Bolehkah ia meminta sesuatu yang tidak masuk akal? Lebih tepatnya ia tidak sanggup untuk menerima kenyataan.
Lelah.
Siapa yang tidak lelah jika hidupnya diatur?
Masa depan sudah di atur oleh orang tuanya. Hanya untuk gengsi semata. Memangnya menjadi seorang dokter bisa membuat semuanya berjalan dengan baik?
Kenapa ia tidak boleh menginginkan masa depan yang ia mau? Kenapa harus orang tuanya yang mengatur? Kenapa?
Ia sudah melakukan semua yang orang tuanya mau. Sekarang giliran dirinya sendiri yang menentukan jalan hidup.
Tidak tahu harus marah, sedih, kecewa ataupun senang. Jika boleh jujur, ia tidak sedih ataupun senang saat mendengar ibunya di teror. Ia hanya terkejut. Entahlah.
Menyusahkan.
Kekasihnya yang terobsesi kepadanya, ia ingin putus, jika saja ia tidak sayang nyawa.
Teman yang sifatnya mulai janggal.
Kepalanya pusing, memikirkan banyak hal yang telah terjadi.
"Sendirian aja, enggak punya teman ya?"
[Name] tersenyum miris mendapati Atsumu yang berucap sembari tertawa. "Sendirinya? Biasa juga bareng Osamu sama Suna."
"Dihukum," Atsumu segera duduk di samping [Name]. Menyodorkan makanan yang ia bawa kepada gadis di sampingnya.
"Kok bisa?"
"Berantem sama Samu." Jawab Atsumu, menatap gadis di sampingnya ini.
Tiba-tiba Atsumu bercelatuk, "kok senpai cakep banget, baru tau."
[Name] tertawa kecil. "Kekasihku bisa marah loh,"
Atsumu segera menyergah. "A-aku cuma muji doang! Aku juga masih sayang nyawa,"
[Name] melirik sebentar ke arah Atsumu lalu menatap kembali ke depan, ia memejamkan matanya. Menikmati angin yang berhembus, menerbangkan helaian rambutnya.
Di saat matanya terpejam, ia mengingat kembali saat dimasa ia baru berpacaran dengan Shinsuke.
Masa-masa dimana semua terasa menyenangkan, seperti ia sedang bermimpi. Kembali ke kenyataan, semua ini hanyalah masa lalu.
Entah kenapa ia jadi bernostalgia.
Membuka matanya perlahan, ia melihat Atsumu yang sedang menatapnya. Ketika mata [Name] bertemu dengan mata Atsumu, ia segera memalingkan wajahnya. Tiba-tiba saja Atsumu berdiri, membuat [Name] terkejut dan membuat [Name] keheranan. Kenapa? Pikir [Name].
"S-sepertinya Osamu sama Suna mencari ku deh, a-aku duluan ya senpai," Atsumu pun pergi begitu saja meninggalkan [Name].
"Hati-hati,"
Tanpa di sadari Suna, Osamu, dan Shinsuke melihat kejadian tersebut.
***
Kasus beberapa gadis yang menghilang itu perlahan mulai reda, mungkin dikarenakan tidak bisa menebak siapa dalang atau pelaku itu sendiri akhirnya polisi pun menyerah meskipun banyak yang menentang.
Tentu saja itu adalah pembahasan yang sensitif bagi mereka, termasuk untuk [Name] dan Shinsuke. Yang mengetahui pelakunya.
Sebenarnya [Name] ingin tahu mengapa Shinsuke meneror ibunya. [Name] melirik ke arah Shinsuke yang sedang membaca buku. Ia ingin bertanya tetapi takut, takut jika hubungan mereka bertengkar lagi.
"Kenapa?"
Bodoh! Kenapa tiba-tiba ia bergumam seperti itu. Shinsuke jadi melihat ke arahnya.
"Ada apa [Name]? Maaf aku terlalu fokus membaca buku ya?" Dengan cepat ia menutup buku yang sedang ia baca lalu menatap [Name].
Aku harus bilang apa? Pikir [Name] bingung.
"Tidak ada..." Ucap [Name] ragu.
Shinsuke tidak bertanya lebih lanjut, ia diam sembari mengusap rambut [Name] dengan senyuman.
***
"Aku sudah memperingatkan mu, jangan dekat-dekat dengan kekasihku."
"Kenapa? Kau takut jika rahasia mu terbongkar?"
*
*
*
TBC
GESSS AKU MINTA MAAF🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
BARU SADAR ADEGANNYA ADA YANG DOUBLE, SEMPAT BINGUNG KOMEN KALIAN KOK "DOUBLE DOUBLE" TERNYATA EMANG DOUBLE 😭😭
maaf atas kesalahannya 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
🚩𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄; k.shinsuke ✓
Bí ẩn / Giật gân北 信介 ❲Kita Shinsuke❳ __________ "Aku melindungimu dan itu salah?" [Name] mencurigai kekasihnya sendiri yang sifatnya terlampau aneh, semenjak ia mengatakan ingin putus. __________ Warning ↳ Manipulatif, Stalking, dan Obsesi. ハイキュー!! © Furudate Ha...