Suara derungan motor terdengar membelah langit. Sorakan sepanjang jalan meramaikan malam di Ibu Kota. Asap menggebu dari petasan yang dilempar sembarangan.
Terlihat dua pengendara motor berusaha saling salip-menyalip. Mengabaikan malaikat maut yang yang setia menemani. Tangannya tak menurunkan kecepatan sama sekali. Egois, ingin lebih dulu sampai di garis finis.
Hingga tiba masa mereka sampai, selisihnya hanya satu inci. Tapi sayang, ini adalah persaingan. Selisih ujung kuku sangatlah menentukan sang pemenang.
"Curang lo, sialan!" Tanpa sadar dia mengakui kekalahannya.
Senyum menyeringai datang dari sang juara. "Lo aja yang gak bisa ngalahin gue."
Cewek itu turun dari motornya dengan nafas menggebu. Menarik jaket seorang cewek diatas motor. Tanpa basa basi, dia melayangkan bokeman mentah ditulang pipinya.
Bug!
Terkejut, dia menyentuh tulang pipinya yang terasa berdenyut nyeri. Menatap tajam cewek yang baru saja memberinya pukulan. Sedetik kemudian tangannya terkepal kuat membalas pukulan dari bawah. Tepat mengenai rahang cewek yang kini terhuyung mundur.
"Belum puas kalah balap sama gue. Lo mau adu fisik, ha?!" tantangnya.
"Gue gak pernah kalah sama lo," tekan cewek itu masih tak terima kekalahan.
Dengusan geli terdengar. "Bodoh!"
Ia kembali menaiki motor dengan santai. Memakai helmnya, tatapan benci terus ia dapatkan dari orang yang berambisi mengalahkan dirinya.
Ia memutar setang motor, meninggalkan kerumunan orang-orang yang masih menyaksikan. Teriakan cewek itu masih dapat tertangkap telinganya.
"TUNGGU PEMBALASAN GUE, AURORA!"
Aurora tersenyum sinis, mengacungkan jari tengahnya dari atas motor yang terus ia pacu menembus angin malam.
Malam ini seorang gadis dengan julukan Lily Of The Valley, si cantik yang mematikan kembali pulang membawa kemenangan.
Aurora mengendarai motornya diatas rata-rata. Jalan sepi menjadi kesempatan menerobos lampu merah. Matanya menyorot tajam, menembus kegelapan.
Ia memutar stang, memasuki gang kecil. Terlihat bayangan hitam berdiri disana. Aurora menghentikan motornya. Melepas helm, ekspresinya ia buat sedatar mungkin.
"Nyonya Valley, senang bertemu lagi dengan anda." Senyuman muncul diwajahnya yang mulai mengeriput.
Aurora tersenyum sinis, mengeluarkan botol kecil dari sakunya. Menjapitnya dengan jari telunjuk dan ibu jari. Cairan berwarna merah pekat terlihat dibawah remang-remang.
"Anda tau resikonya."
"Tentu." Pria tadi menatap botol itu penuh antusias.
"Jangan pernah seret nama saya," tekan Aurora tegas.
"Anda aman, Nyonya. Seperti perjanjian kita."
Sekali lagi Aurora tersenyum sinis, menyerahkan botol itu pada pria didepannya. Pria itu terkekeh puas setelah mendapatkan apa yang ia mau.
"Campuran 5 tetes pada minuman, cukup membuat orang itu mati."
Pria tadi tersenyum miring, membayangkan hal itu terjadi pada saingannya. Ah, pasti sangat menyenangkan menyaksikannya berteriak kesakitan tanpa ada yang tau penyebabnya.
Aurora mengulurkan tangannya, meminta balasan. Sebuah tumpukan uang tebal terbungkus kertas coklat mendarat sempurna diatas telapak tangannya.
"10 juta seperti yang anda bilang," tutur pria itu menyebutkan nominal yang telah disepakati.
Tangan Aurora bergerak membuka kertas, mengintip benda yang ada dibaliknya. Sekali lagi tersenyum kecil, merasa puas.
Tanpa mengatakan apa-apa lagi. Aurora memasukkan uang itu ke kantong jaketnya. Menaiki motor, lalu pergi meninggalkan gang yang menjadi saksi bisu cara dia bisa melanjutkan hidup sendirian.
Aurora tinggal disebuah rumah mewah. Dia sendirian, tanpa keluarga. Aurora tidak bisa bekerja dengan 'normal' karena dia benci aturan. Aurora memilih menekuni dirinya di dunia balap liar. Memenangkan balapan, berarti mendapatkan uang taruhan yang lumayan.
Hidup akan baik jika punya banyak uang.
Maka, Aurora melakukan hal gila ini untuk mendapatkan uang lebih. Menjual darahnya secara ilegal. Itu cara yang benar-benar efektif, 5 ml darahnya bisa menghasilkan puluhan juta.
Tentu untuk masalah uang darahnya sangat menguntungkan. Baru kali ini dia bersyukur atas darah yang mengalir ditubuhnya.
Aurora tidak peduli darahnya digunakan untuk kebaikan atau bahkan kejahatan. Itu bukan urusan Aurora. Selama darahnya telah dibayar, maka itu bukan lagi urusannya.
Setetes saja darahnya bisa menyebabkan luka bakar permanen. Namun, akan lebih menyenangkan jika kau campuran pada minuman. Darah itu akan membakar organ dalam secara perlahan. Tanpa bisa terdeteksi oleh medis maupun dokter, karena darah itu telah tercampur pada darah orang yang menelannya.
Darah Aurora efektif bagi kalian yang ingin melukai tanpa menggunakan ilmu hitam dan membunuh tanpa terdeteksi.
100 % tidak akan membuat kamu masuk penjara tapi, bisa menjadi tiket masuk neraka. Cukup keluarkan 10 juta untuk 5 ml-nya. Murah bukan?
Kapan lagi bisa menyaksikan musuhmu mati dengan perlahan dan menyakitkan? Lalu kau akan bersandiwara panik seperti tidak tau apa-apa.
..
.
[ Update tiap hari Rabu dan Sabtu! ]
Please, vote and komen!
Vote 4
komen 5
Bakal update cepet!
Sayang kalian ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Liliy Of The Valley
Teen FictionAurora Belliana Amoel, gadis yang terlahir sebagai kutukan. Darahnya yang bisa mematikan membuat hidupnya berubah berantakan. Siapa yang menyentuh setetes saja darahnya bisa terluka secara permanen. Dia memilih hidup sendiri. Mencari sepeser uang d...