3.He save me?

1.4K 71 0
                                    

Hari ini aku menjalankan pagiku seperti biasa, mandi, makan dan segera berangkat kesekolah.
Tapi, cerita Sasha kemarin, masih saja mengganjal di kepalaku.
Aku masih tidak menyangka kalau pemuda itu adalah seorang pyschopath.

Kring!!!..

Tidak terasa bell istirahat berbunyi, mungkin karena bapak Nanda terlalu banyak cerita jadi banyak yang mengantuk.

"Aulia! Ayo kekantin! Aku lapar~" Ajak Sasha dengan semangat.
"Eh? Ada apa? Kau sakit?!" Tanya Sasha sedikit heboh.
"Haish tidak...aku hanya tidak enak badan jadi mau di kelas saja." Jawabku santai.
"weh otak kau ini ketinggalan dimana huh?! Itu sama saja kau sakit Aulia!!!" Ucapnya kesal seraya mencubit pipiku kenceng.
"Aww!!! Sakit Sasha!!! Aku hanya ingin di kelas itu saja!" Sahutku kesal.
Dia melepas cubitannya dan memandangku sebal layak anak kecil.
"Huh! Ya sudah, mau menitip sesuatu?" Tawarnya.
"Tidak usah heheheh.." Jawabku seraya menggeleng dan mengusap-usap pipiku sakit.
"Ya sudah, kalau tidak kuat ke UKS saja ok?" Ucapnya memandangku.
Aku hanya mengangguk menurut.

Akhirnya Sasha pergi dan sekarang di kelas hanya ada aku dan pemuda itu, suasananya berasa menyeramkan.
Rasanya seperti, aku sedang bersama pembunuh bayaran yang kejam dan sadis.

Sesekali mataku melirik ke arah pemuda itu, dia sedang mendengarkan musik lewat salah satu earphone yang dia gunakan sebelah.

'Dia manis dan tampan....' Pujiku tak sadar dalam hati.
'Eh eh apaan!!! Kenapa aku malah terpesona!!?? No no tidak boleh!' Aku menggeleng-gelengkan kepala menepis kata-kata tadi.

"Kau tidak kekantin?" Tiba-tiba dia bertanya dengan nada dingin tanpa menengok ke arahku.
"T-tidak.." Jawabku gugup.
"Oh." Singkat, padat, jelas sahutannya.

'Uh kalau memang tidak niat bertanya, lebih baik tak usah!' Gerutuku dalam hati.

Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.
"E-eum...begini..."
"Apa?" Tanyanya meemotong.
"S-siapa namamu?" Tanyaku kembali seraya menundukan kepala.
"Anggara Lexia, panggil aja Angga." Jawabnya tanpa menengok.

"Ohhhh kenalin aku Aulia." Ucapku tersenyum.
"Udah tau." Sahutnya dingin.

Angga POV...

Hari ini seperti biasa.
Hhari yang membosankan untukku, aku memilih mendengarkan musik untuk menghilangkan rasa bosan.
Aku mendengar saat Aulia menolak ajakan Sasha yang ingin kekantin.
Sesekali aku meliriknya, sungguh dia sangat manis dan cantik di mataku.

"Kau tidak kekantin?" Tanyaku untuk memecah keheningan.
Dapat kulihat dari ujung mata, dia terlihat terkejut, karena ini pertama kali aku berbicara padanya.
"T-tidak..." Jawabnya sedikit terdengar gemetar(?).
"Oh." Sahutku dan kembali memperhatikan layar ponselku.

Setelah beberapa saat kami saling diam, tiba-tiba dia berbicara.
"E-eumm....begini...."
"Apa?" Tanyaku langsung memotong
"S-siapa namamu?" Tanyanya dengan menundukkan kepalanya.
"Anggara Lexia, panggil saja Angga." Jawabku tanpa menolah.
"Ohhhhh kenalin namaku Aulia." Ucapnya tersenyum.
"Udah tau." Sahutku dingin.
Aku melihat dari ujung mata, dia terlihat kesal dengan sahutanku dan dia sedikit memajukan bibir kecilnya itu.

'Manis sekali.' Batinku.





Author POV....

Kring!!!!!!

Setelah semua pelajaran berakhir, Bell pulangpun sudah berbunyi.
Aulia membereskan peralatan belajarnya dan segera berjalan pulang.
Aulia berjalan melewati gang kecil dan sepi, Aulia merasa dirinya dibuntuti seseorang, akhirnya dia memutuskan mempercepat langkahnya.
Tapi, sebelum dia berhasil, dia sudah di tarik paksa dan di dorong ketembok dengan kuat oleh seorang pria, mulut Aulia langsung di bekap dengan tangan besar pria itu.
"Hmp!!!" Aulia coba berteriak tapi nihil hasilnya.
Tiba-tiba saja pria itu menodongkan pisau yang di bawanya ke depan wajah Aulia.
Aulia yang terkejut hanya bisa menangis dan memejamkan matanya erat, berharap ada seserang yang menolongnya.
"Serahkan tasmu sekarang!" Ucap pria itu.
Aulia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha mempertahankan tas yang di pegangnya.
Pria itu tidak hilang akal, dia lalu mengambil semua balok kayu dan memukulkannya cukup keras kebelakang kepala Aulia hingga Aulia jatuh tersungkur seraya memegang kepalanya sakit.

"Hahahahah itu akibatnya jika kau tidak mau mendengarku gadis kecil!" Ucap pria itu dengan percaya diri.

Belum semoat mengambil tas Aulia, orang itu sudah mendapat bogeman mentah di pelipisnya hingga dia tersungkur kebelakang oleh seorang pemuda, yang tak lain adalah Angga.
"Sialan! Beraninya kau memukulnya!" Ucap Angga kesal.

5menit yang lalu.

Saat semua selesai, Angga memutuskan untuk pulang, arah pulangnya dan Aulia sama, apalagi mereka bertetangga.
Saat sampai di gang kecil, Angga melihat ada seorang gadis yang sudah tersungkur dan seorang pria yang sedang berdiri sambil memegang sebuah balok kayu.
Awalnya Angga tidak peduli, tetapi saat yang dilihat bahwa gadis itu adalah Aulia, entah darimana dia langsung menolong Aulia dengan memberikan satu bogeman mentah ke pelipis pria itu.

Merasa kalah, pria itu langsung kabur tanpa membawa tas Aulia, Angga melihat ke arah Aulia dan melihat Aulia sudah pingsan.
Akhirnya Angga memutuskan untuk menggendong bridal tubuh mungil Aulia.
Angga langsung membawa pulang Aulia ke rumahnya, dan Angga juga menjelaskan kepada kedua orang tua Aulia mengenai kejadian barusan.
Orang tua Aulia mengucapkan banyak terimakasih.
Anggapun keluar dari rumah Aulia, dia sesekali melirik ke arah rumah itu.
"Kedua orang tua Aulia sangat baik, beruntung sekali dia." Lirih Angga seraya tersenyum tipis.
Tapi setelah diingat lagi, ada yang mengganjal dengan kedua orang tua Aulia itu.
"Aku merasa pernah melihat mereka..."




Aulia POV...

"Akhhh..." Aku merintih kesakitan seraya memegang kepala karena merasakan kepalaku berdenyut.
"Sudah bangun lia? Syukurlah kamu bangun." Ucap Ibu seraya mengusap rambutku sayang.
"Ba-bagaimana aku dirumah? Siapa yang membawaku Bu?" Tanyaku.
"Temanmu tu si Angga yang bawa, Ibu sama Ayah bener-bener kaget sama kejadian yang di ceritain Angga, untung aja ada dia yang selamatin kamu." Jawab Ibu.
"Angga?!" Seruku dan Ibu hanya mengangguk-angguk saja.
"Bagaimana kepalamu? Masih sakit sekali?" Tanya Ibu sedikit khawatir.
"Udah tidak apa-apa Bu, udah agak lebih baik." Jawabku sedikit tersenyum.
"Ngomong-ngomong temanmu itu tampan ya~" Ucap Ibu sedikit menggodaku.
Aku yang mendengar itu tiba-tiba merasakan panas di pipiku.
"A-apaan sih Ibu!!!" Protesku.
Dan Ibu hanya tertawa karena sudah berhasil menggoda putrinya ini.
"Baik-baik, sekarang kamu mandi dan ganti baju, setelah itu turun untuk makan malam ok?" Ucap Ibu dan hanya kubalas dengan Anggukan.

'Tampan sih tapi pyschopath! Tapi dia juga sudah menyelamatkanku...' Batinku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Next again yaw!!!

Paw🐾
AuliaPra17

My Boyfriends is A PyschopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang