U

746 41 6
                                    

Gendre  : School life, Teenage love
Rate        : T
Lenght   : Oneshoot
Request : -




"Minggir ih!!" Felix kesal setengah mampus dengan orang didepannya, bagaimana tidak orang itu terus saja mengghalangi jalannya dan tak membiarkannya pergi

"Bilang dulu" Felix cemberut tidak mau menggatakan apapun

"Ayo bilang dulu sayang" Felix tetap bersikeras tidak mau menggatakan apapun kepada namja didepannya

"Han minggir aku mau kekantin" kali ini nada bicara Felix memelan dirinya mendorong pelan Han agar tidak membuat kegaduhan mendadak

"Yaudah ayo bareng" Felix menggeleng tak mau, menepis tanggan Han yang mencoba menggengamnya

"Mau sama Jeje, Han sama yang lain aja" tapi Han kekeh tetap menarik tanggan Felix menuju kantin, Felix itu malu an anaknya sehingga dia bersembunyi dibelakang punggung Han karna jadi pusat perhatian semua orang

"Han malu" sementara yang diajak berbicara sedang sibuk meneliti setiap sudut kantin hingga dirinya ketemu pada orang yang dia cari

"Je nih Felix" Han samperin orang yang dia maksud sembari nunjuk belakang punggungnya

"Kak lix~" pemuda lain memanggil Felix yang mana membuat Felix pindah jadi kepemuda itu

"Gua mesen makanan dulu, jangain bentar" yang dititipkan pesan mengangguk, dia lalu merangkul bahu Felix sembari membuka ponselnya

"Je ..." yang dipanggil segera menatap kearah sumber suara

"Mau ajarin lix main basket ga?" Pertanyaan yang mana menggundang tanda tanya bagi yang ditanya

"Gimana? Main basket?" Pertanyaan balik yang dilontarkan membuat Felix mengangguk

"Ga boleh, ijin kak Han dulu" balas nya dan kembali berfokus pada ponselnya

"Tapi lix mau bisa main basket ..." Felix berguman pelan sembari memainkan jarinya

"Aku ga mau kak, nanti kakak Han marah marah" terbayang diotak keduanya bagaimana Han marah marah

"Ngeri kak" Felix mengangguk setuju dengan perkataan Jeongin, tidak lama Han datang dengan sebuah nampan yang mana sudah terdapat beberapa makanan

Felix natap Han dengan cemberut membuat Han yang tengah menggatur makanan dimeja jadi bingung

"Kenapa?" Tanya Han pelan, yang tentu membuat Felix bete setengah mati

"Lix mau belajar main basket, boleh ya ..." Han tidak menjawab sama sekali dirinya lebih memilih melanjutkan kegiatannya yaitu makan

"Ah Han!! Boleh ya ..." lagi Han tidak menjawab membuat Felix meletakkan dagu nya di meja

"Boleh ya boleh pleaseee ..." Felix memelelas menatap Han yang langsung diangguki pasrah oleh Han

"Yey!!" Felix bersorak kecil langsung melahap makanan dihadapanya

.

"Huh ... Han kok panas" Felix menggeluh begitu dirinya disorot terik mentari sore yang cukup menyenggat

"Resiko" jawab Han sekenanya, Felix mencebik bibirnya kesal, dia ikut berkumpul begitu pelatih memanggil semua team, yang mana keberadaan Felix jadi sorot utama semua pasang mata

Latihan dimulai, Felix awalnya hanya menonton dipinggir lapangan, namun begitu salah satu team berlalu ke pinggir dengan nafas yang pitus putus Felix di dorong masuk ke tengah lapangan yang mana langsung dirinya sigap menyeimbangkan permain

Felix memang terlihat lincah berlari kesana kemari tapi Han tetap saja ketar ketir melihatnya, walau senyum dari bibir Felix tidak luntur, begitu ada seseorang yang akan shooting ke ring team Han

Pemuda itu segera mengghampiri Felix yang mana pantulan bola tepat menggenai hidung Han, yang membuat Felix terkejut bukan main, Han jatuh terduduk sembari memegangi hidungnya yang berdarah, Felix tentu bergegas menggambil ponselnya untuk menelepon tenaga medis pribadinya

.

"Mungkin untuk sementara kamu jangan main basket dulu ya, soalnya resiko hidung kamu hancur besar" Han mengangguk paham setelah dokter menjelaskan semua pantangan bagi dirinya, Felix yang berdiri dipojokan cuman bisa diam sampai dokter meninggalkan keduanya

Han merabah area hidungnya yang sakit dan agak sedikit lembek

"Ini tulang hidung gua dikemanain? Kok lembek?" Han ngerandom karna merasa tulang hidungnya ilang dari hidungnya

"Han gapapa kan ..." suara Felix membuat Han berfokus pada sumber suara, Han mengangguk semangat sebagai jawaban

"Gapapa ga bisa main basket lagi?" Han berfikir sebentar lalu mengangguk lagi sebagai jawaban

"Maafin lix ya Han, lix janji ga akan nakal lagi, semua salah lix jadi biar lix yang tanggung biaya nya" Han ketawa pelan lalu menggusak rambut Felix yang sudah berdiri disamping nya

"Gapapa kok lix, resiko kalau main basket tuh kaya gitu, sini peluk" Han rentangin tangganya buat nyambut Felix yang tentu mengghambur kedalam pelukkan Han

"Jangan nangis ya sayang, aku gapapa" Felix mengganguk sebagai jawaban, sementara Han tengah asik menggelus pucuk kepala Felix

.

3 minggu kemudian Han sudah masuk kembali, dirinya langsung menggeret pemuda yang waktu itu sengaja me shooting ke arah hidungnya

Membantingnya dengan kasar ke tumpukan kardus bekas digudang sekolah, Han memasukkan kedua tangganya kedalam saku celana seragamnya dia menatap remeh pemuda dibawahanya itu dengan smrik tipis yang terbit

"Untung hidung gua bukan wajah Felix, kalo lu punya dendam sama gua kita berantem disini" ajak Han yang tentu disetujui oleh lawan nya

.
.

"Han abis ngapain kok luka?" Han duduk dengan perasaan senang di ranjang uks dengan Felix yang tengah membersihkan wajahnya

"Tadi ada kucing yang mendadak lompat ke wajah Han eh di nyakar nyakar" Han bercerita dengan nada lucu membuat Felix berkedip heran

"Beneran?! Hoaah kok bisa?!" Felix memang polos makanya Han jaga dengan ketat

"Bisa!! Soalnya kucingnya iri sama Han" Felix mengangguk angguk kecil lalu melanjutkan kegiatanya menggobati luku di wajah Han dengan cerita yang jadi latar suasana di antara mereka






















End
----------------------------------
Huft ini ngasal banget :( but aku ... ya gitu deh T.T enjoy ya, voment juseyo~

Req ship + gendre >

The World 5 | Harem FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang