulan sudah Angga masih terus menunggu sadarnya Aulia dari komanya.
Selama 4 bulan juga, kondisi Angga sangat tidak stabil, dia depresi dengan apa yang terjadi, dan terkadang bisa brutal.
Bahkan ketika dia pergi kesekolah, raut wajahnya selalu tampak dingin.
Tak sedikit yang bertanya tentang perginya Aulia, dan Angga hanya menceritakan kalau Aulia diculik seseorang, dan kini Aulia di rawat di rumah sakit karena koma.
Saat Angga mulai kembali depresi, dia akan pergi ke club dan minum sepuasnya, tak jarang banyak jalang yang menggodanya.
Namun Angga sama sekali tidak tertarik, dia hanya akan menyewa salah satu jalang ketika dia tertarik untuk bersenang-senang.
Kalian pasti paham yang Angga maksud 'bersenang-senang' bukan?
Yup! Bersenang-senang dengan cara menyiksa, dan mendengar setiap jeritan kesakitan korbannya.
Kemana Ibu Angga? Ibu Angga sudah meninggal sekitar 1 bulan yang lalu.
Ibunya ditemukan dengan keadaan mengenaskan, tubuhnya tidak utuh dan terpotong-potong.
Sampai saat inipun, polisi tidak menemukan sedikitpun titik terang dari kasus kematian Ibu Angga. Ya pasti kalian akan tau siapa pelaku sebenarnya, Anggalah pelakunya.
Saat itu Ibunya datang kerumahnya dan mengemis meminta pinjaman kepada Angga.
Angga menolak permintaan Ibunya, dan alhasil Ibunya pun menghina dengan kasar Angga.
Angga yang saat itu dalam keadaan depresi dan brutal, langsung memakai sarung tangan dan membekap mulut Ibunya, membuat wanita itu pingsan, Anggapun membawanya ketempat bermain dan melancarkan aksinya disana diiringi dengan jeritan-jeritan Ibunya.
Setelah selesai, Angga memasukan potongan-potongan tubuh itu keadalam karung dan membuangnya ketempat lain, tak lupa juga dia menghapus semua jejak yang ada.

Kini Angga terduduk di kursi samping ranjang Aulia, dia mengusap lembut punggung tangan gadis itu.
Angga selalu datang ke rumah sakit, untuk menemani Aulia, diapun tak jarang menceritakan apa saja yang terjadi di keseharian Angga.

AnggaPOV....

Kini aku terduduk di kursi samping ranjang gadisku.
Sudah 4 bulan berlalu, namun tidak ada tanda Aulia akan sadar.
Namun aku bersyukur, dokter mengatakn bahwa kondisi Aulia sudah mulai membaik dan stabil, hanya tinggal berdoa untuk kesadarannya.
"Hey tomat merah, aku datang lagi....ayo bangun, apa kau tidak merindukan pria tampan yang mirip artis kesukaanmu ini hm?" Aku berbicara seraya mengusap lembut punggung tangan Aulia dan tertawa kecil.
"Hahaha, aku yakin kau akan memukul kepalaku ketika aku mengatakan itu." Aku tersenyum tipis dan menggenggam erat tangan itu.

"Hey sayang, bangunlahku mohon.... Tidakkah kau merindukanku? Hey aku merindukanmu gadis manisku, cepat bangun sayang.... Aku ingin melihat senyum dan mendengar ocehan-ocehanmu..... Lihat, aku masih menunggu disini dan akan terus menunggumu sayangku.." Ucapku seraya meneteskan airmata.
Aku mengecup pelan kening Aulia dan mencium lebih lama bibir manisnya, berharap dia akan sadar layaknya putri-putri di negeri dongeng.
Aku sangat berharap dia lekas sadar dan aku bisa menatap mata indah itu lagi.
Selama ini banyak yang mendekatiku, tapi aku tidak pernah sedikit pun tertarik pada yang lain, tidak pernah.
Walaupun mereka cantik dan lebih menarik dari Aulia, karena pikiran, hati, dan mataku hanya tertuju ke Aulia.
Aku akan tetap menunggunya, tak perduli seberapa lamapun itu.




AuthorPOV.....

Tanpa sadar kini Angga tertidur di samping Aulia dengan keadaan kepala di atas ranjang dan tangan yang tetap menggenggam erat tangan itu.
Dan tanpa dia sadari juga, jari Aulia bergerak pelan diiringi dengan perlahan terbukanya mata Aulia.
Bibir Aulia bergerak pelan memanggil nama yang selama ini nantikan untuk lihat.
"Angga...." Ucapnya pelan.












°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°′°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Hay! Gimana2?
Baper nteu?
Tidak? Yaudh:v
Dadah kalian see u in the next chapter yo!!!! Wuf yyou!

My Boyfriends is A PyschopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang