Chapter 19

3.8K 560 84
                                    

[Name] melihat jendela, memandang bulan tanpa awan yang menyinari gelapnya malam. Seraya menopang dagu dengan sebelah tangannya yang menyangga di atas meja. Ia memikirkan banyak hal yang telah terjadi. Terbesit awal pertemuan dirinya dengan Shinsuke.

"Hai? Sepertinya kamu kesulitan, boleh aku bantu?"

Lelaki itu mendekati [Name] yang fokus dengan bukunya, wajahnya frustasi karena tidak paham rumus. [Name] melihat lelaki tersebut, dengan cepat ia mengangguk. Matanya berbinar-binar, ia fokus dengan yang di ajarkan oleh lelaki ini.

[Name] tidak tahu lelaki yang membantunya, padahal satu kelas. Ia harus hilangkan sifat nolepnya ini. Di sela-sela waktu, [Name] bertanya. "aku belum tau namamu, namamu siapa? Namaku [Name]."

Lelaki tersebut tersenyum, "Kita. Kita Shinsuke."

"Terima kasih Kita, kau menjelaskannya dengan keren—maksudku gampang hehe. Maaf ya, aku susah mencari kata yang cocok."

"Tidak apa, aku senang membantumu."

"Kita teman?"

"Tentu."

Mereka berdua tersenyum bersama.

Saat itu masih tahun pertama ia berada di Inarizaki. Dan sudah mendapatkan teman seperti Shinsuke yang membantunya.

Karena Shinsuke mengikuti ekskul Voli, [Name] merasa kesepian karena tak ada teman. Lalu datang Akiko yang mengajaknya makan bersama, dimulainya mereka berteman.

Tiba-tiba saat tahun kedua Shinsuke menyatakan perasaannya, tentu saja [Name] bimbang. Dirinya tahu bahwa Akiko juga menyukai Shinsuke, tetapi Shinsuke menyatakan perasaannya di depan umum. Bagaimana bisa ia tolak?

Dari sana asal mula dirinya tidak berteman dengan Akiko. Ia tidak ada teman lagi selain Akiko. Namun Shinsuke mengenalkan dirinya dengan rekan tim nya.

Hanya saja rekan tim nya kan lelaki semua, ia juga ingin mempunyai teman perempuan.

[Name] menghela nafas, kenapa semuanya begitu rumit?

Dari awal tahun pertama ia tak punya teman sampai tahun terakhir pun tetap tak punya teman. Dan parahnya lagi semua warga sekolah tak menyukainya. Karna rumor itu.

Ia harus menyerah?

Tapi ia tak mau di kekang...

Kenapa ini semua harus terjadi kepadanya? Ia sudah lelah di tekan menjadi sempurna lalu sekarang ia harus bersabar dengan kondisi dirinya di sekolah?

Oh ayolah ia juga manusia biasa.

Ting!

[Name] melirik ke arah handphonenya. Ada pesan masuk dari Kou.

Kou

Hey aku di depan rumahmu.
Mau jalan-jalan sebentar?

Sepertinya aku tak memberi tahu rumahku kepadamu deh.

Hahaha kau pelupa sekali.
Sama sekali tak ingat?

Beneran? Yasudah kalau begitu.
Tunggu tiga menit aku keluar.

Baiklah, hati-hati.

***

"Kau mau sesuatu yang mengejutkan?"

[Name] menaikkan alis, "apa?"

"Gadis itu yang menyebabkan rumor."

Ia sama sekali tidak terkejut. Sedikit sih. "Yang meninggal itu...?"

Kou mengangguk.

[Name] memberhentikan jalannya. Ia menatap Kou yang menatapnya balik. Kou tersenyum, "ada apa?"

Jujur saja, semua ini aneh. Ia merasa jika semua orang mengawasinya.

"Udaranya dingin ya," bodoh. Namanya juga sudah malam, pasti dingin. Hanya saja itu pengalihan jika dirinya tidak nyaman. Seharusnya ia merasa aman dekat dengan Kou, tapi sekarang tidak. Mungkin karena ancaman dari Shinsuke. Membuatnya mempunyai trust issues dengan orang-orang sekitar.

"[Name] kau benar-benar sudah tak ada hubungan lagi dengan Kita-san?"

Kou harusnya tahu bahwa itu adalah pembicaraan sensitif.

"Kenapa jadi mellow gini deh, mau jajan?" [Name] jalan duluan ia melihat Kou yang masih diam ditempat.

"Kau tidak curiga sama sekali?"

Tentu saja. Aku bahkan curiga denganmu Kou.

"Sudah jangan dibahas, aku ingin santai sebentar."

"[Name] aku bicara serius. Kau dekat dengan anak tahun kedua itu, Atsumu bukan namanya? Kenapa ia tak datang kepadamu padahal kau sedang di bully saat itu. Bahkan tak ada yang membantumu sama sekali."

"Kau juga tak membantu ku Kou,"

Skatmat. Kou terdiam. Ia menatap lekat mata [Name]. Tersirat kelelahan yang mendalam.

[Name] tersenyum. "Sudah ya? Jangan berbicara tentang itu lagi."

***

"Kau sudah pulang? Tadi siapa? Bukan Shinsuke?"

[Name] melangkah masuk, pertama kali yang di ucapkan ibunya adalah Shinsuke. [Name] menggeleng, "bukan."

"Kau putus dengannya?"

[Name] berjalan ke arah meja makan, ia duduk. Melihat ibu sedang menyiapkan makanan, dan ayahnya yang diam memperhatikan.

[Name] tak menjawab.

"Tak apa jika kau putus dengan Shinsuke, mungkin Shinsuke bukan yang terbaik untukmu." [Name] menatap sang ayah, wajahnya melembut. Jarang ayahnya menimbrung percakapan antara dirinya dan sang ibu.

"Tidak bisa! Ibu hanya ingin kau dengan Shinsuke, kalau yang lain ibu tidak akan merestui." Jawab sang ibu tegas.

Mereka berdua diam.

[Name] menghela nafas, ini tidak akan mudah.

*

*

*

TBC

Aku udah kasih clue siapa yang sebar rumor. Di chapter sebelumnya, Shinsuke sengaja bilang "Maaf, saya ingin ke [Name]." Padahal notabenenya mereka berdua udah putus, putus nya juga tidak baik-baik. Apalagi perempuan yang udah d word ini blak-blakan. Dia langsung bully [Name] padahal [Name] ini engga tau apa-apa.

Pertanyaannya kenapa Kou bisa tau?

HAHAHAHA MARI BERTEORI

Btw akun kleponberbulu sama Dndelion- aku suka deh liatin kalian berteori, keren bisa nebak. SUBARASHII 🤩😎

Silakan berteori untuk chapter kedepan WKWKW

🚩𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄; k.shinsuke ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang