Chapter 17

3.7K 577 18
                                    

Rumor tentang dirinya dengan [Name] putus ternyata cepat menyebar. Memang gampang membodohi mereka semua. Sekarang lihat, mereka semua menyalahkan orang yang salah. Shinsuke rasanya ingin tertawa.

Ia berjalan dengan tenang di koridor, memasang ekspresi andalannya, poker face. Ia mendengarkan mereka semua dengan jelas. Menjelek-jelekkan [Name], membelanya, dan mengaitkannya dirinya dengan gadis lain.

Ia mual mendengar dirinya lebih cocok dengan gadis yang bukan [Name].

"Kita-san."

Shinsuke memberhentikan jalannya, ia menoleh ke belakang, terlihat Akiko yang sedang berlari kecil menghampirinya.

Bisikan-bisikan mulai terdengar dengan keras, yang pasti berbeda topik.

"Lihat, Akiko sedang pdkt dengan Kita."

"Bukankah seharusnya begitu?"

Shinsuke tersenyum tipis. Sangat tipis sampai tak ada yang melihatnya tersenyum.  Ia menyukai situasi seperti ini.

Ia melirik ke arah tangan gadis itu yang membawa buku. Shinsuke segera tahu apa yang akan gadis ini katakan.

"Mau belajar bersama? Mumpung bel belum berbunyi." Ucapnya dengan senyuman manis.

Shinsuke ikut tersenyum, ia menggeleng. "Maaf Hayashi-san. Saya ada urusan."

"Wow, Akiko di tolak."

"Kasihan Akiko."

Akiko yang tidak tahu akan di tolak itu hanya tersenyum gugup, "Kita-san sepertinya sibuk, mau kemana? Kalau searah, boleh ikut?"

"Maaf, saya ingin ke [Name]."

"T–tapi bukannya kalian berdua putus?"

Shinsuke diam. Ia tak menjawab. Hanya tersenyum.

Akiko gugup. Ia tak tahu harus berkata apa lagi. Senyuman lelaki di depannya ini aneh.

"Kalau begitu saya pergi dulu Hayashi-san."

Ia melangkah meninggalkan Akiko yang terdiam. Tak menyangka akan sesusah ini untuk mendekati Kita Shinsuke.

Mereka semua yang menguping itu segera mendekati Akiko. Memasang wajah simpati dan tentu saja memaki gadisnya.

***

Dirinya seharusnya sadar jika [Name] bukan gadis lemah. Tapi ia segera tahu apa yang akan terjadi dengan cepat kepada [Name]. Pengikut gadis itu–Akiko pasti akan melakukan sesuatu terharap [Name]. Secara ia mengatakan ingin bertemu dengan [Name] membuat mereka membenci gadisnya.

Shinsuke melangkah keluar dari ruang guru.

Ia berjalan ke arah koridor yang ramai.

"Gara-gara kau Akiko menangis! Kau itu sudah tidak ada hubungannya lagi dengan Kita, jadi jangan dekat-dekat dengannya!" Gadis itu mendorong [Name]. Tatapan matanya tajam kepada [Name]. Menahan amarahnya yang siap memuncak.

Di belakang gadis tersebut, ada Akiko yang menangis sembari gadis yang lain menenangkan Akiko.

"Aku tidak dekat dengannya!"

"Oh aku tahu, kau ingin supaya Kita tidak bersama perempuan lain kan? Makanya kau dekat-dekat dengannya. Jujur saja [Lastname]. Kau itu problematik!"

Shinsuke punya target. Ia tersenyum senang.

[Name] melihat kerumunan, di banyaknya kerumunan itu [Name] melihat ada Shinsuke yang sedang melihat ke arahnya. Ia terkejut. Keringat dingin membasahi wajahnya. Dirinya bergedik takut.

"[Name]... Aku kira kamu orang baik..." Akiko mulai bersuara, wajahnya menunduk. Ia memeluk diri sendiri, tubuhnya bergetar.

"Aku kira kita bisa menjadi teman lagi... Meskipun aku dekat dengan Kita-san."

Tak ada jawaban dari [Name].

"Dasar memalukan." Ucap perempuan itu, lalu mereka berbalik dan meninggalkan [Name] yang terdiam.

Ia tak tahu harus memasang ekspresi seperti apa lagi. Tak ada harapan untuknya.

Suasana menjadi sunyi, mata demi mata penuh rasa penasaran dan kemarahan. Bisik-bisik kembali terdengar, kali ini sedikit keras seolah sedang menyindir dirinya.

"Sudah dipastikan kenapa Kita putus dengan [Lastname]."

"Padahal saat mereka berdua masih pacaran aku mendukung nya—tapi ternyata seperti ini. Menyedihkan sekali."

"Pengganggu."

"Ngeri."

[Name] ingin pergi dari sini. Tapi kakinya terlalu takut melihat tatapan Shinsuke. Shinsuke menatapnya dengan senyuman lebar. Seolah-olah besok hari akan ada kejutan besar.

*

*

*

TBC



Oh untuk fanfic kitashin ini masih lama tamatnya (mungkin). Soalnya shinsuke belum cari target. Baru ketemu sih, tapi kurang buat nem balik ke dirinya.

🚩𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄; k.shinsuke ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang