Chapter 16

4K 608 71
                                    

"Tapi kau membunuh perempuan itu kan?"

"Aku sudah bilang, aku melindungimu."

[Name] menggeleng. "Melindungi aku dari siapa Shin? Dari perempuan itu? Bukannya kamu semua masalah ku? Perempuan itu membully ku karna kamu tidak ingin kita putus. Jika saja aku tidak menerimamu saat itu... Aku dan Akiko masih bersahabat."

Tatapan Shinsuke setajam mata pisau terarah pada kekasihnya. "Kamu menyesal telah menerima ku?? [Name] katakan! Katakan kamu tidak menyesal, [Name]?"

"Kita sudah berbaikan dan kamu ingin kita bertengkar lagi?? Kamu kan yang awalnya menghindari ku? Dan malah mendekati lelaki lain!"

"Siapa disini yang salah? Kalau aku membunuh perempuan itu memangnya kamu punya bukti?? Seharusnya kamu yang salah. Sudah jelas aku masih kekasihmu tapi kamu dekat dengan lelaki lain."

"Kita hanya teman Shin,"

"Kamu tidak membutuhkan teman. Kamu sudah ada aku [Name]!"

[Name] menggeleng. "Tidak! Aku juga membutuhkan teman, jangan egois Shinsuke!" Ucapannya meninggi.

Shinsuke frustasi, ia berucap. "Kamu mau kita putus? Baiklah, kita putus. Lihat bagaimana manusia itu memandang mu." Shinsuke mendongak angkuh. Dia seolah ingin membuat [Name] jatuh dengan perbedaan mereka berdua.

Sebelum pergi, Shinsuke berkata. "Kita lihat besok, aku yakin kamu akan kembali kepadaku [Name]."

***

[Name] tak mengatakan apapun saat ia melangkah masuk kedalam rumah. Ia hanya diam sampai memasuki kamarnya. Ia tahu bagaimana pandangan mereka menatap dirinya saat di sekolah. Seharusnya ia tidak peduli. Benar tidak peduli. Tidak sama sekali.

Semua ini salahnya.

Mereka semua pasti akan memihak Kita Shinsuke yang notabene nya anak teladan sekolah, dan populer-tentu saja. Tidak akan ada yang memihaknya.

Ancaman Shinsuke seperti pisau bermata dua. Jika dirinya mengalah, ia akan dikekang oleh lelaki tersebut. Sebaliknya, jika dirinya berani, ia akan menjalani masa sekolah yang seperti neraka.

Semua orang pasti menyalahkannya. Bagaimana ia tidak bersyukur mempunyai lelaki sesempurna Kita Shinsuke. Tidak tahu di untung.

Semua ini salahnya. Karena ia menuruti perkataan perempuan itu, dan alhasil Shinsuke membunuhnya. Dirinya memang tak ada bukti jika Shinsuke yang melakukannya, tetapi dengan sifat Shinsuke yang aneh ia langsung mengambil keputusan.

Kejadian aneh berdatangan semenjak ia mengatakan ingin putus. Perempuan tersebut terbunuh secara mengerikan. Kekasihnya melacak keberadaan dirinya menggunakan GPS handphone nya yang menyala. Sifat Shinsuke yang ambigu. Dan terakhir rumor soal dirinya.

[Name] yakin jika ia tidak pernah melakukan hal aneh.

Menjadi seorang sempurna seperti Kita Shinsuke adalah mimpinya.

Secara keseluruhan ia iri dengan kekasihnya-mantan kekasihnya. Bagaimana ia di pandang, di puji, dan diperlakukan oleh mereka semua. Mereka semua menyukai Kita Shinsuke. Bahkan orang tuanya.

Ia tidak mempunyai bahu untuk bersandar selain Kita Shinsuke, mantan kekasihnya.

Dan sekarang ia kesepian.

***

Pagi hari menyambut [Name] dengan baik di sekolah. Baik dengan arti kata dirinya menjadi pusat perhatian.

Selangkah demi selangkah, kepalanya menunduk. Ia berjalan tak peduli apa yang di omongkan tentangnya. Topik pembicaraan tentu saja hubungannya dengan Shinsuke yang sudah kandas. Mereka semua menyalahkan [Name].

"Tidak tahu diri. Kalau aku jadi dia aku tidak akan putus dengan Kita."

"Memang benar [Lastname] dengan Kita tidak cocok. Seharusnya Kita bersama Akiko saja."

"Omong-omong tentang hubungan antara Kita dengan Akiko, mereka jadi dekat ya. Tadi pagi aku memergoki mereka berdua lagi mengobrol loh! Jarang kan mereka berdua ngobrol saat masih berpacaran dengan [Lastname]."

"Sepertinya [Lastname] pencemburu ya."

"Aku sudah menyangka jika [Lastname] itu tidak baik buat Kita."

"Iya, dia kan problematik."

Tidak.

Semua rumor bohong.

[Name] mempercepat langkah kakinya. Tak kuat mendengar rumor yang jahat tentangnya. Semua itu bohong. Ia tak pernah cemburu jika Shinsuke dekat dengan gadis lain. Dia bukan problematik.

Kenapa mereka semua membela yang salah? Disini aku yang korban!

[Name] belok ke arah koridor belakang. Koridor belakang yang lumayan sepi karena merupakan ruang-ruang untuk penyimpanan. Hanya [Name] yang berada di koridor ini, sembari memperhatikan sekitar.

Ketika ia berjalan, ia dikejutkan oleh Shinsuke yang menunggunya. Tatapannya berbeda, tatapannya kosong.

"Bagaimana [Name]? Kembali kepadaku,"

"Dan rumor itu akan hilang." Lanjutnya.

[Name] menggeleng cepat. "Kamu yang bilang ingin putus Kita."

Shinsuke tak suka dengan panggilan tersebut. Ia menatap [Name] tak suka. "Kita? Panggil aku Shinsuke."

"Kamu banyak mau, kita sudah putus."

*

*

*

TBC

kalian ngerasa ga kalo cerita ini tuh bertele-tele?


🚩𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄; k.shinsuke ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang