Part 26

1K 131 24
                                    

Joyi berjalan perlahan memasuki ruangan kamar dengan dominasi kayu tersebut. Ia menatap wajah pria tampan yang tengah terlelap itu dengan dalam. Hatinya benar-benar tidak nyaman namun jantungnya berdegup cepat. Ia menahan isakannya setengah mati padahal air matanya sudah jatuh entah berapa banyak. Ia ingin berjalan lebih dekat kearah Taehyung tapi ia takut mengganggu pria tidur pria itu. Sampai pada akhirnya ia menentukan pilihannya untuk duduk pada sofa single dimana dulu sering ia duduki saat berada disini bersama dengan si pemilik kamar.

'Apa yang sudah kau lalui selama ini Tae? Maafkan aku yang tidak memberimu kesempatan untuk berbicara selama ini', wanita itu kembali menutup mulutnya rapat-rapat dengan bantuan telapak tangannya agar suara isakannya tak terdengar sama sekali. Taehyung mulai membuka mata miliknya. Pria itu dapat melihat dengan jelas dimana wanita yang mengisi penuh hatinya dan sekaligus melukai hatinya. Rasanya ketika menatap wanita itu sakit kakinya tidak begitu berasa melainkan hatinya yang menggebu-gebu ingin menceritakan semuanya pada Joyi.

'Memangnya ia mau mendengarkan ku?', Taehyung menghela nafas kasar. Sontak Joyi dengan cepat menghapus semua air matanya dan berlagak baik-baik saja. Joyi menyadari pria itu telah bangun dan menatapnya begitu datar. Tidak seperti tatapan pria itu siang kemarin.

"Kau butuh sesuatu?", tanya Joyi. Taehyung membuang muka tidak menatap wajah Joyi sedikitpun sekarang. Ia memilih untuk menutupi seluruh mukanya dengan bed cover miliknya.

"Aku akan mengambilkan air untukmu", ujar Joyi sambil meraih sebuah gelas dan menekan beberapa tombol pada kulkas kecil milik Taehyung yang terletak dikamar.

"Minumlah", ucap Joyi lalu menarik bed cover milik Taehyung. Agar setidaknya pria itu memperlihatkan wajahnya.

"Apakah si tukang tuduh ini sedang bersikap sok baik?", Joyi menghela nafas. Ia tentu tahu Taehyung akan berucap seperti ini. Mengingat tabiat Taehyung yang lumayan pendendam. Joyi tidak mau menjawab pria itu. Taehyung pun seolah tak memiliki nyali untuk bertatapan langsung pada wanita dihadapannya.

"Baiklah. Aku minta maaf. Tidak seharusnya aku menuduhmu", Joyi duduk disisi ranjang lainnya. Menghadap pria itu masih dengan gelas air putih ditangannya. Taehyung menatapnya singkat lalu memilih untuk kembali membaringkan tubuhnya dan menarik bed covernya seperti semula. Menutupi seluruh tubuhnya hingga ujung rambut.

"Kau semarah itu? Sampai melihatku saja tidak mau?", tanya Joyi.

"Aku tidak marah", balas Taehyung datar. Joyi mencoba menetralkan emosinya. Ia tidak ingin meneriaki Taehyung saat ini. Pria itu sangat kekanakan menurutnya. Namun ia juga merasa cukup tahu diri. Joyi juga tak kalah kekanakan.

"Lalu kenapa kau mendiamiku? Setidaknya minumlah dulu",

"Aku sudah bilang letakkan di meja!", suara Taehyung meninggi. Joyi tak bisa menahan dirinya lagi. Ia menarik kembali bed cover yang menutupi wajah pria menyebalkan itu.

"Minum atau ku guyurkan kewajahmu?", ancam Joyi sebal. Taehyung mengalah dengan mendudukan tubuhnya kembali dan mulai meneguk sedikit air itu. Joyi membuka beberapa bungkus obat yang ia ketahui sebagai antibiotik dan anti nyeri untuk Taehyung. Menyerahkan pil-pil itu pada telapak tangan Taehyung. Taehyung pada akhirnya hanya diam dan menelan apa yang Joyi berikan padanya.

"Sudahkan? Pulanglah", ujar Taehyung. Joyi menatapnya lemah. Wanita itu terlihat lelah tapi ia juga tak bisa mengelak bahwa ia tidak mau meninggalkan pria ini.

"Aku akan pulang ketika kau sudah terlihat lebih baik", jawab Joyi. Taehyung menarik pergelangan Joyi refleks memandangi wanita itu lekat-lekat. Pria itu menundukkan wajahnya.

"Apa yang membuatmu bersikap baik padaku sekarang? Jika hanya rasa bersalah ataupun rasa kasihan lebih baik kau pulang. Aku baik-baik saja sungguh", ujar Taehyung dengan suara lirihnya. Joyi tak lagi bisa menahan dirinya. Pertahanannya seolah runtuh. Joyi memeluk tubuh Taehyung erat dan mulai terisak. Tangisannya pecah begitu saja sedangkan Taehyung membalas pelukan Joyi dengan refleks. Begitu erat sampai rasanya mungkin Joyi akan mulai kesulitan bernafas.

LIGHTS ON ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang