aku putusin buat publis ulang, karena aku mau ganti sedikit alur. bener-bener cuma sedikit. aku harap kalian berkenan untuk membaca ulang. thankyou...
..
.
Aurora duduk dengan kasar membuat kursi berderit keras. Sedikit membuat Aqila yang tengah menulis terkejut. Menoleh ke samping kursinya, lalu matanya berbinar melihat Aurora yang baik-baik saja. Sungguh dari tadi dia tak tenang, dia pikir Aurora tak selamat, tapi pikiran itu lenyap saat dia melihat langsung Aurora disini— duduk didepannya dan baik-baik saja.
"Aurora, lo selamat?!" tanya Aqila tersenyum lebar, kelewat senangnya.
Aurora menatap Aqila datar, ia mengeryit bingung sebenarnya dia tau maksud Aqila, tapi pertanyaannya terlalu ambigu saat dia tidak menceritakan apa-apa kejadian semalam dengan siapapun.
"Selamat dari apa?"
Aqila menggeleng, ia terus tersenyum merasa sangat bahagia sekarang. "Lo gak akan percaya kalaupun gue cerita."
"Dari mana lo tau? Altaf yang cerita?" tanya Aurora curiga.
Lagi-lagi Aqila menggeleng, "Harusnya Altaf yang lo tanyain, Ra. Darimana Altaf tau? Gimana bisa Altaf datang selametin lo semalam? Apa lo pikir ini kebetulan?"
"Iya," jawab Aurora singkat. Ini pemikiran sederhananya, bahwa semua ini kebetulan saat Altaf datang menolongnya.
Aqila tertawa pelan, lalu mengangguk membiarkan Aurora tetap dengan pemikirannya. Dia tau Aurora tidak akan dengan mudah percaya dengan 'kelebihannya'. Topik itu berakhir, lantas terlupakan begitu saja.
"Kotak apa, Ra?" Penasaran Aqila melihat kotak kecil di atas meja, mengambilnya tanpa izin sang pemilik, melihat setiap inci kotak.
"Dari Pelangi," sahutnya singkat.
"Boleh gue buka?"
Aurora hanya mengangguk, membiarkan Aqila membukanya. Dilepasnya pita hitam yang mengikat, lantas Aqila membuka tutup yang menghalangi. Dia dibuat diam sejenak dengan isi didalamnya.
"Ra, liat," pintahnya.
Sebelum di suruh Aurora sudah melihat sedari tadi. Isinya tidak banyak, hanya ada permen, wafer, juga potongan kertas-kertas kecil yang berserakan menutupi isi kotak lainnya. Tidak ada yang aneh dengan isinya, ini hanya seperti hadiah. Namun, yang membuat mereka bingung mengapa semua isinya berwarna hitam?
"Apa maksud Pelangi beri lo kaya gini?" gumam Aqila.
"Iseng kali," kata Pelangi tak ingin mengambil pusing.
Aqila menggeleng, pasti ada sesuatu. Tidak mungkin Pelangi memberi seseorang hadiah tanpa tujuan. "Gak mungkin kalo cuma iseng. Pas dia kasih kotak ini, apa yang dia bilang?"
Aurora mencoba mengingatnya sejenak, ditatapnya dengan datar muka Aqila yang sungguh penasaran. Dia menhembuskan nafasnya kasar mengusap wajahnya lantas menguap pelan.
"Apa, Ra?" desak Aqila tak sabar.
"Dia bilang gue ada jadwal pemotretan hari ini."
Brak!
"Itu dia!" Aqila memukul meja saking senangnya. "Ini clue, Ra," sambungnya.
"Clue?"
"Iya, jadi setiap kadidat King Of Queen nantinya akan mendapat beberapa clue yang harus mereka pecahkan agar gak salah ambil langkah selanjutnya," jelas Aqila yang sedikit tau tentang King Of Queen dari Altaf, karena dia pernah ikut memecahkan clue ini bersama Altaf saat Altaf menjadi kadidat dulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/262034350-288-k781563.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Liliy Of The Valley
Novela JuvenilAurora Belliana Amoel, gadis yang terlahir sebagai kutukan. Darahnya yang bisa mematikan membuat hidupnya berubah berantakan. Siapa yang menyentuh setetes saja darahnya bisa terluka secara permanen. Dia memilih hidup sendiri. Mencari sepeser uang d...