22 | End

11K 643 111
                                    

"I love You,"

Genta mendengus, kemudian matanya menyorot lagi bercak merah di dada.

Dean terkikik, tangannya terulur kemudian menggosok bekas gigitannya di dada Genta lembut. "Maaf yah, nanti tiga hari juga hilang,"

"Sudahlah lupakan," Genta membenarkan bathrobenya dan meninggalkan Dean untuk berpakaian.

Dean kembali mengecek ponselnya, menunggu balasan dari Mas Elang.

"Sayang, malam ini antar aku pulang, yah?" seru Genta seraya mengancing kemejanya.

"Ya, Sayang ...," jawab Dean tapi masih fokus ke ponsel.

"Sayang," Genta selesai dari berpakaiannya, dia merangkak naik ke ranjang dan duduk di sebelah Dean dengan mengulurkan leher ingin tahu dengan siapa pria kesayangannya ini berkirim pesan.

Dan detik itu juga Dean menjauhkan ponselnya dari Genta.

"Iigh ...,"

"Apa, sih, Sayang?" Dean meletakan ponselnya ke atas nakas kemudian menghadap sepenuhnya pada Genta.

Genta bersidekap tangan, wajahnya ia tekuk dengan mencebikan bibir dan mengembungkan pipi.

"Kenapa, Sayangku?" Dean mengulangi.

"Menyembunyikan sesuatu?"

"Tidak," elak Dean.

"Lalu?"

"Lalu apa?"

"Lalu kenapa kamu sibuk sekali dengan ponselmu?" Genta semakin mengeratkan lipatan tangannya di dada dan mengembungkan pipi. "Sejak aku beranjak mandi hingga tadi aku berpakaian, dan kamu menjauhakannya dariku sekarang, kamu pasti menyembu-"

"Emuah!"

"Dee," gerutu Genta saat Dean memotong kalimatnya dengan mengecup pipi yang masih ia kembungkan.

"Tidak ada, Sayang ... aku tidak menyembunyikan apa pun," Dean melingkarkan tangannya ke pinggang Genta dan meletakan dagunya ke pundak.

"Bohong,"

"Sungguh! Aku hanya sedang mengurus beberapa pekerjaan tadi, aku hanya tak mau kamu terganggu dan merusak moment kita,"

Genta mengangguk. "Oke, baiklah," Dia percaya. "Kalau begitu mandi sana! Kamu lengket tahu!" Genta menyikut perut Dean.

"Siap, Cantik!" Dean mengecup lagi pipi Genta sekilas sebelum menyingkap selimut dan turun dari ranjang. Dia meraih ponselnya di atas nakas dan melenggang santai dengan telanjang ke kamar mandi. Genta tak boleh tahu apa yang ia ketikkan untuk Mas Elang sialannya di sana. Dean tak ingin Genta tahu Jojo-nya ia serahkan pada Bos prostitusi untuk dijual pada pria hidung belang. Bagaimana pun Genta atau Tala itu tidak suka miliknya dibagi, apalagi sampai rusak. Dia saja sangat menjaga jalangnya itu bagai berlian.

Seperginya Dean, Genta berdecih. "Mencurigakan!" gumamnya, dia masih melipat tangan.

___________________________________________________________

Jola sampai di kediaman Tilar Sanjita tepat saat Matahari condong ke barat. Mobil yang ditumpanginya masuk ke halaman setelah sang satpam rumah membukakannya dengan senyum ramah.

Tentu saja ramah, bagaimana bisa seseorang menolak senyum manis dan cantik dari seorang Jola Alision. Tidak ada kecurigaan apa pun tentunya, siapa yang akan curiga dengan wanita cantik penuh wibawa dan terlihat terhormat seperti itu, seolah satu kasta dengan bosnya di dalam rumah sana. Yang nyatanya dia hanyalah seorang jalang, seorang jalang yang tidak tahu diri, terlalau cemburu buta dengan Tuannya yang ingin dia miliki.

Alter Ego [BoysLove]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang