ENAM

130 21 1
                                    

Haiii
.

"Bahkan archimedes dan newton pun tidak tau, ion ion apa yang membuatku begitu mengagumi mu." Ujar Aksa dengan bangganya.

Tawa Nala pecah, saat mendengar ucapan Aksa."Kagum sama siapa lo, Sa." Tanya Nala yang masih tertawa terbahak-bahak.

"Anata, maybe." Balas Endra singkat.

Aksa yang mendengar ucapan Endra pun lantas berkidik ngeri."Gue? Kagum sama Anata? Mustahil." Ujar Aksa.

"Gak boleh gitu. Nanti kalo jodoh, tau rasa. Ahahah." Balas Nala."Iya kan, Ta?" Tanya Nala dengan nada menggoda.

Anata mencebikkan bibirnya."Gue gak suka sama, Aksa. Kata Gavin, Aksa kalo tidur suka ngomong sendiri." Ujar Anata polos.

Seketika tawa mereka pecah, kecuali Aksa dan Anata. Bahkan, Endra dan Gavin yang terkenal cuek dan dingin bisa dibuat tertawa oleh ucap polos Anata.

Aksa menatap Anata, dengan tatapan kesal."Lo pikir gue suka sama, lo?" Tanya Aksa.

"Mm. Gatau deh. Kata nala, aksa tuh suka sama gue, tapi gengsi buat ngakuin." Jawab Anata yang masih dengan kepolosannya.

"Udah lah, Sa. Dari pada lo jomblo, mending sama Anata. Perfect." Ujar Endra.

"Gue kalo pacaran sama Anata," Aksa menarik napasnya."Bisa depresi." Lanjutnya.

"Jangan gitu. Nanti karma, makan omongan sendiri." Ujar Arga.

"Biarin aja, Ga. Kita liat aja nanti." Balas Gavin.

"Diem, lo es batu." Ujar Aksa."Inget ya, gue bakal tetep jomblo, sampe gue bisa nikah sama mbak Jennie. Paham?!."

"Mimpi." Balas Endra.

"Kasih paham, Ta." Ucap Nala.

"Iyain deh. Soalnya ada pawangnya." Balas Aksa.

"Bacot." Umpat Endra.

****

"Maaf." Satu kata terlontar dari mulut Rafka itu, lantas membuat Endra tersulut emosi.

"Gak cukup? Gak cukup lo ngambil semua dari gue?! Pertama Papa, kasih sayang Papa, perhatian Papa, DAN SEKARANG?" Lanjutnya cukup keras.

"Gue gak ada maksud kayak gitu." Balas Rafka.

Karna tak mau emosi nya semakin memuncak, Endra segera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Rafka.

Sebenarnya, dalam lubuk hati Rafka, tidak ada sedikit pun niatnya, untuk merebut semua kebahagiaan Endra. Ini semua tentu karena orang tua mereka yang tidak lain adalah Dika, terlalu egois dan selalu mengedepankan ego nya.

****

In call

Sibuk?

Engga juga, Ndra.

Jalan yok.

Mm, boleh deh.

Sepuluh menit gue sampe.

Cepet banget

Tut.

"Bentar," Mata Endra menatap kearah bibir Nala. Tanpa aba-aba, Endra pun menghapus lipstik dari bibir Nala dengan tangannya.

Hal itu lantas membuat Nala kesal dan tak terima."Endraaa... Ihh..." Rengek Nala.

"Lo mau jadi biduan? Pake lipstik setebel itu?" Tanya Endra.

"Ini tuh tipis, Ndra! Gak tebel, kok." Bantahnya.

"Lo udah cantik tanpa pake lipstik! Gue gak mau lo diliat cowo lain." Balas Endra.

"Tap--"

Belum sempat Nala melanjutkan perkataanya, Endra langsung bergegas menaiki motornya."Naik." Titahnya.

****

"Bagus ya, tempatnya." Ujar Nala, sembari menikmati suasana sore dipinggir danau bersama Endra.

"Lo seneng?" Tanya Endra.

"Seneng banget!" Nala menjawab dengan antusiasnya.

Endra tersenyum lembut. Ya senyuman itu memang jarang ia tunjukkan kecuali pada kekasihnya ini."Salah satu hal yang bikin gue suka sama lo, ya ini. Gaperlu pake sesuatu yang mahal dan mewah buat nyenengin lo, Nal." Ujar Endra.

"Duh. Jadi malu." Balas Nala cengengesan.

"Jamet." Umpat Endra.

"Tuh 'kan! Baru tadi dipuji, sekarang udah berubah lagi. Males deh!"

Endra terkekeh."Kok lo gemes, sih?"

"Gak!"

Endra menepuk-nepuk pahanya."Sini," Titahnya.

"Gak mau!"

"Yaudah." Ujar Endra menjahili Nala.

Karena merasa kesal, Nala langsung merebahkan kepalanya dipaha Endra. Dengan mulut yang semakin mengerucut, Nala menatap Endra kesal.

Endra tertawa geli."Katanya gak mau." Ledeknya.

"Serah dong! Paha ini kan punya cowonya Nala, jadi bebas!" Balas Nala.

"Hahaha. Pinter."

"Ndra." Panggil Nala yang terdengar serius.

"Hm?" Sahutnya lembut.

"Gimana?" Tanya Nala.

"Apanya? Kalo ngomong yang jelas."

"Lo, sama kakak lo. Baik-baik aja kan? Lo gak berantem lagi kan?" Pertanyaan beruntun terlontar dari mulut Nala.

"Gak usah bahas itu lagi. Gue gak suka." Balas Endra.

"Iya, Ndra. Gue cuman gak mau kalian berantem,  cuman gara-gara gue." Sendunya.

"Udah, Nal. Gausah dipikirin, gue niatnya ngajak lo kesini buat ngabisin waktu berdua sama, lo. Kan kita jarang kayak gini." Balas Endra sembari mengelus puncak kepala Nala.

"Yaudah deh."

****

Yuhuyy gimana puasa kalian nie?

Aku usahain rajin up biar cepet selesai hhe:)

Typo nya harap dimaklumi ya tsayy!

Ig; ca_ysycx
Tiktok; CheseBlaster

-SEE YOU ALL-







RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang