24. Raja dan Kerajaan Pedati

8 5 0
                                    

Ada sebuah kerajaan. Tidak seperti kerajaan lain, dibawahnya memiliki roda. Ya, kerajaan ini dapat berjalan. Seperti pedati.

Kerajaan ini dipimpin oleh Seorang Raja dari ras raksasa. Jadi dengan begitu, ia cukup kuat untuk menarik kerajaannya seorang diri.

Sang raja berpikir ini adalah sebuah dobrakan bagus. Membawa rakyatnya berpergian, menemukan sebuah tempat yang baik untuk rakyatnya.

Semua rakyat di kerajaan juga sangat mencintai raja mereka. Mereka selalu memberikan nasehat dan arah kemana sang raja harus membawa mereka.

Suatu hari ada pengelana duduk di pinggir jalan. Ia meminta tumpangan ketika Sang Raja lewat membawa kerajaan pedatinya.

Pengelana ini ternyata merupakan pengusaha. Ia meminta sang raja mengantarnya pulang dengan menjanjikan imbalan yang banyak.

Rute yang harus dilalui cukup sulit dan menantang. Terdapat bukit besar berdiri kokoh, mengharuskan raja berusaha lebih maksimal menarik kerajaannya.

Pengusaha itu berkata, "Yang Mulia dapat menarik pedati jika beberapa orang bersedia tinggal dahulu."

"Kau mungkin benar." Ucap sang Raja.

Raja meninggalkan beberapa barang dan rakyatnya untuk tinggal, menunggunya kembali.

Selanjutnya raja harus melewati jalan dengan batu-batu yang besar. Sekali melangkah membuat kerajaan pedatinya melompat karena guncangan.

Pengusaha itu berkata, "Yang Mulia dapat menarik pedati dengan cepat jika hanya fokus ke depan. Maka tanpa sadar anda akan sampai ke ujung jalan."

"Begitu, ya." Ucap sang raja dan langsung berlari kencang.

Kerajaan berguncang membuat beberapa rakyat terjatuh dan berteriak meminta pertolongan sementara raja tetap berlari.

Terakhir raja harus melewati sarang naga besar. Besarnya saja melebihi sang raja yang merupakan raksasa.

Pengusaha itu berkata, "Yang mulia dapat melewati sarang naga apabila memberikannya pengorbanan."

"Pengorbanan seperti apa?" Tanya sang Raja.

"Beberapa barang dan juga rakyat anda, Yang Mulia." Jawab sang Pengusaha.

"Baiklah kalau begitu." Ucap sang Raja.

"Tapi Yang Mulia, bagaimana dengan kami?" Tanya Salah seorang rakyat di kerajaan Pedati.

"Aku hanya akan meninggalkan kalian beberapa. Juga menurunkan barang. Aku akan menjemput kalian ketika urusan ini selesai."

Rakyat yang kecewa pun terpaksa turun.

Perjalanan raja kali ini cukup ringan. Menurutnya angin lebih tenang dari biasanya.

"Sudah sampai. Disini tempatnya." Ucap sang pengusaha. "Terima kasih tumpangannya, Yang Mulia."

Ia juga memberikan bayaran sesuai apa yang dijanjikan. Raja sangat bahagia dan meminta rakyatnya bersorak bersama.

Akhirnya ia menyadari kini ia seorang diri. Yang selama ini ia tarik hanyalah kerajaan Pedati kosong.

Ia merasa bersalah. Terbutakan oleh harta, meninggalkan rakyat untuk nafsu pribadi. Kini, apalah artinya sebuah gelar raja tanpa rakyatnya.


______
28-03-2022

Mono StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang