Nantangin?

922 41 10
                                    

Gendre  : Campus life, Teenager Love
Rate        : T+ l hards word, non baku
Lenght   : Oneshoot
Request : -




"Kak Jeno serius?" Seorang gadis yang bernama Rara mengangkat tanggan untuk bertanya pada Jeno Jeffandra alias Jeno si ketua himpunan

"Iya jadi gitu ya, soalnya beberapa dosen mau rules terbaru diterapkan jadi kita harus pertimbangin dulu 2-5x" semua anggota himpunan mengangguk paham

"Tapi bentar deh Jen, kalo seriusan kaya gitu apa mahasiswa ga gempor?" Gadis lainnya berujar sembari menatap coret coretannya

"Kalo diliat dari sisi mahasiswa si harusnya kaya gitu, but ngerti lah dosen kita ini gila nilai" semuanya mengangguk paham

"Gua setuju nan, tapi coba didiskusikan dulu" Jeno mengangguk juga sembari menatap catatannya, hening menyelimuti ruang rapat tersebut, tapi suara suara anggota himpunan yang lain mulai terdengar saut menyaut

Menyuarakan pendapat dan diskusi mereka sendiri, Jeno sendiri menyimak semuanya dengan baik mencatat beberapa point yang dia anggap baik

Tok

Tok

Semua menenggok pada pintu ruang rapat yang mana ada seorang pemuda tengah beraut wajah panik mencari keberadaan seseorang

"Kenapa Jendra?" Suara dari sosok Nandra a.k.a Nana membuat Jendra a.k.a Jeongin menenggok kesumber suara

"Maaf banget tapi kak Felix urget" Jeno yang awalnya agak sibuk liatin catetannya jadi natap tajam Jeongin

"Felix?" Nada dingin dari ujaran Jeno membuat Jeongin mengganguk cepat

"Ha ..." smirk tipis terbit diujung bibir Jeno, dirinya menutup dengan cukup kencang buku berukuran kecil tersebut

Tanpa banyak bicara Jeno menggambil jaket serta tas nya dan segera meninggalkan ruang rapat yang membuat anggotan himpunan yang lain panik bukan main

"Mampus kak Jeffan ngamuk" celetukan tersebut membuat semuanya tambah panik

.

Jeno berjalan cepat menuju motornya segera memakai jaket jeans, helm juga tasnya bergantian, menyalakan motornya dengan tergesah gesah

Begitu mesin motor sport itu menyala Jeno segera berlalu dari kampus cepat, memecah jalanan ibu kota dengan kecepatan tinggi

Jeno tiba di taman yang Felix kirim lokasinya, dia dapat melihat ada 2 pemuda dan 1 gadis, yang mana pemuda asing tersebut membentak kekasihnya

"Lu tuh harusnya maklum tau ga?!" Rahang Jeno menggeras begitu mendengar penuturan kasar tersebut didekat telinganya

"Dia itu cewe dan lu cowo! Sadar diri bisa?!" Tentu tatapan marah dari mata Felix terbit menatap pemuda asing dihadapannya

"Bisa ... tapi cewe lu bisa ga buat jaga matanya dari cowo gua?!" Bentakan balik dari Felix membuat pitam cowo didepannya naik, tanpa menjawab pemuda itu segera menampar Felix dengan kencang, membuat Felix terdiam beribu bahasa

"Gay menjijikan! Wajar jika cewe gua liat cowo lu dengan tatapan suka! Ga ada yang salah dengan tatapannya!! Yang salah lu! Dasar gay!! Enyah dari bumi ini lu!" Felix diam matanya memanas mendengar ucapan yang amat menusuk hatinya

"Bangsat! Hadepin gua sekarang!! Jangan bentak pacar gua!! Dan lu yang harusnya enyah!" Jeno dengan brutal mengghajar pemuda itu, Felix diam tidak melakukan apapun, sementara si gadis sudah menjerit takut dan panik

"Jeno stop" sederet kalimat dengan mada lirih itu membuat Jeno berhenti mengghajar pemuda asing itu, Jeno bangkit menatap remeh pemuda itu

"Sekali lagi gua denger lu ngebentak pacar gua, gua penggal leher lu kalo bisa gua yang jadi pencabut nyawa lu" Jeno mengginjak dengan kencang perut pemuda itu, lalu berjalan mendekati Felix yang menunduk sembari menggelus lembut pipi nya

"Babe you ok?" Jeno memegang kedua lengan Felix sembari meneliti wajah Felix

"Tatap aku" tapi Felix tidak mendonggak sama sekali, membuat Jeno menaikkan dagu Felix

"The fuck?!" Jeno kaget bukan main begitu pipi kanan Felix memerah padam, Jeno auto natap nyalang pemuda asing tadi

"MATI LU BANGSAT!!" Dan lagi Jeno kembali mengghajar pemuda itu

.

"Bang lu ..." Jeno membuang nafasnya kasar dia lebih peduli pada pipi merah Felix, menggompresnya pelan dan lembut

"Gila ya lu?! Dia patah tulang di kaki dua duanya dan lu dengan santainya di sini?! Dia ampe koma loh bang!!" Jeongin berujar panik membaca hasil diagnosa dari dokter

"Mati kek pake koma segala" Felix menatap Jeno kesal yang mana membuat Jeno menatap balik Felix dengan bingung

"Jangan begitu, ga boleh ... besok kalau dia siuman kamu minta maaf ya" Jeno mengganguk sembari tersenyum lembut menatap Felix

"Tapi ga janji" Felix cemberut kesal mendengarnya

"Abisnya dengan santai dia ngatain kamu?! Kek anjing tau ga si dia?! Eh engga kaya babi deng, cocok dijadiin bahan ngepet" Felix memukul pelan bahu Jeno

"Iihh!! Ga boleh!! Minta maaf!!" Jeno mengghela nafas lalu mengganguk sebagai jawaban

"Iya sayang ku, nih makan ya" Jeno memberikan tote bag dengan ukuran sedang ke hadapan Felix yang mana membuat mata Felix berbinar senang

Felix menubruk tubuh Jeno lalu memeluknya erat

"Jangan dipikirin ya, dia cuman sampah" Felix mengangguk sebagai jawaban tambah menggeratkan pelukkannya pada Jeno























End
----------------------------------
Perdana Leun nulis kapal goib Jenlix, sksksk leun sejujurnya ga tau karakter Jeno but my bestie ngebiasin Jeno dan dia beberapa kali cerita jadi sedikit dikit tau lah~ walau ga menyeluruh, hehehe ... enjoy ya~ voment juseyo~~

Req ship + gendre >

The World 5 | Harem FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang