•24•

23.9K 2.8K 307
                                    

Jauzan nyebat sambil natap lurus ke jalanan di depan dia. Cowok ini sedang dibuat bingung sebenarnya sama apa yang dia barusan saja. Dari kejadian yang Naren protes nggak mau antar Aurora cowok itu dari situ mulai menjauh dari Aurora, bahkan Aurora kalo ke rumah Naren aja langsung masuk kamar anggap Aurora gak ada. Tapi, kenapa barusan aja dia lihat Naren narik lembut Aurora ke dalam mobil cowok itu bahkan nih ya tadi Naren sedikit meluk Aurora. Aneh.

Hatinya Naren itu sebenarnya milih siapa sih? Dia atau tetehnya? Kadang Naren begini, kadang juga Naren begitu. Jauzan beneran pusing banget sama tindakan labil Naren. Jauzan sebenarnya juga pengen jujur soal perasaannya biar mereka lebih damai dan dekat tapi Naren selalu bertingkah kaya gini Jauzan kan jadi ragu sama cowok itu.

"Woi Jan."

Jauzan yang namanya dipanggil noleh terus ngangguk. "Paan?"

"Tadi gua perasaan lihat teteh lo dah," kata temennya Jauzan itu ikutan duduk sambil nyalain rokok.

"Di mana?" tanya cowok itu pura-pura gak tau padahal ya dia juga lihat tetehnya ada di sekitaran sini.

Temennya cowok itu ngarahin kepalanya ke cafe yang nggak jauh dari mereka. "Noh di sono, sama suami lo itu," katanya beri info. "Terus gua lihat si teteh lo itu nangis-nangis gitu dah."

Alis Jauzan mengernyit. Jadi tadi waktu dia lihat Aurora itu cewek itu habis nangis? Nangis karena apa? Naren? "Nangis gimana dah? Histeris gitu?" tanyanya ingin tau. Kalaupun dia tanya ke teteh cewek itu gak bakal jujur, karena dia tau tetehnya susah untuk jujur soal perasaannya yang sebenarnya.

"Pertama tuh ya dia nangis sendirian pengen dah gue samper tapi takut sksd anjir. Makanya gua lihatin dikit-dikit aja eh tiba-tiba suami lo itu datang terus nyamperin dia."

"Oh begitu? Thanks bro! Gua cabut luan," kata Jauzan mencampakkan rokoknya yang tinggal sedikit lalu dia injak dan habis itu tuh cowok jalan pergi ninggalin temannya yang gak terlalu ambil pusing.

"Oh begitu? Thanks bro! Gua cabut luan," kata Jauzan mencampakkan rokoknya yang tinggal sedikit lalu dia injak dan habis itu tuh cowok jalan pergi ninggalin temannya yang gak terlalu ambil pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Naren ngehisap sebatang rokok di bibirnya. Mata cowok itu sedikit memerah dengan wajah menahan kesal setengah mampus. Ada kemarahan yang sedari tadi dia tahan yang benar-benar ingin membeludak namun gak bisa karena dia akan menyakiti gadis itu. Ya Aurora.

Siang tadi Aurora tiba-tiba telfon sambil nangis-nangis buat Naren panik seketika dong ditelfon nangis-nangis gitu. Apalagi Aurora jarang banget nangis kaya tadi makanya dia buru-buru nyamperin Aurora yang benar saja cewek itu sudah nangis sesenggukan di dalam cafe yang untungnya sepi pengunjung.

Ketika Naren tanya ada apa cewek itu selalu menggeleng buat Naren sedikit kesal namun dia tahan karena Naren sadar sedang berhadapan dengan siapa dia ini. Naren menemani Aurora yang terus-terusan nangis, cowok ini tadi nggak bertindak apa-apa sampai Aurora teriak-teriak gak jelas sendirian buat Naren sigap meluk cewek itu dan dengan cepat membawa pergi.

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang