Born line III

745 56 2
                                    

Felix bangun dan pulang dengan keadaan yang lebih baik, dia tidak berbicara apapun pada sang kakak hanya diam saja sedari awal dia bersama sang kakak

"Kenapa?" Tapi sepertinya pertanyaan pertama dari kakaknya meruntuhkan benteng pertahanan Felix, yang muda menanggis pelan sembari air matanya turun perlahan

"Kita pulang aja ya, nanti cerita sama kakak" Minho berujar pelan sembari menggenggam tanggan Felix lembut

"Kak ..."

"Kakak tau, agak cepet juga Heat pertamamu datang, tapi kakak disini jangan takut ya" Minho menggelus lembut punggung tanggan Felix sembari masih berfokus untuk berkendara

.

Mereka sampai dalam waktu 15 menit, Minho turun duluan sembari memantau keadaan sekitar dan sembari menunggu Felix turun juga, begitu Felix sudah masuk ke mansion Minho menyusul dirinya tidak menemukan sang adik diruang tamu, padahal baru berjarak beberapa menit, tapi Minho tau adiknya pasti sudah tiba dikamarnya

Dan Minho kali ini berinisiatif untuk mengghampiri Felix ke kamar pemuda itu, tapi saat dirinya memegang knop pintu kamar Felix perasaan aneh meyerang hatinya, dia merasa bahwa bahaya bila masuk tapi naluri nya menyuruhnya masuk, Minho bimbang dan pilihannya jatuh pada tidak, dia memutuskan membiarkan Felix menikmati waktu sendirinya

Makan malam terasa sunyi diantara kakak beradik itu, Minho tak membahas apapun sementara Felix mencoba menahan sesuatu yang bergejolak pada dirinya, Minho duluan yang meninggalkan tempat makan dirinya segera menuju ruang kerjanya lagi, masuk kesana entah untuk apa

Felix yang melihat kepergian kakaknya merasa sedikit aneh, instingnya menyuruh untuk menyusul ke sana, dan Felix menurut kemauan instingnya, segera dirinya pergi kesana, tanpa bersuara dia masuk dan menemukan Minho terduduk di single sofa sembari menatap keluar jendela disambing kirinya

Tiba tiba Heat dengan kuat menyerang tubuh Felix, Minho tentu panik begitu mencium bau feronom Lily of the Valley milik Felix, dirinya menahan sekuat tenaga feronomnya juga kesadarannya agar tidak menyerang Felix, tidak Minho tidak mau ....

"Fe ... Felix apa Heatmu datang lagi?? Apa bisa keluar dulu?? Kakak sepertinya pening dan merasa ada bahaya ..." tapi Felix hanya diam saja ditempatnya, Minho mati matian menahan gejolak ditubuhnya

"Shit ... Spontanious menyebalkan!!" Batin Minho menjerit tak suka dengan keadaanya yang terkena Spontanious Rut karna feronom Felix, dia tidak mau merusak adik nya tidak akan pernah dalam janjinya

"Alpha ..." oh batin Minho makin tersiksa ketika suara lirih Felix memanggilnya, memanggil jiwa alpha nya yang tertidur pulas, sekarang Minho dengan tanpa sadar mengghampiri Felix, merengkuh pinggang yang lebih muda seraya mencium dan melumatnya gemas

"Astaga!! Felix cepat kembali ke kamarmu!!" Minho mendapat kesadarannya kembali, dia mendorong kencang Felix agar pemuda itu tidak dekat dengan tubuhnya tapi Felix sama sekali tidak pergi justru dirinya yang mendekat kearah Minho

Felix mulai menggeluarkan aroma Woody khas Minho yang mana membuat yang lebih tua terkejut bukan main

"Felix!! Sadar!!" Tapi Felix menatap Minho memohon, memohon agar digagahi dan dihancurkan oleh pemuda itu, yang mana membuat alpha Minho berontak, dengan segera Minho menarik Felix menuju kamar pemuda itu sendiri, memasukkan kedalam si empunya kamar dan mengguncinya, Minho diluar kamar sedikit merasa lega, tapi tak bertahan lama saat feronom Felix terus menyapu indra penciumannya

Minho mau tak mau harus menjauh sementara waktu dari Felix, tapi mendengar Felix meraung didalam sana membuat jiwa alpha Minho bergetar

"Tidak boleh!! Tidak!!" Memukul kecil kepalanya, Minho berangsur menjauh untuk menenangkan dirinya sendiri

Tapi apa yang tidak diinginkan Minho terjadi, aroma feronom Felix menarik nya terus menerus, bau woody dari tubuh Felix membuat jiwa alpha Minho bergelonjak, kesadaran Minho juga menipis dirinya dikuasai oleh alpha mya sendiri

"Omega ku ... senang menemukanmu didekat ku hmm ..." Felix bergerak mendekati Minho yang membuka pintu sembari menyapanya dengan kalimat tersebut

"Ayo habiskan malam ini berdua" ujar Minho sembari melumat penuh nafsu bibir milik Felix

.
.

Felix bangun terlambat esoknya, dia tidak menginggat apapun kecuali saat adegan dimana seorang alpha berada tepat diatas tubuhnya, pipi Felix bersemu menginggat itu, dirinya segera bergegas mandi dan bersiap berangkat kesekolah

"Kak, mau kemana?" Felix bertanya begitu dirinya tiba diruang tengah menemukan kakak nya yang sudah rapih walau berpakaian santai

"Ke resto sebentar, ayo nanti telat" Felix menggangguk paham segera bergegas mengghampiri kakaknya

"Kak tau ga" percakapan yang menggusir hening diantara keduanya

"Semalam sepertinya ada seorang alpha yang berdiri diatasku, aku ingat dengan jelas itu, tapi sayangnya siapa dia dan wajahnya bagaimana aku tidak tau" Felix berujar sedih sementara Minho mencoba untuk fokus pada depannya

"Mungkin khayalanmu saja kali, biasalah heat pertama memang begitu" Felix terlihat mengghela nafas lalu membanting tubuhnya kejok mobil yang ia duduki

"Masa si? Semalam tampak seperti nyata kak! Serius!!" Minho menggusak rambut Felix pelan

"Jangan dipikirkan sudah sana masuk" ujar Minho, tanpa sadar keduanya sudah berhenti didepan gerbang sekolah Felix, yang mana membuat Felix bergegas masuk kedalam sebelum bel berbunyi beberapa menit lagi, tak lupa menggucapkan salam perpisahan pada Minho

"Kalau lix tau mampus aku, tapi ... sepertinya aku harus ke lunar dulu"

.
.

Felix masuk disambut dengan tatapan tajam dari seluruh siswa/i kelasnya, dirinya tidak paham kenapa mereka semua menatapnya demikian, sampai akhirnya Felix tau apa penyebabnya, dimading paling belakang kelasnya ada 2 lembar tulisan yang menggancam siapapun itu

Felix refleks menatap Han, yang mana membuat pemuda itu menunjukkan wajah sedih dan pergi duduk dibangku nya, Felix cuman bisa mengghela nafas pasrah

"Aku rasa ini akan berjalan sedikit sulit" gumam Felix



















----------------------------------
Hehehehe .... annyeong~ semoga suka ya, voment jangan lupa^^!

The World 5 | Harem FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang