Chapter 1

8.5K 931 122
                                    

"[Name]? Ada apa?"

Dua iris berwarna coklat itu menatap lembut sang gadis yang sedari tadi murung. Gadis di sampingnya ini sama sekali tidak bisa fokus yang di ajarkan olehnya. Alhasil istirahat beberapa menit.

"Tidak ada apa-apa Shin."

Shinsuke tahu jawaban tersebut adalah kebohongan. Dan ia segera tahu bahwa apa yang terjadi kemarin.

"Kamu jangan berbohong. Jawaban ini salah semua. Kita istirahat dulu [Name]. Mau cerita? Atau mau makan?"

[Name] menggeleng. "Tidak. Kita istirahat jika jawabanku benar semua."

Shinsuke menghembuskan nafas, ia berdiri. Lalu meninggalkan [Name] sendiri di ruang perpustakaan.

"Ya. Pergi saja Kita Shinsuke. Kau tidak cocok dengan diriku yang serba tidak bisa ini."

[Name] menutup bukunya. Ia melipat kedua tangannya di meja, lalu kepalanya ia tidurkan. Hari ini udaranya sejuk, cocok untuk tidur di tempat sepi seperti perpustakaan. Sehabis belajar itu bagusnya tidur.

Saat [Name] sudah nyenyak tidur, Shinsuke kembali membawa makanan. Ia terdiam melihat [Name] yang tidur. Ia menyingkirkan helai rambut hitam milik [Name] yang mengganggu dirinya untuk melihat wajah kekasihnya.

Shinsuke duduk di samping [Name] yang tidur. Ia memandangi wajah [Name], sesekali ia tersenyum tipis. Mengusap lembut pipinya dengan pelan-pelan, takut mengganggu kekasihnya.

Shinsuke tidak ingin [Name] belajar terlalu keras sampai melupakan dirinya. Ia pernah belajar sampai lupa makan dan sampai mimisan.

Shinsuke marah kepada dirinya.

Sebab [Name] diperlakukan seperti ini karena dirinya. Shinsuke dan [Name] itu jauh. Dan mereka tidak menerima jika seorang kapten voli Inarizaki berpacaran dengan seorang gadis yang berbeda dengan dirinya.

Shinsuke berjanji, ia akan melindungi [Name]. Apapun caranya.

***

[Name] mengerjap, ia melihat sekitar dengan panik. Melihat langit yang sudah hampir gelap. Dan melihat Shinsuke yang terbangun karena dirinya.

"Oh, sudah bangun? Aku tidak tega membangunkanmu karena tidurmu nyenyak sekali,"

Shinsuke menatap wajah [Name] yang panik. "Kenapa wajahmu panik [Name]?"

[Name] dengan cepat membereskan peralatan belajarnya. Ia menatap Shinsuke yang bingung. "Ayo balik Shin! Sudah mau malam! Nanti gerbangnya di kunci!"

Shinsuke mengangguk, sebenarnya [Name] tidak peduli mau pagarnya dikunci atau tidak.

"Ayo, kita balik." Shinsuke menggenggam tangan [Name] erat. Mereka berdua keluar dari area sekolah. Beruntung, satpamnya belum pulang, jadi ia dibukakan pagar sembari di marahi.

Diperjalanan menuju rumah, [Name] memikirkan apa alasan yang bagus agar dia tidak di marahi.

Shinsuke yang tahu apa yang sedang dipikirkan oleh [Name] pun berucap, "tenang saja [Name] ada aku, kamu enggak akan dimarahi jika ada aku bukan?"

[Name] mengangguk kecil, ucapan Shinsuke ada benarnya. Ia mungkin berutang budi kepada kekasihnya ini karena selalu menyelamatkan dirinya.

"Terima kasih Shin."

"Apapun untukmu [Name]."

***

"Dari mana saja kamu baru pulang– Oh! Ternyata bersama Shinsuke ya. Mari masuk."

Saat dibukakan pintu oleh ibunya, [Name] hampir dimarahi jika saja ibunya tidak melihat ada Shinsuke yang bersama dengannya. Ekspresi wajah ibunya saat hanya ada dirinya dan saat ada Shinsuke itu beda drastis.

Ia benci mengakuinya. Tapi orang tuanya lebih suka Shinsuke di bandingkan dengan anaknya sendiri.

"Tidak usah bibi, saya hanya mengantar [Name] saja. Maaf, [Name] baru pulang. Tadi sehabis belajar." Ucap Shinsuke tersenyum kecil.

Ibunya mengangguk, "tak apa Shinsuke. Kau harus berusaha lebih keras karena berpacaran dengan gadis bodoh seperti [Name] ya."

Shinsuke hanya menanggapi omongan ibu [Name] dengan tersenyum tipis. Ia pun menengok ke arah [Name] yang berada di sampingnya dengan wajah datar mendengar ucapan ibunya yang menyakitkan. Bahkan ibunya tidak segan-segan mengatai anaknya sendiri di depan kekasihnya.

Shinsuke mengecup kening [Name], membuat sang gadis tersentak. "Shinsuke..." Ia meraba keningnya, lalu melirik Shinsuke yang tersenyum kepadanya.

"[Name] aku balik dulu, bibi saya balik dulu. Saya permisi."

"Hati-hati Shin."

Shinsuke mengangguk, ia berbalik badan dan pergi dari rumah [Name].

"Andai saja ibu punya anak perempuan lagi, mungkin ibu jodohkan dengan Shinsuke."

*

*

*

TBC

🚩𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄; k.shinsuke ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang