LIMA BELAS

52 43 6
                                    

 
   “Hari ini. Hari di mana kamu dan aku menjadi kita. Gua El, akan jaga Naura buat selamanya.”

~Elvano Erlando Syahreza.
 
***

    Pagi ini, di kediaman keluarga Sarah. Keributan di mulai di pagi ini, siapa lagi kalo bukan Naura dan Faris.
  "Abang, itu punya gue,balikin!" teriak gadis itu.

  "Apa sih, gua duluan yang nyampe sini. Lo, ambil dadanya aja sana!" Faris tak mau kalah.

  "Tapi kan, gue suka pahanya. Lo aja ambil dadanya sana! Balikin paha gue! "

  "Gak! Gua duluan. Jadi otomatis milik gua lah."

  "GUE, GAK MAU MAKAN KALO GAK SAMA PAHA. TITIK! "teriak Naura.

  "Astagfirullah, ada apa ini?? Pagi-pagi udah ribut aja, " Sarah menengahi.

"Itu bun, abang ngambil Paha ayam adek, " adunya.

  "Faris, kan kamu gak suka paha ayam?? Kasih ke adek mu, entar dia gak mau makan." ucap Sarah lembut.

 "Tapi bun, Faris mau coba pahanya."

  "Faris, seorang abang itu, harus ngalah sama adeknya. Jadi ngalah ya?? Entar lain waktu, bunda masakin banyak paha ayamnya." nasehat Sarah.

   Faris menghela napasnya, lalu segera memberikan paha ayamnya ke Naura. "Tuh, buat lo."

  Naura tersenyum, lalu ia membagi paha ayam itu dan memberikannya ke Faris. "Buat abang, "

  Faris tersenyum lalu memeluk Naura erat. Sekarang gadis itulah adeknya satu-satunya, ia sangat menyayangi Naura melebihi rasa sayang pada Nayla dulu.

  "Baik banget sih, adek abang. " Naura tertawa kecil.

  "Liat lah mas, putri kita sudah besar. Dia tumbuh menjadi gadis yang baik,dia bukan seperti apa yang kamu tuduhkan Devan, Naura tumbuh dengan baik. Andai kamu mau mengakuinya putri mu, pasti putriku akan sangat senang. " batin Sarah.

   Keluarga itu makan dengan tenang, Naura membuka obrolan karna Makanannya lebih dulu habis. "Bun, dapet salam dari momy Dhira, katanya kangen." tutur Naura.

  "Wahh.. Bunda, juga kangen sama Dhira. Ris, anterin bunda ke rumah tante Dhira yuk! " Faris menghela napasnya lalu mengangguk.

  "Bun, gak mau sama Rara aja?? " Sarah menggeleng.

  "Bunda masih mau hidup. Kalo sama kamu, entar bunda jantungan." Naura tertawa mendengar ucapan sang bunda.

  Naura memang suka membawa motor ngebut-ngebutan, baginya akan cepat sampai kalo ia ngebut.

  "Yeelah bun, katanya waktu itu mau buru-buru. Jadi, adek gas aja lah. biar cepat sampe."

  "Cepat sampe. Tapi jantung bunda untung gak copot, kalo Faris kalem bawa motornya. gak kaya kamu," Naura mendengus saat sang bunda memuji abangnya.

  Mustahil Faris membawa motor tidak ngebut, hanya ketika membawa Sarah saja, ia tidak membawa motor dengan ngebut.

  Karna Naura sendiri yang mengalaminya. Waktu itu ia telat, sehingga meminta antar dengan Faris karna tujuan mereka hampir sama.

   "Giliran sama gue ngebut. Dasar abang somplak! " Faris mendengarnya, namun cowok itu tak mau ambil pusing.  Ia tidak ingin kena amuk sang bunda sekarang.

  "Jaga rumah. Jangan kelayapan! kayak kelelawar atau kupu-kupu malam."

  Naura membulatkan matanya, ingin rasanya mencakar wajah Faris sekarang juga. Namun ia takut kena amuk Sarah.

Between Friends Or Love(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang