Dengan layar yang terhubung langsung dengan mataku, aku melihat hari ini penuh ledakan lagi. Suara bising di mana-mana pun menghantuiku yang berada dalam ruang sempit.
Hari ini aku dan kawan seperjuangan ingin mempertahankan apa yang kamu bangun. Awalnya begitu, sekarang separuh dari mereka jatuh dan tertimbun.
Semuanya tidak bisa disimpulkan dengan jumlah, tetapi aku sudah tidak ingin melanjutkannya. Ada angka yang lebih besar disini. Jumlah dampak yang ditimbulkan.
Teriakan dan tangis ku mungkin tidak terdengar. Tapi apa yang ku kendalikan menjadi semakin dingin. Seolah berduka dan menyatu dengan hatiku.
Dalam logam ini, peran ku adalah bertahan. Sedari tadi tangan sudah memegang senapan, jumlah korban adalah jumlah dari peluru yang ku tembakkan.
Aku ingin jadi orang yang hebat. Entah itu ambisi atau ego. Hebatnya aku membunuh orang lain.
Kini, kami semua tertimbun. Medan perang kami seakan menjadi kuburan bersama apa yang kami piloti.
Aku tidak memiliki apa-apa untuk diperjuangkan lagi. Jika aku berhasil keluar dari situasi ini, apa yang aku lakukan? Memalukan rasanya.
Bertanya-tanya apakah filosofi yang kami usung sangat penting untuk didirikan di atas orang mati.
Logam ini, apa yang sedang bersamaku ini bergema. Ia kembali memanas, memaksakan semangatnya padaku. Hah, mesinmu begitu berisik.
"Begitu, ya. Kau tidak ingin kalah disini dengan mudah." Aku menyeringai.
Seolah bangkit dari kubur, aku mengejar yang masih bergerak seolah aku ini zombie. Debu, pasir dan tanah terbawa oleh gerakan unit ku. Keringat dan darah terhempas di sekeliling ku.
1, 2, 3, hitungan ku bergerak dengan cepat. Tembakkan senapan, serangan sajam, merusak unit lainnya. Pemandangan ini lah yang harus diketahui semuanya. Darah menetes dari dalam. Namun sayang darah mereka lah yang menetes.
melompat, melesat, aku tidak ingin berhenti. Ini bukan perlawanan. Ini pembantaian. Tak ada yang dapat mengenai ku. Bagai bunga besi. Setiap ujungnya adalah pisau. Kau terluka apabila mendekatinya.
Serangan bertubi-tubi yang kuterima malah membuatnya semakin liar. Ia tidak mau berhenti sampai aku mati, ya. Bukan berarti tak dapat dihancurkan, ya.
Ini membuat ku lelah. Kurasa aku mulai mengantuk. Bukankah kau juga ingin beristirahat? Mesin mu sudah melakukan yang terbaik. Mari kita bersandar.
Ya, begitu.
Aku mati.
Apa semuanya sudah menemukan tempat itu? Yang selama ini kita impikan. Bukan tanah kering dengan kuburan massal ini. Tapi setidaknya, ini tempat berangkat kami untuk melihat bulan.
Hei semuanya! Lihat betapa bahagianya mereka. Mengangkat kepalamu, seolah iblis mengerikan telah dikalahkan.
_______
01-04-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Mono Story
Short StoryCerita yang aneh Sebuah antologi tentang cerita yang beragam. tidak memikirkan plot, latar belakang dan karakter. hanya cerita yang akan berjalan sedemikian adanya. **Mono Story berasal dari kata Mono : monoton. Bisa juga berarti satu (1). Juga ber...