4.The Memories

1.1K 58 0
                                    

Setelah aku selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar untuk makan malam.
Saat sampai di meja makan, dapat kuhirup bau harum masakan yang Ibu masak.

"Hum~ harum~." Pujiku.
Ibu hanya tersenyum dan menghidangkan makanan di depan ku dan Ayah.
Dan kami memulai makan malam, saat makan malam kami saling berbincang dan tertawa karena lelucon kecil Ayah.
Setelah selesai makan, aku membantu Ibu membereskan piring-piring kotor dan mencucinya.
Setelah semua selesai, aku masuk ke kamar untuk berbaring, sungguh, rasa pusing di kepalaku belum sepenuhnya hilang.
"Ck! Pusing sekali." Gerutuku.
"Ah mungkin dengan tidur, rasa sakitnya akan perlahan hilang." Ucapku sendiri
Akupun menarik selimut hingga sebatas dada dan memejamkan mataku, lalu tertidur.

"Liaaaaa!!! Jan tinggalin aku!!!! Aku mohon!!!" Kata seorang anak laki-laki seraya berusaha melepaskan pegangan sang Ayah.
"Bu!!! Lepasin Lia!! Lia mau sama Gaga!!" Kini seorang gadis yang memohon kepada Ibunya untuk melepaskannya.
Namun, tampaknya sang Ibu tidak memperdulikan permintaan sang anak, dan malah tetap menarik tangan sang anak masuk ke ruangan.

Saat di ruangan, gadis itu di dudukan Ibunya di sebuah kursi.
Lalu, tiba-tiba datang seorang pria, pria itu terlihat membawa sebuah suntikan.
"Ibu!! Siapa pria itu?! Dimana Gaga?!" Sang gadis terlihat ketakutan pada pria itu, ia terus menarik-narik tangan sang Ibu, berharap segera pergi dari ruangan itu.
"Diam!! Kau diam saja dan turuti Ibu!!" Bukannya menjawab pertanyaan sang anak, sang Ibu malah membentak gadis itu.
Mendengar bentakan Ibunya, gadis itu menundukkan kepala dan terdiam seribu bahasa.
Tiba-tiba saja, gadis itu merasakan benda dingin yang menembus kulitnya.
Ya! Pria tadi menyuntikan cairan ke lengan gadis itu.
Detik berikutnya yang di rasakan gadis itu adalah, rasa terbakar hebat di kepalanya.
Dia merasa sangat kesakitan, namun sang Ibu hanya memperhatikan saja.
Pandangan gadis itu menjadi kabur, dan akhirnya gadis itu jatuh pingsan.
Terakhir yang dia ucapkan adalah "Gaga..."

"Aaaaa!!" Spontan aku berteriak.
Aku melihat kesekelilingku.
"Aku di kamar..." Gumamku seraya menetralkan detak jantungku.
Untung saja teriakanku tidak membuat Ibu terbangun.
Aku menyandarkan tubuhku ke belakang.
"Aku bermimpi apa?? Siapa Gaga? Siapa Lia?" Gumamku sendiri.
Karena tidak mau terlalu memikirkan, aku memilih tidur kembali.

di tempat lain

Angga POV......

Jam menunjukan pukul 11.30 malam.
Setelah mengantar Aulia, aku tak langsung pulang, melainkan aku mencari mangsa seperti biasa.
Aku melangkahkan kakiku masuk kedalam rumah.
Dan hal yang pertama aku lihat adalah kondisi Ibu yang terlihat berantakan, baju kerja yang terbuka dan didepannya terdapat beberapa botol bir.
"Aku pulang." Ucapku saat masuk ke rumah.
"Darimana saja? kenapa baru pulang?" Tanya Ibuku dengan wajah sedikit memerah karena mabuk.
"Habis pergi dengan teman." Jawabku asal.
"Oh baiklah, masuk kamar sana." Ucap Ibu acuh.
Aku langsung kekamar tanpa memperdulikan kondisi Ibuku, karena itu sudah menjadi hal biasa setelah kematian Ayahku.
Saat di kamar aku duduk di pinggir ranjang dan mengambil selembar foto.
Ya! Itu adalah fotoku dengan seorang gadis kecil yang sangat aku sayangi, gadis manis, imut, periang, dan selalu sabar dengan sikapku.

Flashback ON....

"Gaga!!!! Lari kamu cepet banget ih!! Aku cape tau!!" gadis kecil itu seraya memajukan bibir kecilnya.
"Salahmu sendiri....dasar lambat." Kataku cuek.
"Ugh! Menyebalkan!!" Ucapnya kesal seraya melipat kedua lengannya dan memasang wajah marah yang malah terlihat imut.
"Ni." Ucapku seraya menyodorkan sebotol air mineral
"Untukku?" Tanyanya seraya menatapku.
"Memang untuk siapa lagi? Tidak mau?" Tanyaku kembali seraya menaikkan sebelah alisku.
"Aaaaaa~ mauuuulahhhh." Jawabnya seraya mengambil botol minum yang kuberikan dan memajukan bibir mungilnya.
Aku hanya terkekeh pelan melihat tingkah manisnya.
"Hm ya sudah, cepat minum, lalu kita pulang." Ucapku seraya tersenyum kecil.
"Siap!" Sahutnya dengan semangat.

Aulia, dia adalah teman sekaligus orang yang kusayang di waktu kecil.
Umur kami hanya berbeda 1 tahun, dia saat itu berumur 6 tahun, sedangkan aku berumur 7 tahun.
Pertemuan singkat kami di sebuah taman kecil menjadikan kami sangat dekat.
Dia selalu membuatku tersenyum kecil dengan segala tingkah manisnya, dia selalu ceria walaupun aku sering menanggapinya dengan cuek.
Aku memanggilnya dengan nama Lia dan dia memanggil ku Gaga.
Aku sering ke rumahnya dan kenal dengan Ayah-Ibunya, begitupun sebaliknya.
Namun, kedua orangtua kami belum saling mengenal.
Namun, satu kejadian yang membuatku benci kepada kedua orang tua Aulia, dan itu terjadi sehari setelah ulang tahunku berlangsung yang membuat kedua orang tua kami saling mengenal.

"Liaaaaa!!! Jan tinggalin aku!!!! Aku mohon!!!" Teriakku memohon seraya berusaha melepaskan pegangan Ayahku.
Tapi Ayahku tetap saja mencengkram lenganku kuat.
Saat aku melihat ke arah Auliia dibawa, dia sudah tidak ada..
"Ayah!! Lepaskan aku!! Aku ingin bersama Lia!! Jangan pisahkan kami!!!" Teriakku pada Ayah yang terus mencengkram lenganku kuat.
"Sudah! Biarkan saja dia pergi!!" Bentak Ayah padaku.
Aku merasa kemarahanku sudah mencapai puncak, tanpa aku sadar, aku mengambil sebuah pisau buah yang berada di meja dekat Ayahku dan menusukan berkali-kali ke perut Ayah.
"Sudah kukatakan! Jangan pisahkan kami!!!" Teriakku seraya menusukan pisau berkali-kali.
Yang Ayahku lakukan hanya meronta dan berusaha menghentikanku, tapi entah setan apa yang merasukiku, aku tetap melakukannya hingga Ayah tidak lagi bergerak.
Saat tersadar aku menjatuhkan pisau yang genggam, dan memandang jasad Ayah yang malang, darahnya banyak mengenai bajuku.
Namun, aku tidak peduli, aku berdiri dan berlari seraya membawa pisau tadi menuju ruangan di mana Aulia berada, aku menendang pintu itu kuat.
Sayang sekali, Aulia sudah tidak ada disana, di ruangan itu hanya ada seorang pria yang sedang merapikan dirinya sendiri.
Pria itu nampak terkejut karena pintu terbuka, dan kondisiku yang berlumur darah dan menggenggam sebuah pisau.
"A-angga?! Apa yang kau lakukan?! Kenapa bajumu penuh darah seperti itu?!" Tanya pria itu seraya melihatku.
"Dimana Aulia?!" Aku sedikit berteriak dan menatap dingin kearah pria itu.
"Aulia? Hahahahah dia sudah pergi dan tidak akan pernah mengingatmu lagi Angga." Jawab pria itu seraya tertawa keras.

Mendengar hal itu, aku langsung mendorong kuat dokter itu, lalu aku mengambil sebuah suntikan dari atas meja dan menusukkannya secara brutal ke wajah pria sialan itu, bahkan sampai mengenai matanya berkali-kali.
Dia hanya meraung-raung kesakitan, namun aku tidak peduli, aku terus melakukannya secara brutal, aku juga menusuk, menggores, menyayat pria itu dengan pisau yang ku bawa tadi.
Aku berhenti ketika pria itu sudah tidak bergerak dan aku juga terhenti karena teriakan Ibuku.
"AAAAAAAA!!!!!" Ibuku berteriak keras ketika melihat apa yang kulakukan.
Aku melihat kesumber suara dengan tatapan dingin dan sangat sulit diartikan, yang kulihat adalah, Ibuku jatuh terduduk dan terlihat memanggil polisi.
Akhirnya, polisi dan ambulans pun datang, mereka mengevakuasi jasad Ayah dan pria siialan itu, aku juga di bawa dan introgasi di kantor polisi, namun aku hanya diam dan menatap dingin kearah para polisi.
Mereka ingin menahanku, namun tidak jadi, karena aku yang masih di bawah umur.
Akhirnya mereka memasukanku ke dalam Rumah Sakit Jiwa karena, mereka beranggapan aku gila.
Setelah 5 bulan di rawat, aku melihat perubahan Ibu, mungkin karena dia benci padaku.
Sejak saat itu, aku tidak pernah menemukan keberadaan Aulia.

FlashbackOFF

Tak terasa airmata mengalir tiba-tiba, aku memeluk erat foto itu.
"Ini bukan salahku....andai waktu itu Ayah tidak memisahkan kami, semua ini tidak akan pernah terjadi." Gumamku.

"Aulia Aghata...."
"Gadis itu mirip dengan Aulia gadisku, aku akan memilikinya...pasti..walaupun dia bukan Aulia yang kucari, aku akan tetap memilikinya..." Gumamku sendiri.
"apapun caranya." Lanjutku seraya tersenyum miring.





~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Maaf bgt y gw harus mengulang semua dri awal:").
Tq yg udh baca, tinggalkan votmen kalian ya!

Paw🐾
AuliaPra17

My Boyfriends is A PyschopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang