Chapter 14

4.1K 579 14
                                    

Hari yang di tunggu-tunggu oleh [Name]. Hari yang akan membuktikan bahwa ia sudah bekerja keras untuk mendapatkan nilai yang sempurna, dan diakui oleh orang-tuanya.

Hari pertama ujian.

[Name] yakin bahwa ia bisa. Ia sudah belajar terus menerus, mengulang kembali pelajaran yang sudah dibahas, membaca materi. Terkadang ia juga bertanya kepada Shinsuke jika tidak ada yang ia pahami.

Tidak mungkin usaha akan mengkhianati hasil bukan?

Atau ia harus bergantung dengan keberuntungan?? Tidak mungkin kan?

Dan jam pertama ujian pun di mulai.

***

"Nyesel enggak belajar! Jadi planga plongo, eh Kou gimana ujiannya? Banyak yang ngasal enggak?"

Kou balas dengan tersenyum yakin, "enggak lah! Cuma ngasal dikit."

"Tetep aja itu ngasal!"

Mereka tertawa, Kou melirik ke arah [Name] yang melangkah keluar dari kelas. Ia ingin mendekati [Name] tetapi di tahan oleh temannya.

"Kou, memang benar [Name] dengan Kita putus?"

"Here we go again,"

"Belum tahu." Kou mengedikan bahu, tak tahu dan tak mau tahu.

Kou bosan di tanya terus-menerus tentang hubungan [Name] dengan kekasihnya. Kenapa tidak langsung bertanya kepada orangnya langsung? Kenapa harus melalui dirinya?

Mereka sengaja bertanya karena dirinya suka dengan [Name]? Atau karena dirinya dekat dengan [Name]?

"Ke kantin dulu ya bro," Kou berdiri, ia segera melangkah menjauhi mereka yang ingin bertanya lagi.

Mereka ingin tahu sekali.

***

[Name] celingukan mencari kekasihnya, Shinsuke yang tidak ada dikelasnya itu membuat [Name] bingung harus mencari dimana lagi. Di kantin tidak ada, perpustakaan tidak ada, di kelas pun juga tidak ada.

Dimana kamu Shin? [Name] berpikir sejenak. Ia mengambil handphone-nya, mengetik pesan untuk Shinsuke.

Kita Shinsuke

Shinsuke kamu dimana?

Tak lama ada pesan balasan dari Shinsuke.

Aku lagi di belakang sekolah.
Kesini saja.

Untuk apa dia di belakang sekolah? [Name] tak mengambil pusing, ia segera berlari ke belakang sekolah.

Dua menit berselang, akhirnya [Name] telah sampai di belakang sekolah. Ia melihat Shinsuke sedang mengetik sesuatu di handphonenya.

Dirinya melangkah mendekati Shinsuke. Sadar bahwa kekasihnya sudah datang, Shinsuke menaruh ponselnya lalu tersenyum kepada [Name].

"Sepertinya akhir-akhir ini kamu sibuk ya Shin,"

Shinsuke diam, ia menepuk pelan rambut [Name], tersenyum sejenak lalu menjawab ucapan [Name]. "Seperti yang kamu tahu, aku sibuk belajar."

"Akhir-akhir ini kamu juga lebih dekat dengan Kou-san ya." Ia menatap [Name] lekat serta dengan senyuman.

Senyumannya tidak luntur sama sekali, bahkan lebih lebar.

[Name] kikuk, menurutnya Shinsuke sedikit seram. "Aku dengan Kou jadi lebih dekat karena agak sefrekuensi."

Shinsuke tidak menjawab ia masih tersenyum.

"Nanti mau pulang bareng?"

Ajakan [Name] cepat di setujui oleh Shinsuke. Tatapan Shinsuke masih menatap dirinya, mungkin sedikit lebih tajam?

"Kalau begitu saat pulang sekolah aku tunggu di gerbang?"

"Tak usah. Aku samper kamu ke kelas." Shinsuke menggeleng, ia mengambil satu tangan [Name] lalu ia taruh di pipinya.

Shinsuke memejamkan mata menikmati tangan [Name] yang berada di pipinya. "Tangan mu halus."

[Name] bingung dengan dirinya sendiri, ia baru saja takut dengan kekasihnya sendiri lalu sekarang wajahnya memerah.

Ia menunduk agar Shinsuke tak lihat wajahnya yang memerah. Jantungnya berdetak kencang, tak ada yang berbicara hanya hembusan nafas Shinsuke, dirinya dan angin.

*

*

*

TBC

WOI CRINGE BANGET GA SIHH, aku pengen bikin nem labil sama perasaannya sendiri WKWKW.

🚩𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄; k.shinsuke ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang