4. Kimetsu no Yaiba

242 39 3
                                    

Sekitar 30 menit kemudian, Yuuta menunjukkan tanda-tanda akan segera bangun, mengusap matanya dengan tangannya, dia akhirnya menyadari jika dirinya tertidur di sofa.

"Ugh ..., jam berapa sekarang ...?"

Tubuhnya terasa pegal, tapi anehnya dia merasa nyaman meskipun dia tertidur di sofa.

Rasa lelah pasti telah menggerogotinya, dan meskipun dia ingin menahannya lebih lama, Yuuta hanya bisa ambruk dan tertidur karena tidak kuasa menahan rasa kantuknya.

Wajar saja, selama 3 hari dia tidak tidur, dan dia hanya tidur beberapa jam saja di hari pertama. Yang artinya, selama 4 hari terakhir, Yuuta sama sekali kurang istirahat.

Apalagi, Yuuta hanya memakan beberapa buah dan mie instan yang ada di dalam laci. Dan saat Ayahnya menyuruhnya untuk turun dan sarapan, dia hanya terfokus pada Manga yang harus dia selesaikan.

Tidak mengerti kenapa dia terpaku pada Manga itu, hanya saja Yuuta merasa bersemangat untuk sesegera mungkin mendapatkan banyak uang.

Lagi pula, meskipun Kimetsu no Yaiba memiliki 200 chapter lebih, dia berniat membuatnya lebih panjang di dunia ini. Dan plot yang dia buat juga cenderung tidak terburu-buru, jadi dia bisa menghasilkan lebih banyak uang lagi untuk dirinya.

Meskipun, jika dia memiliki cukup poin, dia bisa membeli Manuskrip Manga yang lain segera menggambarnya untuk dijadikan uang.

"Kau sudah bangun? Sekarang sudah hampir waktunya makan malam."

Suara gadis yang lembut tiba-tiba membuat Yuuta tersentak. Dia langsung membuka matanya dan menatap wajah Saki yang berada di atasnya.

"Bagaimana tidurmu?"

Meskipun dia hampir tidak banyak bereaksi, tapi Yuuta bisa melihat senyuman kecil di sudut bibirnya.

"Ayase-san ...? Kau di sini?"

Meski sedikit bingung dengan keberadaan Saki, tapi Yuuta tidak beranjak dan hanya menatapnya dalam diam.

"Kau tidak berniat untuk bangu, 'kan?"

Saki, yang melihat Yuuta hanya diam saja, dan malah mencoba mencari posisi yang lebih nyaman untuk tidur, terdiam.

Selama 30 menit terakhir, dia menggunakan pahanya untuk dijadikan bantal Yuuta, dan pahanya mulai terasa pegal saat ini.

"Tapi ini sangat nyaman~ siapa yang akan menyangka jika Ayase-san akan memberiku bantal pangkuan?"

Yuuta memiringkan tubuhnya, kini kepalanya mengarah langsung ke perut Saki, dia bergerak mendekat dan menenggelamkan wajahnya di perut Saki, membuat Saki mengernyit saat menatapnya.

"H-Hei! J-Jangan melakukan itu!"

Saki merasa malu, apalagi saat dia bisa merasakan nafas Yuuta di perutnya, itu membuat wajahnya semakin tersipu malu. Meski begitu, entah kenapa dia tidak merasa keberatan.

"Lalu, ayo cepat berdiri! Ibu dan Taichi-san sedang menunggu kita saat ini!"

Saki dengan paksa menarik kepala Yuuta untuk menjauh darinya.

"Iya, iya, aku akan bangun."

Yuuta akhirnya menyerah dan mendesah dengan kecewa.

"Kau terlihat sangat kecewa ...." Saki terdiam.

"Tentu saja! Kapan lagi aku bisa mendapatkan bantal pangkuan dari adikku yang cantik!"

Yuuta menatap lurus mata Saki, ekspresi serius di wajahnya benar-benar membuat Saki terdiam.

"Anehnya, aku malah merasa nyaman saat berbicara denganmu."

Saki menghela nafas tidak berdaya. Meskipun tingkah Yuuta terlihat sangat agresif dan entah bagaimana melekat padanya, tapi Saki bukannya merasa tidak nyaman, bahkan bisa dikatakan jika Saki merasa nyaman dengan sikap Yuuta yang seperti itu.

My Stepsister Is My GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang