Chapter 18

3.8K 573 79
                                    

Seharusnya ia tahu bahwa tatapan Shinsuke itu akan terjadi sesuatu yang mengejutkan warga sekolah. Padahal harusnya minggu-minggu ini akan damai karena masih ujian. Tapi itu semua sirna karna kejadian mengerikan terulang lagi.

Dua hari setelah kejadian dirinya di bully. Gadis itu, gadis yang membully nya sekarang hilang.  Di kertas orang hilang tersebut di beritahu jika gadis itu hilang sejak sore saat berpergian ke supermarket dan tidak pulang sampai sekarang. Dan di samping kertas orang hilang itu ada foto mengerikan. Tubuh gadis itu sudah tidak bernyawa. Dengan darah berceceran dimana-mana, pisau yang masih menancap di dadanya, wajahnya yang terkena sayatan pisau, satu kata, mengerikan.

"Lagi? Kenapa korbannya harus perempuan?! Ini termasuk pembunuhan masal! Kemana polisi? Sudah ada dua korban dan pelaku belum ditemukan? Yang benar saja!"

"Korbannya juga belum ditemukan loh..."

Deg!

Deg!

Deg!

Shinsuke! Ia harus mencari Shinsuke. Ini semua pasti ulahnya. Jantungnya berdetak lebih kencang, keringat membasahi wajahnya, tubuhnya bergetar, pikirannya berkecamuk. Ia menatap sekitar dengan pandangan takut. Seperti ada yang mengawasinya.

"[Name]! Hey, kau mendengarkan ku?!"

Kou membuyarkan lamunan [Name]. Dirinya menatap khawatir, Kou berpikir jika [Name] takut karena korbannya perempuan. Dan tentu saja dia takut, bisa saja dia menjadi korban selanjutnya.

"A–ku tak apa, hanya pusing saja." [Name] menghembuskan nafas panjang, banyak pertanyaan di kepalanya, alhasil ia pusing memikirkan banyak kemungkinan yang akan terjadi.

Opsi pertama ia akan kembali ke Shinsuke. Opsi kedua ia akan menjauhi Shinsuke yang pastinya akan bertambah korban, dan ia tak mau itu.

Tapi semua opsi itu tidak ada yang menguntungkannya. Hanya menjebaknya lebih terikat dengan Kita Shinsuke.

Atau memang takdirnya terikat dengan Kita Shinsuke?

Tidak!

Ia tak ingin. Tapi ia tidak ingin semua ini terjadi lagi. Dirinya sangat naif.

"[Name] aku tahu akhir-akhir ini kamu jarang tidur, ada apa? Mau bercerita?"

Bagai cahaya yang menyinari dirinya yang gelap, Kou mengkhawatirkan dirinya. "Terima kasih Kou, aku sungguh berterima kasih atas semuanya."

"Aku tidak melakukan apapun kok kenapa berterima kasih kepadaku?" Kou menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, ia gugup.

"Kau melakukan banyak hal kepadaku Kou, aku sungguh berterima kasih. Dan maaf mungkin mulai besok aku tidak akan dekat denganmu lagi." Ia masih memiliki Kou, teman sekaligus sahabatnya. Ia tidak akan pernah bilang kepada Kou jika dirinya menganggap Kou sebagai sahabatnya yang berharga.

Kou tersenyum, ia mengerti. "Sama-sama [Name]."

Aku menyerah Kita Shinsuke, aku akan kembali kepada mu lagi.

***

Maaf aku preng, disitu ada kameranya.

Tidak akan semudah itu ia menyerah. Dirinya akan berpura-pura bahwa ia tak tahu menahu tentang semua ini. Menghindari yang namanya Kita Shinsuke. Pura-pura tak kenal yang namanya Kita Shinsuke.

Gampang, seharusnya begitu. Jika saja lelaki di depannya ini tidak terobesesi dengannya.

"Sudah berapa kali aku bilang. Aku tak akan kembali padamu." Tegasnya. Ia berdiri tegak seakan-akan ia berani padahal jantungnya sedari tadi berdetak lebih kencang, takut jika kenapa-kenapa. Karena gedung sekolah ini sepi, semua orang sudah pulang kecuali mereka berdua.

Shinsuke hanya tersenyum menanggapi ucapan [Name]. "Baiklah."

Ini aneh.

Shinsuke tak memaksanya.

Shinsuke berbalik badan dan pergi begitu saja meninggalkan [Name] dengan banyak pertanyaan di pikirannya.

*

*

*

TBC

mungkin bakal jarang update karna udah kelas akhir juga😔☹️ tapi di usahain seminggu sekali

🚩𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄; k.shinsuke ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang