Chapter 2

6.7K 845 12
                                    

Selalu.

Ia selalu mendengar perbandingan antara dirinya dengan Shinsuke. Di rumah maupun di sekolah.

"Kenapa ya Kita suka kepada [Lastname]?"

"Padahal Akiko lebih cocok bersama Kita, di bandingkan [Lastname]."

"Entalah, mungkin Kita di ancam agar mau dengannya."

Akiko. Nama teman kecilnya yang sekarang menjadi mantan sahabatnya. Ia cantik. Dengan rambut pirang itu banyak yang menyukainya. Tidak hanya cantik, ia juga pintar. Cocok bersama Shinsuke.

Ia selalu berpikir jika saja Akiko berpacaran dengan Shinsuke mungkin mereka akan menjadi couple goals.

Singkat cerita kenapa [Name] dan Akiko akhirnya jadi mantan sahabat itu karena Akiko menyukai Shinsuke. Jangan heran. Ia ingat sekali banyak yang mendukung jika Akiko dan Shinsuke berpacaran. Ia bisa lihat wajah Akiko yang senang sekali, tetapi kesenangannya itu hilang, ketika Shinsuke menyatakan perasaanya kepadanya di depan banyak orang. Dari situ Akiko pun membencinya. Simpel. Karena satu laki-laki ia dimusuhi.

Ia tak bisa menyalahkan Shinsuke atas semua yang ia hadapi, karena ini adalah takdir.

***

"[Name]-senpai!"

Atsumu berlari ke arah [Name] yang duduk seorang diri di kantin yang ramai. Di belakang Atsumu ada Osamu, Suna, dan Gin. Mereka mendekati [Name] lalu duduk bersama dirinya.

"Astaga senpai kenapa makan ramen? Nanti ketahuan Kita-san dimarahi." Atsumu menunjuk ramen milik [Name].

"Nah makanya jangan dikasih tahu."

"Jangan kasih tahu siapa?"

[Name] terlonjak mendengar suara Shinsuke di belakangnya. Ia menengok ke belakang melihat wajah Shinsuke yang datar. [Name] tak tahu Shinsuke ini marah atau tidak.

"I-itu haha, jangan kasih tahu sensei kalo ada pr haha. Ya gak Tsum?"

"I-iya senpai, benar haha."

Osamu, Suna, dan Gin hanya berdoa agar mereka berdua selamat.

"Kalian beda kelas dan beda umur."

Skatmat!

Mereka berdua terdiam. Saling melirik, mereka meminta bantuan kepada Osamu, Suna, dan Gin yang hanya di balas, selamat berjuang!

"[Name] ikut denganku."

Shinsuke berbalik badan, ia berjalan dengan [Name] dibelakangnya yang menengok ke mereka berempat yang mendoakan [Name].

Ia menghembuskan nafas, takut Shinsuke akan marah kepadanya. Karena ia sudah makan banyak ramen dalam seminggu. Dan Shinsuke pasti akan marah jika ia berkata jujur. Jadi ia harus berbohong.

Tapi pertanyaannya, ia bisa berbohong?

***

"Dalam seminggu kamu sudah berapa kali makan ramen [Name]?"

[Name] melirik ke arah mana saja, asal jangan melihat manik coklat milik Shinsuke yang sedang menatapnya tajam.

"Baru tadi." Ucap [Name] gugup.

Ia langsung merasakan energi Shinsuke yang lebih tajam. Ia bergidik ngeri.

"Maaf aku berbohong! Aku sudah dua kali makan ramen!"

"Kau berbohong [Name]."

"Tidak!"

"Lalu kenapa kau panik seperti itu? Aku hanya bertanya."

Skakmat pt2!

[Name] terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apalagi, karena ia ketahuan sudah berbohong.

"[Name] jawab. Sudah berapa kali?"

[Name] meneguk ludah dengan kasar. "Empat kali."

"Dalam seminggu?"

[Name] mengangguk. Shinsuke menghembuskan nafas. [Name] jika stres pasti akan makan ramen atau tidak meminum kopi agar begadang.

Shinsuke menepuk kepala sang kekasih dengan lembut. Ia tersenyum, "lain kali jangan gitu ya? Aku masakin aja mau?"

"Untung tidak di marahi, aman." [Name] bersyukur, ia mengangguk.

"Kamu pasti tidak kenyang dengan makan ramen saja kan? Aku bawa bekal, ayo kita makan."

Kita menggenggam erat tangan [Name], mereka berdua makan bersama di atap sekolah Inarizaki.

*

*

*

TBC

chapter besok baru konflik hehe

🚩𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄; k.shinsuke ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang