12. Kembali

66 19 0
                                    

Selamat Membaca😊

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄

Karena sudah memasuki musim penghujan, pagi ini air hujan sudah turun menyambut Kila yang akan berangkat ke sekolah. Sehabis mengisi energi seporsi, ia segera meluncur, meninggalkan rumah besar yang hanya dihuni tiga orang itu.

Tiba di kelas, Kila langsung duduk di bangkunya, suasana hatinya tidak seburuk minggu-minggu lalu. Akhir-akhir ini Kila juga sudah tidak pernah makan bersama Rezvan dan Revi di kantin, bahkan jika Kila dan Revi bertemu atau berpapasan di sekolah mereka seperti bunglon yang menyatu dengan alam sehingga tidak terlihat, jadi sama sekali tidak menyapa.

Kila hanya mencoba kembali ke kehidupan tenangnya tanpa berurusan dengan tetangga kelasnya yang lumayan membuat dirinya galau.

Sedangkan Rezvan seakan menjauhi Kila, entah bersembunyi dimana lelaki itu sampai Kila tidak bisa menemuinya.

“Makan nih!” Nada memberikan coklat kepada Kila yang sedang sibuk menatap ponsel. “Dari Rio.”

“Makan aja jangan dikasih ke gue Jubaedah, Rio kan ngasih buat lo,” tolak Kila.

“Rio ngasih buat gue kan?”

“Iya,” Kila mengangguk.

“Jadi ini punya gue,” tunjuk Nada ke coklat tadi, “Sekarang gue kasih ke lo Jamilah,”

“Kenapa dikasih ke gue?”

“Pengen aja, emang gamau?” tanya Nada.

Kila menerima coklat itu, tentu saja mau, siapa juga yang menolak apabila mendapatkan rejeki.

“Kasian liat lo belom pernah dapet coklat dari cowok, oh iya cowok aja ga punya,” ledek Nada disertai tawanya yang kencang. Siapa lagi yang dengan lancarnya menguji kesabaran Kila kalau bukan Nada.

Lagi-lagi Kila hanya mampu mempersembahkan senyum tertekannya.

Danny yang menonton pun ikut menyahuti, “Gue takut Kila depresot sama kelakuan Nada,” ucapnya di belakang mereka.

“Telinga gue ga budeg loh Dann,” timpal Nada mendengar ucapan Danny tanpa menoleh.

“Yang bikin depresot tuh omongannya bukan kelakuannya,” protes Kila.

“Nah ini tumben pinter,” ucap Nada.

Kila memutar bola matanya malas menanggapi Nada.

“Tapi ga pinter merjuangin cinta,” tambah Nada, ia mengatakan dengan membelakangi Kila, tetapi suaranya lebih ia keraskan.

“Emang gue harus apa?” tanya Kila, “Rezvan aja ngejauh dari gue loh, Nad,” lanjutnya kemudian meletakkan kepala di atas meja seperti orang kecapekan. Rasanya belum apa-apa ia sudah kehilangan kesempatan

“Cariin lah, dulu aja awal kenal nyariin mulu,” sahut Danny.

“Nah ini tumben pinter,” ucap Nada kedua kalinya.

Kila menjentikkan jari setelah memproses kata-kata Danny dan mengangkat kepala, “Ohh iya sampe lupa, gue kepo dia itu siapa,” ia menepuk pucuk kepalanya pelan.

“Maksud lo? Dia kan Rezvan, kan udah tau, La,” kata Danny bingung.

Sejurus kemudian ia kembali meletakkan kepalanya di atas meja.

“Engga gitu... dia belom kenalan udah tau nama gue,” jelas Kila dengan posisi kepala masih tetap di atas meja.

“Banyak kali yang tau nama lo, gara-gara deket sama tuh tuh," kata Nada menunjuk Shaka dengan isyarat kepala, "Yang pernah jadi ketos ganteng kesayangan semua murid disini.”

Earth √̲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang