Selamat Membaca😊
 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄
Di sore hari itu Kila menonton televisi bersama Dendra, sebenarnya ia ingin mengajak ke tempat wisata, namun sayang bukan hari libur sekolah jadi ia masih pusing memikirkan tugas, apalagi kalau pulang sekolah itu capek. Dendra bilang besok siang sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya.
"Kebiasaan kalau tv nyala malah main hp," ucap Abian yang baru datang kemudian ikut duduk di sofa depan televisi, "Marahin Kila tuh, Pa."
"Yang liat tv papa tuh," Kila menjawab dengan tatapanya masih ke ponsel.
"Terserah kamu aja deh, Dek."
"Ya emang terserah aku, siapa bilang terserah tayo."
Dendra tertawa melihat interaksi Abian dengan Kila lewat kacamatanya, bahkan tontonan yang ia lihat di depannya lebih seru dari pada tontonan di televisi yang sedang ia lihat.
Dendra lega melihat Abian dan Kila tidak menjadi anak murung karena harus kehilangan sosok ibu di kehidupan mereka. Ia hanya berharap semoga apa yang ia lihat itu tetap menyertai mereka berdua, yaitu sebuah senyum dan tawa.
Malam itu Dendra menyuruh Rina memasak beraneka ragam lauk pauk dengan porsi banyak dan menyuruh Kila mengajak temannya makan malam bersama disini.
"Ngajak Shaka?"
"Iya," jawab Dendra membolehkan.
"Nada sama Danny boleh, Pa?" tanya Kila lagi.
"Boleh."
"Emm aku punya temen deket lagi namanya Rezvan sama Revia, boleh diajak?" tanya Kila lagi.
"Boleh sayang, nanti masak banyak sama beli makanan yang banyak," jawab Dendra dengan mengelus kepala Kila.
"Yeayyy," Kila berteriak senang, karena terlalu bahagia ia sampai melompat. "Aku tanya mereka dulu semoga bisa, makasii. Muahh sayang papa," setelah mencium pipi papanya, Kila pergi ke kamar untuk mengabari teman-temannya.
Kila memiliki grup chat yang berisi Nada, Shaka, dan Danny jadi mudah mengabari mereka bertiga, tinggal kirim dan tunggu balasan mereka. Sembari menunggu pesan Kila dibalas, ia menelepon Revi kemudian Rezvan.
Karena Revi tidak ada acara malam nanti dan Kila sedikit memohon akhirnya Revi mau datang makan malam bersama, ia mengirim alamatnya lewat shareloc. Lalu dari grup chatnya juga ada balasan Shaka, Nada, dan Danny yang nanti akan ikut. Walaupun ada perdebatan kecil dan bertanya-tanya ada acara apa? Tidak biasanya.
Kila tersenyum senang teman-temannya mau datang. Sekarang Kila menscroll layar ponselnya mencari nomor Rezvan, setelah dapat ia memencet tombol memanggil, tidak lama kemudian Rezvan menerima panggilannya.
"Hallo," ucap Rezvan memyapa dari seberang sana.
"Hallo."
"Kangen?"
Pertanyaan Rezvan berhasil membuat Kila salting dan sedang menahan senyumnya yang bahkan tidak mungkin bisa Rezvan lihat.
"Gila, gue kesambet apa dah jadi gini," batinnya.
"Iya," jawab Kila dengan nada sedatar-datarnya.
Hening
Rezvan dan Kila sama-sama terdiam untuk beberapa saat.
"Iya?" tanya Rezvan memastikan.
"Kayaknya yang perlu periksa pendengaran lo deh," Kila memutar bola matanya malas, "Nanti makan malem di rumah yok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Earth √̲
Fanfiction"Gapapa kok, namanya juga hidup di dunia bukan di surga, bahagia sama sedih emang wajar terjadi kan?" -Shakila. Benar adanya bahwa kehidupan dunia penuh dengan warna, lara, tawa, dan sengsara. Tidak jarang berjalan silih berganti, begitu pula dengan...