Saki terdiam; dia tidak tahu harus memasang ekspresi apa saat ini.
Apakah dia harus tersenyum? Gembira? Atau malah sebaliknya?
Saki tidak yakin. Itulah kenapa, dia hanya diam saat dia menatap wajah Yuuta yang saat ini berbaring di pangkuannya. Memasang ekspresi termenung saat dia mengulang kembali kata-kata Yuuta dalam pikirannya.
"Cinta tidak butuh alasan, karena Cinta bukan sebuah alasan."
Bagi gadis seperti Saki, tidak terlalu sulit baginya untuk memahami arti kalimat ini. Hanya saja, dia sendiri tidak yakin apakah dirinya juga merasakan hal yang sama seperti Yuuta atau tidak.
Melihat ekspresi wajah Saki yang terlihat rumit, Yuuta hanya tersenyum saat dia bangkit dan mulai merenggangkan tubuhnya.
"Kau mungkin berpikir jika apa yang aku katakan tidak masuk akal. Tapi tidak ada orang yang mampu menjelaskan alasan mengapa mereka menyukai seseorang—termasuk aku sendiri. Jika Pun ada, itu pasti jawaban asal seperti 'Cinta bukan sebuah alasan'."
Apa sebenarnya definisi dari 'Cinta' yang sesungguhnya itu?
Tidak yakin. Karena definisi cinta akan berbeda dari sudut pandang orang yang berbeda.
Hanya saja, bagi Yuuta, definisinya cinta itu mudah; jika kau bahagia jika bersamanya, maka itu adalah cinta.
Jika kau ingin selalu bersamanya; itulah cinta.
Jika kau peduli padanya, rela berkorban untuknya; maka itulah cinta.
Cinta akan berbeda dari mana sudut pandang itu dilihat.
Karena itulah, cinta tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata yang disusun oleh manusia.
Cinta bukan hal yang bisa dijabarkan oleh manusia begitu saja. Cinta sangat rumit, yang mana kadang datang tanpa alasan yang jelas, dan bisa hilang begitu saja dengan alasan yang sama.
"Baiklah, lupakan masalah ini. Ngomong-ngomong, kau ingin tidur di sisi mana hari ini?"
Yuuta mengalihkan pembicaraan, membuat Saki yang awalnya melamun segera tersadar dan menoleh ke arah Yuuta tanpa sadar.
Setelah jeda beberapa detik, Saki berpikir sebelum akhirnya menjawab, "Kurasa aku akan tidur di dekat dinding ...."
Rutinitas seperti 'tidur bersama' mungkin terdengar intim. Tapi, Saki sudah mulai terbiasa dengan kebiasaan ini.
Biasanya juga, dia akan memilih tidur di dekat dinding. Bukan hanya karena dia merasa lebih nyaman tidur di dekat dinging, tapi juga untuk membuatnya tidak bisa kabur jika Yuuta tiba-tiba 'menyerangnya'.
"Oh, baiklah. Tapi, biarkan aku mengambil minum lebih dulu. Aku merasa sedikit haus."
*****
Hari itu adalah Senin pagi, dan seperti hari-hari biasa pada umumnya. Yuuta, bangun pagi bahkan sebelum matahari terbit, melakukan rutinitas hariannya seperti Olahraga dan Jogging.
Dan saat dia kembali ke rumah, itu sudah hampir jam 7.
"Kau sudah kembali?"
Berjalan memasuki rumahnya, Yuuta langsung disambut oleh Saki, yang saat ini sedang mengenakan celemek dan sepertinya tengah membantu Akiko memasak di dapur.
"Ya, aku cukup berkeringat hari ini."
Karena Yuuta berolahraga hampir selama 3 jam, kini tubuhnya berkeringat, dan bahkan pakaiannya basah dengan keringat tubuhnya.
Dia hanya ingin membasuh tubuhnya dan pergi mandi untuk menyegarkan diri.
"Aku sudah menyiapkan bak mandinya, kau bisa langsung mandi jika kau mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stepsister Is My Girlfriend
FanfictionSuatu hari, dia tiba-tiba mendapat kabar jika Ayahnya akan menikah lagi, dan dia akan memiliki adik perempuan yang lucu, atau setidaknya itulah yang dia pikirkan sebelumnya .... "Senang bertemu denganmu, namaku Ayase Saki." Tapi, yang datang hanyala...