R LIMA

157 24 4
                                    

hayyiee🤗❤

Vote ayoo😎

****

Setelah menghempaskan tubuh Nala, Endra langsung masuk kedalam mobilnya. Dengan penuh emosi, Endra melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sehingga membuat Nala sedikit ketakutan.

"Ndra. Pelan-pelan aja, gue takut." Ujar Nala.

Bukannya memperlambat kecepatannya, Endra justru semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lebih dari sebelumnya.

Kali ini Nala benar-benar ketakutan. Ia mencengkeram lengan Endra."Plis, Ndra. Kali ini aja, dengerin gue." Ucap Nala gemetar.

Skrrrttttt...

Endra mengerem lalu menepikan mobilnya dibahu jalan.

Terjadi keheningan selama beberapa menit. Nala memberanikan dirinya untuk membuka suara.

"Ndra." Panggil Nala sambil meraih tangan Endra.

Endra menepis tangan Eala kasar.

"Dengerin penjelasan gue dulu, Ndra." Ujar Nala dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Lo mau jelasin apa lagi?" Ujar Endra sembari menahan emosinya."Asal lo tau, Nal. Dia itu kakak gue." Ucap Endra lumayan keras.

Nala membelalakkan matanya karena ia tak tahu harus berbuat apa saat ini."J-jadi?" Ucap Nala gelagapan.

Endra tersenyum kecut."Bodoh gue, Nal. BODOH!" ucap Endra keras.

"Maaf, Ndra. Gue bener-bener gak tau. Dia tiba-tiba nyium gue." Jelas Nala.

"TAPI LO MAU 'KAN?!" Ucap Endra keras tepat didepaan wajah Nala.

Nala menundukkan wajah nya. Ia sama tidak beranj menatap wajah endra. "Gue gak tau, Ndra." Ucap Nala pelan dengan gemetar.

Kali ini emosi Endra sudah tidak bisa ditahan lagi. Endra mencengkeram pipi Nala dan mendongakkannya. "Sekarang lo cium gue, sama kayak lo nyium bajingan tadi! CIUM!" Bentak Endra cukup keras.

"GUE GAK NYIUM DIA NDRA! DIA YANG TIBA-TIBA NYIUM GUE!" Ucap Nala yang tak kalah keras dengan Endra."Lepasin, Ndra. Ini s-sakit." Lanjutnya sembari berusaha melepaskan cengkraman kuat di pipinya.

Bukannya melepaskan cengkramanya, Endra justru malah memperkuatnya. "Ini gak seberapa, Nal. Dibanding rasa sakit gue, yang ngeliat lo ciuman sama kakak gue sendiri, didepan mata gue." Ujar Endra.

Nala mulai menangis."Maaf, Ndra. Gue harus apa biar lo bisa maafin gue." Ujar Nala pelan.

"Gue kira lo cewe mahal. Ternyata salah, lo cewe murahan!" Bentak Endra.

"Ndra? Lo gak salah 'kan?" Ujar Nala tak percaya.

Cengkraman Endra kini beralih ke lengan Nala, yang membuat Nala meringis kesakitan."Iya. Lo CEWE MURAHAN." ulangnya."Yang cuma modal tampang sama fisik doang. Dan gak ada gunanya sama sekali, bodoh banget gue mau sama cewe kayak, lo." Bentak Endra.

Nala kini hanya pasrah, dan hanya bisa menangis karena tak menyangka Endra bisa berkata seperti itu padanya."Buka, lock pintunya." Pinta Nala pelan dengan gemetar.

Endra melepaskan cengkramannya dari lengan Nala, dan mulai menatap Nala dengan rasa bersalah."Sorry, Nal. Gue kelepasan." Ujar Endra.

"BUKA LOCK PINTUNYA!" Titah Nala cukup keras.

"Nal, sorry." Mata Endra kini mulai berkaca-kaca.

Nala berusaha mati-matian menahan air matanya, walaupun sedari tadi ia sudah menangis."G-gue gak t-tau, Ndra, kalo ternyata dia kakak lo. Awalnya gue udah nolak buat diajak nemenin dia makan hiks t-tapi dia maksa gue. Dan satu lagi, gue s-sama sekali gak nyangka k-kalo dia bakal ngelakuin hal gila i-itu hiks." Jelas Nala yang masih menangis."Gue takut liat lo marah kayak tadi, Ndra."

Tangis Endra mulai pecah."Gue ngerti, Nal. Maaf tadi gue bener-bener gak bisa ngendaliin emosi gue." Sendu Endra.

Nala berusaha membuka suara."K-katanya kalo orang l-lagi emosi itu s-suka jujur, ya, Ndra. B-berarti yang lo b-bilang tadi bener, ya?" Tatapan Nala saat ini berubah menjadi tatapan polos.

Endra yang masih menangis sesegukan, lalu meraih tangan Nala."Gak gitu maksud gue hiks s-sumpah, Nal, gue cuman kelepasan"

Nala mengusap air mata nya kasar."Gak pa-pa, Ndra. Seenggaknya gue bisa perbaiki diri gue."

"Nal, gak gitu maksud gue." Ujar Endra disela tangisnya.

"Gue ngerti, Ndra. Gak pa-pa kok, lo 'kan-"

"Arrgghhh diem, Nal. Jangan bikin gue ngerasa bersalah sama, lo." Frustasinya dengan penuh rasa bersalah."Gue pengen peluk lo boleh, ya? Tapi keluar dulu." Pinta Endra.

Nala mengangguk mengiyakan permintaan Endra. Mereka berdua lantas keluar dari mobil.

Setelah diluar, tanpa aba-aba Endra langsung mendekap tubuh Nala."Gue takut, Nal. Takut lo pergi tinggalin gue." Ucapnya tulus.

Endra melepaskan pelukannya lalu mengelus puncak kepala nala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Endra melepaskan pelukannya lalu mengelus puncak kepala nala."Nal." Panggil Endra.

"Hm?"

"Kata bunda, lo sakit?" Tanya Endra.

"Iya. Tapi gak pa-pa." Balas Nala.

"Kenapa gak ngasih tau gue? Lo lupa pesen gue?" tanya Endra.

"Maaf. Gue cuma takut bikin lo khawatir, Ndra." Balas Nala pelan.

"Terus, menurut lo, kalo kayak gini gue gak khawatir?" Tanya Endra.

"Maaf." Cicit Nala pelan.

"Lain kali gak boleh diulangin lagi, ya?" Pinta Endra lembut.

"Iya. Janji." Ucap Nala sembari tersenyum.

"Pinter. Itu baru cewe gue."

****

Segitu dulu pren🙏
Btw suport aku yah, supaya sering-sering update biar bisa nemenin puasa kalian🤗😚
See you all_

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang