Dean masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang bagian belakang bersama Genta, sedang kedua wanita mereka masuk ke mobil yang lainnya.
"Kamu akan mengadakan pestanya di mana?" tanya Genta setelah mobil melaju.
"Tentu saja rumahmu," Dean tertawa.
"Sialan sekali, aku bahkan tidak mempersiapkan apa pun di sana,"
"Tenang, semua sudah beres," Dean menepuk dadanya sendiri dengan bangga, isyaratkan dia sudah mempersiapkan segalanya.
.
.
.
Sampailah mereka semua di halaman depan rumah Bos besar Madana.
Baru salah satu telapak kaki Genta menyentuh tanah sebuah suara mengintrupsi, "GENTALA LINGGA MADANA!" Tilar melangkah mantap menuju pria itu.
"Kaka?" Genta membulatkan mata, berdiri tegak di samping mobil.
"Dasar anak nakal!" Tilar semakin dekat.
"Kak Tilar ... ampun," Genta mengangkat tangannya seolah dia adalah penjahat yang siap tertangkap saat Tilar sampai di hadapannya.
"Kamu harus bertanggung jawab!" kesal Tilar menujuk wajah Genta.
"Iya, iya ... tapi bisakah kita bicara baik-baik di dalam?"
Jola yang masih di dalam mobil di belakang mereka melihat interaksi Tuannya dengan wanita cantik yang sama sekali belum dia lihat sebelumnya, kemudian mengepalkan tangan kuat saat sang Tuan kini merengkuh pinggang ramping wanita itu dan mengajaknya masuk ke dalam. "Sepertinya benar, aku harus giat berlatih menembak," ucapnya diiringi desis. Dadanya semakin panas saat melihat sang Tuan kini bergelanyut manja, meletakan kepalanya di bahu wanita tadi seraya mempoutkan bibir dan mengucapkan kata maaf dengan manja. Sungguh, bahkan sang Tuan belum pernah seperti itu padanya.
"Jojo," panggil Genta, raut wajah Genta kembali berubah ke mode sunshine, tersenyum cerah dan tampan. Genta berdiri dari duduknya. "Ini Kak Tilar Sanjita yang mengancam membunuhku tadi pagi," bisiknya pada telinga Jola, kemudian disusul tawa jenaka.
Satu detik saat Jola mendekat ke arah Tilar, aroma manis sialan itu kembali menyeruak masuk ke indra penciuman, menjalar turun ke paru-paru, dan menggumpal di hati, wanginya begitu menyayat, mendadak panas sekaligus sakit.
"Tilar Sanjita," Tilar berdiri, kemudian mengulurkan tangan untuk mengajak berjabat.
Jola menerimanya, halus dan lembut, itu hal pertama yang dia rasakan saat menyentuh tangan wanita itu. "Sialan!" Batinnya. "Jola Alison," Dia menggoyangkan jabatannya naik turun.
Senyum ramah nan manis Tilar begitu menawan, dia terlihat dewasa di mata Jola, pikirannya mulai menelaah, jangan-jangan sang Tuan akan menjadikannya istri dan membuang dirinya begitu saja.
"Kamu cantik sekali," puji Tilar.
"Tentu," Jola mengibaskan rambut panjang bergelombangnya ke belakang congkak. "Aish, aku lelah, aku sepertinya akan ke kamar saja," Lanjutnya, malas jika harus berlama-lama dengan wanita ini. "Tuan, antar aku ...," ucap Jola manja, dia mengulurkan tangan minta digandeng Genta.
Genta yang engan berdebat akhirnya mau saja dan membawanya segera pergi dari situ.
Jola menoleh lagi ke arah Tilar seraya tersenyum remeh dan merasa menang. Dia tidak tahu, harusnya dia melihat Dean yang panas terbakar, mengunyah lidahnya sendiri dan memutar-mutar cincin yang dia gunakan sebagai pengalihan. Bukan melihat Tilar yang tertawa dalam diam dan menggeleng tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego [BoysLove]
RomanceGentala Lingga Madana , seorang psychopath berkepribadian ganda, yang namapk ramah tamah namun juga mematikan, berteman dengan Dean Aswangga sedari masa SMA. Mereka berdua menepis perasaan cinta untuk satu sama lainnya karena mereka sama-sama seoran...