10. SEPULUH

109 8 16
                                    

cihuy ayem kambek😘🤗
pasti kangen😘❤

.
Vote aku maksa

Moga sukak🙏🤗

****

Tanpa ampun, Endra melampiaskan emosi nya kepada seorang lelaki yang berdiri didepan tubuh Nala yang tergeletak lemas.

Pukulan demi pukulan, Endra layangkan begitu saja, lelaki itu tak mampu membalas pukulan dari Endra. Ia hanya pasrah dan menyerahkan dirinya pada Endra.

"Ndra, stop!" Titah Gavin, yang tiba-tiba berlari menghampiri Endra.

"Bajingan kayak dia," Endra menunjuk kearah lelaki yang tengah meringkuk kesakitan."Gak bisa dimaafin." Lanjutnya.

"Gak semua masalah, harus pake kekerasan. Liat cewek lo! Kalo lo gak secepatnya tolong dia, lo harus siap kehilangan dia!"

Endra menggeleng ketakutan.

"Lo bawa Nala kerumah sakit, biar gue bawa orang ini ke kantor polisi." Titah Gavin.

Endra mengangguk setuju, ia mendekati tubuh Nala yang terbaring lemas lalu menggendongnya keluar.

Dengan buru-buru Endra keluar dari bangunan tersebut, lalu berlari menuju ke arah mobil miliknya.

-

Sampai dirumah sakit, Endra segera berlari sambil masih membopong tubuh Nala.

"Suster, tolong saya." Paniknya yang berlari menghampiri seorang Suster.

Suster itu meraih sebuah brankar, yang tak jauh dari dirinya.

"Baringkan disini, kami akan segera menanganinya." Titah Suster tersebut.

Endra dengan segera membaringkan tubuh Nala ke atas brankar. Suster itu segera membawa Nala masuk ke ruang IGD.

"Anda tunggu diluar, percayakan pada kami." Ujar nya sebelum masuk kedalam ruangan.

Endra menatap tubuh Nala yang makin lama tak terlihat olehnya. Ia teramat merasa bersalah atas Nala.

Terdengar derap langkah cepat, yang tengah menghampiri Endra.

"Endra, gimana Nala?" Panik Mirna yang baru saja datang bersama suaminya.

Endra mendongakkan wajahnya."O-om sama tante kenapa bisa disini?"

"Gavin yang ngasih tau tante." Balas Mirna.

Endra mengangguk paham."Nala masih ditangani, didalam, Tante." Sendunya.

"Maafin Endra ya, Om, Tante. Endra gagal jagain Nala." Lanjutnya.

Mirna menepuk-nepuk pundak Endra pelan."Ini semua bukan sepenuhnya salah kamu," Ucap Mirna lembut.

Algra mendudukkan dirinya disamping Endra."Jangan salahin diri kamu sendiri, Ndra. Om tau, kamu itu sudah menjaga Nala sebaik mungkin. Sekarang lebih baik kita berdoa, supaya Nala baik-baik aja." Ujar Algra.

Selang beberapa menit, Suster terlihat keluar dari ruangan. Membuat tiga orang yang menunggu itu refleks berdiri.

"Gimana, Sus? Nala gak pa-pa kan?" Tanya Endra intens.

Suster itu tersenyum."Pasien baik-baik saja. Cedera nya tidak terlalu serius. Untuk sekarang pasien bisa dijenguk, tapi membutuhkan waktu untuk ia sadar kembali." Ujar Suster tersebut."Kalo nanti ada hal lain, atau terjadi apa-apa pada pasien, segera hubungi kami. Saya permisi dulu."

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang