"Bajingan Aswangga tidak bisa ke sini lagi, ada urusan penting katanya," Elang meletakan kembali ponselnya ke atas meja, menyilangkan kaki dan menumpukan tangan ke lutut.
"Lalu aku?" tanya Jola.
"Tetaplah di sini, tidak apa, 'kan? Lagi pula kamu pasti lelah, istirahatlah ... pilih kamar mana pun yang kamu mau," Elang tersenyum manis.
"Yah, Mas benar, aku sangat lelah sebenarnya," Jola mendesah lelah, bahunya bahkan sampai jatuh, sebenarnya dia hanya masih menahan cemburu dan sakit hati.
"Akan aku pilihkan kamar terbaik untukmu, biar Jefran yang mengantarkan,"
Jola mengangguk.
"Jef, bisa tolong antarkan Nona manis ini ke kamar A182?" Elang bicara pada Jefran yang sedari tadi duduk di sampingnya.
"Baik, Mas," Jefran berdiri dan kemudian diikuti Jola.
Elang menyeringai menatap punggung Jola yang semakin menjauh kemudian hilang di balik pintu. Mengambil lagi phonselnya dan menghubungi pria tambun si saudagar dari India.
.
.
.
.
Jola keluar dari kamar mandi, menggunakan bathrobe putih seraya menggosok rambutnya yang basah dengan handuk. "Kyaak! Siapa kamu?!" pekik Jola saat dapati pria hitam dengan perut buncit telanjang di tengah ranjang.
"Oh, kau cantik sekali, ayo kita langsung bermain saja, Sayang!" ucap pria itu dengan bahasa ibunya.
Jola yang tidak tahu apa yang pria itu katakan bergerak mundur saat pria itu turun untuk mendekatinya. "Kamu mau apa, Bajingan?!"
"Aku tidak tahu apa yang kau katakan, tapi aku menyukaimu," Dia mendekat, mencengkram pergelangan tangan Jola dan kemudian hanya dalam satu kedipan mata Jola terhempas ke atas ranjang.
Pria tambun itu merangkak naik dan mengukung Jola di bawahnya, bagian dada dari bathrobe yang Jola kenakan sedikit tersingkap. "Kau cantik sekali, Sayang ... tak salah aku membayar mahal untukmu," wajahnya mulai turun utuk meraup bibir Jola.
Sekuat tenaga Jola menahan dada pria itu, pria hitam dengan mata lebar, hidung tinggi besar mancung, bibir tebal, gigi kuning emas, rambut kriting dan perut buncit. "Bajingan! Lepaskan!!"
Pria itu juga tidak paham apa yang Jola katakan, tapi dari bahasa tubuh, dia tahu jalang ini menolak. Dia mengunci kedua pergelangan tangan Jola dengan satu tangan di atas kepala agar Jola tak lagi memberontak. "Aku janji akan melakukannya pelan-pelan, Sayang," ucapnya lagi masih dengan bahasa ibunya.
"Jangan!!"
Dan detik berikutnya pria itu berhasil meraup bibir ranum Jola rakus, menyesap dan menjilat, sekuat tenaga Jola memberontak, tapi percuma, dia kalah tenaga. Satu tangan pria itu yang bebas mulai meraba dan meremas buah dada Jola sensual.
Ciumannya semakin panas dan dalam, menyisipkan lidah ke dalam mulut hangat Jola untuk bertamu. Hingga,
Krash!
Pria itu memekik, melepaskan kungkungan pada Jola dan memegangi mulutnya yang berdarah.
Jola membuang ujung lidah dari si pria tambun tadi dalam mulutnya dengan cara meludah jijik, mulutnya tak kalah berdarah, meski itu bukan darahnya sendiri. Membenarkan lagi bathrobe yang sempat terbuka, beringsut turun dan meraih tas, mengambil pistol tuannya yang ia bawa sedari latihan menembak tadi siang.
Pira tambun itu membulatkan bola mata saat Jola mengacungkan pistolnya tepat ke depan wajah.
"Jangan macam-macam denganku, Bajingan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alter Ego [BoysLove]
RomanceGentala Lingga Madana , seorang psychopath berkepribadian ganda, yang namapk ramah tamah namun juga mematikan, berteman dengan Dean Aswangga sedari masa SMA. Mereka berdua menepis perasaan cinta untuk satu sama lainnya karena mereka sama-sama seoran...