14. EMPAT BELAS

42 4 9
                                    

Hayy

Setelah sekian abad akhirnya aing kembali.
Spam comment! Supaya cepet up!
Di chapter ini banyak adegan uwu jadi spam apa aja pokoknya yang banyak!

.


Nala melemparkan ponsel nya kesembarang arah. Saat ini ia kesulitan untuk tidur. Dengan malas, ia beranjak dari kasur yang sebelumnya ia tempati.

Lalu ia berjalan pincang kearah pintu. Ya, kakinya saat ini masih belum pulih, karena peristiwa tadi pagi.

Ia berdiri di ambang pintu. Seperti dugaannya, Endra pasti sudah tertidur sedari tadi.

Nala melanjutkan langkahnya pelan, lalu mendekati Endra yang tertidur pulas disofa. Nala tersenyum tipis.

"Lo lucu, Ndra. Kalo lagi tidur, gemes." Ucap Nala, sembari menatap lekat kearah Endra."Tapi lo ngeselin." Tambahnya.

^0^

Endra merasakan tubuh nya sangat berat dan sulit untuk bangun. Seperti tertimpa sesuatu. Ia menormalkan pandangannya.

Namun, ia terkejut bukan main, saat melihat Nala yang masih terlelap tidur diatas tubuhnya, dengan posisi memeluk perut Endra cukup erat.

Lama-kelamaan Endra mengulas senyuman khas miliknya. Dan berakhir dengan memainkan pipi Nala yang terlihat bergerak-gerak.

Endra terkekeh pelan."Dasar, bocil." Ucapnya pelan.

Lenguhan kecil dari Nala, tak menghentikan Endra yang masih asik memainkan pipi Nala.

Endra mengubah posisi Nala. Ia membaringkan tubuh Nala disofa yang ia tempati sebelumnya. Ia berjongkok lalu kembali menatap Nala dengan tatapan gemasnya.

Endra kembali memainkan pipi Nala."Gemes banget sih, Nal." Ucap Endra disela aktivitasnya."AARRRGGHHH!! Pipi lo!!" Frustasinya sembari memainkan pipi Nala.

"Sakit ih!" Ucap Nala saat Endra dengan tiba-tiba menggigit pipinya.

Endra terkekeh pelan."Pipi lo empuk. Kayak mochi."

Nala menguap cukup lebar tepat didepan wajah Endra.

"Lo bau jigong!" Godanya.

"Ih! Nggak ya!" Ujar Nala tak terima.

"Bercanda. Makanya sekarang lo bangun terus mandi." Tutur Endra lembut.

Bukannya mendengarkan Endra, Nala justru kembali menutup matanya dan mengubah posisinya membelakangi Endra.

Endra yang melihat hal itu lantas geram dibuatnya. Sebenarnya ia ingin marah seperti biasanya, namun ia terlalu malas untuk hal itu.

"Gue itung satu sampe tiga, kalo lo nggak bangun gue siram." Ujar Endra yang terdengar tak main-main, namun tak cukup membuat Nala takut.

"Satu..."

"Dua..."

"Ti-"

Tepat dugaannya, Nala berhasil bangun meskipun terlihat kesal.

"Ihhh! Nggak adil! Gue masih ngantuk, Ndra." Rengek Nala tak terima.

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang