TUJUH BELAS

30 10 1
                                    


   “Sampai kapan. Gue hidup begini, di dasari rasa bersalah dan trauma. sampai kapan? Ayah benci sama gue.”

•Naura Bellvania Carrolyn

***

   Isakan pilu terdengar di sebuah ruangan, gadis itu tidak pulang kerumah, melainkan pergi ke sebuah rumah yang dulu sempat ia jadikan tempat kumpul bersama saudara kembarnya.

Perlahan ia membuka knop pintu kamar yang dulu di tempati dirinya dan juga Nayla. 2 bingkai foto yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.

"Nay, kenapa Lo pergi? Kepergian Lo, membuat Ayah benci sama gue,"tutur gadis itu.

Di tatapnya bingkai yang menampilkan saudara kembar dan di tengah mereka ada seorang laki-laki seumuran dengan mereka.

  Ingatannya kembali ke 3 tahun lalu, hari dimana ultah Nayla dan Naura.

  Flashback on

  "Nay, coba liat deh! Pesta kita meriah banget ya?"ucap gadis yang memakai baju pesta berwarna biru.

Nayla mengangguk semangat. Hari ini ultah si kembar, Nayla dan Naura. Kedua gadis itu sangat antusias menghampiri para tamu.

"Gerald!"Nayla berlari ke arah Gerald saat melihat cowok itu.

Namun, cowok itu malah menghampiri Naura. Tersenyum tipis saat melihat Naura tampil cantik malam ini.

"Cantik."

Naura tersenyum senang, acara dansa di mulai. Gerald segera menarik tangan Naura untuk ke tempat dansa. Nayla yang melihat itu, hanya bisa tersenyum tipis.

"Loh, kok gak dansa?" Sarah menghampiri Nayla mengelus lembut Surai gadis itu.

"Kaki Nay, pegal Bun."

"Pasti karna banyak tamu ya? Emang ya, ayah kamu tuh, kebanyakan undang tamu."

Nayla menggeleng. "Gak kok, Nayla pegal karna kurang olahraga deh Bun,"

"Yasudah. Bunda tinggal ke belakang dulu ya," Nayla mengangguk.

***

Setelah acara selesai. Devan menghampiri kedua putrinya sembari membawa kado.

"Sekarang kedua putri cantik ayah, umur berapa?"

Tampak keduanya terlihat berpikir lalu menjawab dengan serempak. "13 tahun."

"Oh ya? Udah gede dong sekarang. Udah mulai tau cinta-cintaan nih kayaknya,"goda Devan.

"Ayah, ngasih kunci rumah buat kalian. Tempat ini bisa kalian jadiin tempat kumpul atau apalah, asal jangan macem-macem apalagi sampe bawa cowok. Gak boleh!"

Keduanya mengangguk senang. Sarah yang melihat itu tersenyum senang. Ia memang tidak pernah salah telah memilih Devan menjadi suaminya.

Tak butuh waktu lama. Kini Nayla dan Naura telah berada di depan rumah atau markas mereka. Keduanya berdecak kagum saat melihat rumah itu.

Di dalam rumah itu terdapat banyak sofa, rak buku,piano dll. Paket lengkap lah ya, apa yang mereka butuhkan semuanya ada di rumah ini.

"Kenapa Nay?"gadis berambut sebahu itu menggeleng.

"Gak mood ya? Ohh, gue tau nih! Kayaknya kita perlu nyari capcin deh, biar mood kita baik." Nayla mengangguk semangat.

Between Friends Or Love(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang