2.Dia Pyschopath?!

1.9K 78 3
                                    

*Keesokan Paginya....

Tok!Tok!Tok!

Aku terkejut dan langsung membuka mataku.

"Aulia! Ayo bangun! Sudah pagi, hari ini kan hari pertamamu sekolah! Jangan sampai terlambat!" Teriak Ibuku dari luar kamar.

Aku langsung bangun dan duduk seraya menggosok-gosok mataku.

"Iya bu!" Sahutku dari dalam.
Aku pun segera bangun dari ranjang empukku dan segera melaksanakan ritual mandiku.

Skip

Setelah selesai mandi dan bersiap, aku turun untuk sarapan.
"Lia, mungkin hari ini ayah dan ibu tidak bisa pulang...banyak kerjaan yang harus kami kerjakan...tidak apa-apa kan?" Tanya Ibu di tengah-tengah kami sarapan.

Yeah~ aku memang terbiasa sendiri di rumah.
ayah dan ibuku selalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Ayah yang bekerja sebagai CEO sebuah perusahaan, dan Ibu yang merupakan sekretaris Ayah.

"Iya bu tidak apa." Hanya itu yang bisa ku jawab setelah mendengar pertanyaan Ibu tadi.

'Fiuh~ bakal sendiri lagi di rumah.' Batinku seraya menghabiskan sarapanku.

Setelah selesai sarapan, aku langsung berangkat ke sekolah di antar Ayahku.
"Bu aku berangkat!" Ucapku seraya mencium tangan Ibuku.

15 menit kemudian

Kini aku sudah sampai di sekolah, akupun langsung mencari keberadaan ruang guru.

"Permisi." Salamku seraya mengetuk pintu ruang guru.
Lalu sapah satu guru perempuan menengok kearahku.
"Maaf bu..." ucapku seraya memandang guru tersebut.
"Iya, ada apa ya nak?" Tanya Ibu guru tersebut.
"Perkenalkan nama saya Aulia Aghata, saya murid pindahan bu, saya sedang mencari dimana kelas saya, makanya saya kesini mau bertanya." Ucapku seraya tersenyum malu.
"Aulia Aghata..." Ucap Ibu itu sedikit menggantung.
"Oh! Murid pindahan dari Bandung ya?" Sambung Ibu itu seraya bertanya kembali untuk memastikan.
"Iya bu benar." Jawabku ramah.
"Kenalkan nama ibu, Ibu dewi, saya adalah Wali Kelas kamu." Ucap Ibu Dewi seraya mengulurkan tangannya.
"Salam kenal bu." Sahutku ramah seraya menyambut uluran dan tersenyum.
"Nanti kamu ke kelas bersama Ibu saja ya?" Tanya Bu Dewi.
"Baik bu!" Jawabku sedikit semangat.

Setelah Ibu Dewi selesai dengan urusannya, kami pun segera masuk ke kelas yang akan aku tempati

'Kenapa mereka memandangku begitu? Apa ada yang aneh di tubuhku?' Batinku seraya mengedarkan pandanganku keseluruh dalam kelas.
Dan aku terkejut, ternyata di kelas itu ada pemuda yang sering memperhatikanku.

'D-dia satu kelas denganku?! Oh astaga! Kenapa harus dia?!' Runtukku dalam hati.

"Nah semuanya! Ibu Minta waktunya sebentar, perkenalkan ini Aulia, dia adalah murid baru disini." Ucap Ibu Dewi seraya tersenyum.
"Ayo nak perkenalkan dirimu." Perintah Ibu Dewi kepadaku.
Aku pun mengangguk dan melangkah satu langkah kedepan.

"Selamat pagi! Perkenalkan semuanya, namaku Aulia Aghata, bisa di panggil dengan Aulia atau Lia saja, semoga kita semua bisa berteman dengan baik." Ucapku memperkenalkan diri dan tersenyum ramah.

Semua menyambut dan memberi respon yang baik, kecuali pemuda itu.
Ya! Pemuda itu hanya memandangku dengan tatapan dingin dan tanpa respon apapun.
'Tatapannya dingin sekali.....menakutkan!' Batinku bergidik ngeri.

Author POV....

Perkenalkan Aulia cukup singkat dan di terima dengan baik oleh seluruh teman sekelasnya.
Kecuali, pemuda itu, yang hanya memandang Aulia dingin.

Dan sialnya, Aulia malah di suruh duduk disamping Pemuda itu, karena tidak bisa menolak, Aulia hanya mengangguk patuh dan segera duduk di samping pemuda itu, pemuda itu hanya melirik sekilas tanpa berbicara apapun.

'Kenapa harus di samping pemuda ini sih?!' Geram Aulia dalam hati.

Pemuda POV...

'Huftt~ Bu Riska lama sekali datangnya..membosankan!.' Gerutuku dalam hati.

Tak lama seorang guru masuk, bukan Bu Riska, melainkan Wali Kelas kami bersama seorang gadis di sampingnya.

'Tunggu! Gadis itu kan!' Aku terkejut ternyata gadis yang bersama Bu Dewi adalah gadis yang sering ku perhatiin.

Gadis itu memperkenalkan dirinya.
'Gadis yang manis...'
'Oh jadi namanya Aulia..gadis yang cantik.' Batinku

Saat Bu Dewi menyuruh Aulia duduk di kursi kosong samping, terlihat ada penolakan di tatapannya, tapi dia tidak bisa menolak dan menggangguk patuh.

'Ah~ dia akan duduk di sampingku? Ini akan menarik.' Batinku seraya tersenyum miring.
Aku hanya meliriknya sekilas ketika dia duduk di sampingku.

'You will be mine, Aulia.' Batinku.

Author POV...

Kring!!!...

Bel istirahat sudah berbunyi, pelajaran di lewati dengan bisu oleh pemuda itu maupun Aulia, tak satupun dari mereka berdua yang membuka pembicaraan.
Walaupun yang lain mengajak Aulia berbicara, hanya pemuda itu yang tetap diam, seperti sekarang, pemuda itu hanya diam memandang pemandangan di luar jendela.


Aulia POV....

Saat aku mendengar Bel istirahat aku sangat seneng, karena aku akhirnya bisa istirahat dari aura yang menyeramkan ini.
Aku melirik sekilas pemuda itu.

'Ck! Dingin sekali! Apa dia sebelumnya tinggal di kutub utara?' Gerutuku dalam hati.

Tiba-tiba ada gadis sekelasku menghampiriku.
Dia gadis yang manis, imut, dan ceria.
"Halo Aulia!" Sapanya dengan semangat.
"H-halo." Balas ku dengan senyum malu.
Kudengar gadis itu tertawa kecil melihat balasanku.
"Kau lucu! Oh iya, nama aku Sasha!" Ucapnya memperkenalkan diri.
"Halo Sasha." Sahutku dengan tersenyum.
"Aulia ayo ke kantin!!" Ajak Sasha dengan semangat.
Belum sempat menjawab, tangan ku sudah di tarik lebih dulu oleh Sasha kekantin.

Setelah sampai kantin ku lihat Sasha memesan makanan dan minuman, sedangkan aku hanya ingin minum saja.
Kami duduk di ujung, dan saling bertukar cerita.
Tiba-tiba aku jadi ingin tahu soal pemuda yang ada di sampingku itu.

"Eum...Sasha...aku boleh bertanya?" Tanyaku.
"Hu'um! Tentu boleh!" Jawabnya dengan sedikit semangat dengan makanan yang sedikit penuh di mulutnya.
"Eum...begini, kau tau kan pemuda yang ada di sampingku, apa dia memang selalu terlihat dingin seperti itu?" Tanyaku to The Point.

Kulihat Sasha sedikit menarik nafas.
"Oh dia...." Ucap Sasha menggantung.
Aku menyimak dengan serius menunggu kelanjutan ucapannya.
"Jadi gini...pemuda itu adalah murid pindahan sepertimu....dia pindah 7 bulan sebelum kamu, dari rumor yang kudengar, dia pindah karena dia di keluarkan dari sekolahnya yang lama karena satu peristiwa." Sambung Sasha.

Aku menautkan kedua alisku bingung, lalu aku pun membuka mulut.
"Peristiwa? Peristiwa apa?" Tanyaku bingung.
"Dari rumor yang ku dengar, dia di sekolah yang dulu pernah hampir menghilangkan nyawa seseorang dan pernah membuat orang kritis di rumah sakit...saat di tanya anggota kepolisian, dia hanya bilang "Saya hanya memberi keadilan" dan selalu mengelak jika dia salah, akhirnya karena di anggap gila, dia di masukan ke rumah sakit jiwa selama 1 bulan, dan akhirnya pindah....dari awal masuk dia sudah dingin seperti itu." Jawab Sasha sedikit panjang lebar.

Aku yang mendengar cerita Sasha hanya bisa diem terkejut dan minum.
"M-maksudmu dia seperti pyschopath?" Tanyaku kembali.
"Eum mungkin, beberapa bulan yang dulu, salah satu pernah mempergokinya sedang melukai tangannya sendiri dan membunuh seekor kucing dengan kejam." Jawab Sasha seraya bergidik ngeri.

Setelah itu tak ada obrolan yag keluar dari mulut kami.
Hingga bell pun berbunyi, dan kami memutuskan untuk kembali kekelas setelah membayar jajanan kami.

Dia pyschopath?!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

SEE U IN THE NEXT CHAPTER!!


Paw🐾
AuliaPra17

My Boyfriends is A PyschopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang