Sudah beberapa hari ia berada dirumah Shinsuke. Pikiran dan hatinya tenang. Tidak mendengar makian yang berlebihan dari orang tuanya. Hanya melihat dan mendengar sesuatu yang indah. Senyuman dan perkataan yang lembut.
Yang ia dambakan sejak dulu.
Tak ada tuntutan untuk menjadi sempurna, hanya menjadi dirinya sendiri.
"Kamu bukan boneka yang bisa dikendalikan oleh orang tuamu, kamu bukan boneka marionet. Kamu hanya [Name]. [Name] yang mengejar mimpinya, bukan mimpi kedua orang tuanya. Kelebihan dan kekurangan itu wajar, karena kamu manusia. Bukan robot ataupun boneka."
Mendengar itu, sontak [Name] mengeluarkan air matanya. Ia diam. Ia tak tahu harus jawab apa. Karena ia sama sekali tidak pernah mendengar jawaban seperti itu untuknya.
Ada sensasi aneh, tapi ia senang.
Dan sekarang waktunya ia pulang kerumah. Entah kenapa, ia tak ingin menganggap rumah tersebut sebagai rumahnya. Karena sama sekali tak mirip dengan tempat pulang, bahkan mirip tempat yang harus ia hindari.
Ia tak menghitung berapa hari ia berada dirumah Shinsuke, karena ia terlalu nyaman sampai tak ingat rumah. Untung saja Shinsuke ingat. Besok ia harus kembali ke sekolah.
"Sampai jumpa [Name], hati-hati."
"Terima kasih banyak nenek!"
***
"Akhirnya ingat rumah juga."
Penderitaan dimulai.
Baiklah itu terlalu berlebihan, tapi mau gimana lagi. Memang seperti itu faktanya.
[Name] melirik sebentar ke arah ibunya, kerutan nya bertambah. Padahal ia hanya beberapa hari menginap dirumah Shinsuke.
Ibunya sedang mengobrol sebentar dengan Shinsuke sebelum pacarnya pulang. Yang pasti nadanya selalu senang.
Ia berjalan menuju kamarnya, menutup pintu dengan pelan, ia merebahkan tubuhnya dikasur.
[Name] menghela nafas panjang, jika sudah berada dikasur ia akan tidur. Karena atmosfer dikasur lebih besar.
Baiklah, ia tidur sebentar.
***
Wow, lihat. Jam berapa sekarang.
[Name] menatap jam dinding dengan panik. Kenapa ibu tidak membangunkannya?! Biasanya jika sudah jam 8 pintunya akan digedor-gedor. Tapi lihat! Sekarang sudah jam setengah 9 dan ia tidak dibangunkan.
Firasatnya tidak enak.
"Halo tuan putri. Sudah bangun?"
[Name] menatap meja makan lalu ibunya yang tersenyum kepadanya, tetapi tangan yang ia pegang untuk sendoknya bergetar.
"Ada apa dengan ibu?" Akhirnya [Name] bersuara dengan nada mencurigakan.
"Dan kenapa tangan ibu bergetar seperti itu?"
Cepat-cepat tangannya ia sembunyikan di belakang meja. [Name] menatap ibunya lalu ayahnya yang tiba-tiba gugup.
[Name] melirik ayahnya yang tiba-tiba serius. "Ibumu di teror."
Firasatnya benar.
"Di teror?" [Name] menatap balik ibunya yang kelihatan panik mendengar ucapan ayahnya.
Ayahnya mengangguk lalu menjelaskan. "Ibumu diteror saat membeli makanan di supermarket."
"Malam hari?" Ayahnya kembali mengangguk.
"Ibu melihat wajahnya?"
"Tidak... Pakai topeng."
[Name] menghela nafas panjang, bagaimana bisa. "Apa yang di omongin?"
Ibunya menggeleng tegas. "Kamu enggak perlu tahu. Makan saja, lalu satu jam lagi berangkat ke sekolah.
[Name] menurut saja. Ia makan dengan diam, lalu tak lama ia kembali ke kamarnya.
Apa kaitannya ia tidak dibangunkan dengan di teror?? Tidak ada kaitannya, dan ini aneh.
[Name] menduduki kursi belajarnya. Ia menatap ke arah jendela. Langit cerah tanpa ada awan.
Sekarang. Ia memiliki banyak pertanyaan.
*
*
*
TBC
HALOO
Maaf banget belum bisa update 😔😔
Untuk chapter ini juga kurang feel ya, entah kenapa aku emang suka banget bikin cerita yang obsesi gitu. Padahal kalo di rl malah takut☠️
KAMU SEDANG MEMBACA
🚩𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄; k.shinsuke ✓
Misterio / Suspenso北 信介 ❲Kita Shinsuke❳ __________ "Aku melindungimu dan itu salah?" [Name] mencurigai kekasihnya sendiri yang sifatnya terlampau aneh, semenjak ia mengatakan ingin putus. __________ Warning ↳ Manipulatif, Stalking, dan Obsesi. ハイキュー!! © Furudate Ha...