Kamera itu membidiknya lagi. Dan lagi setiap perubahan pada pose dan ekspresi pada diri Joyi kamera itu membidiknya. Sedangkan beberapa staff disana hanya dapat tercengang. Benar apa yang dikatakan oleh orang-orang. Seiring bertambahnya umur aura akan beriringan berubah. Joyi terlihat lebih matang saat ini. Image manis yang ia bawa sejak awal debutnya seolah sirna begitu saja tidak tersisa.
"It's a wrap!", ujar sang photographer. Joyi tersenyum senang. Ia membungkuk sebagai bentuk terimakasih pada seluruh staff disana.
"Onni. Ada kiriman untukmu disana", ujar Wonyoung. Wendy tengah sibuk dengan bulan madunya jadi.. Wonyoung menggantikan Wendy.
"Dari siapa?", Wonyoung mengendikkan bahunya. Ia tahu jelas siapa pengirim itu. Tapi ia memilih menutup mulutnya sebagai bentuk penepatan janji sejak kesepakatan awal. Joyi tersenyum senang. Matcha cake. Ia tidak begitu memusingkan siapa pengirim cake ini. Karna semua fans nya pun tahu bahwa ia begitu menyukai baik makanan ataupun minuman dengan matcha flavor.
"Pengertian sekali", Joyi mulai menyendok matcha cake tersebut ke dalam mulutnya. Wonyoung tersenyum senang dan sesekali menganggarkan mulutnya kearah Joyi meminta jatah beberapa suap.
"Enaknya. Oppa tak salah pilih!", Wonyoung sontak membulatkan matanya sendiri setelah ia menyelesaikan kalimatnya.
"Oppa? Katamu kau tidak tahu siapa pengirimnya", Joyi menatapnya curiga.
"Ya... Fansmu kan kebanyakan pria", elak Wonyoung.
"Tidak. Kebanyakan wanita",
"Ia hanya asal berbicara saja, Joy", Irene datang menghampirinya. Ia dan Joyi berpelukan erat sebelum akhirnya keduanya beralih untuk duduk bersama. Irene menatap Wonyoung memberi isyarat.
'Kita harus bicara nanti', kira-kira itulah isi isyarat yang Irene sampaikan pada Wonyoung. Wonyoung mengangguk kecil tanda setuju.
"Aku kaget kau datang ke lokasi secara mendadak", tutur Joyi.
"Kebetulan aku dan Jin habis makan sushi diseberang studio ini", jelas Irene.
"Kau sudah tahu?", tanya Irene. Joyi menatapnya bingung.
"Apanya? Jika kau tidak memberitahu apa-apa mana aku bisa tahu?", jawab Joyi seadanya. Irene tersenyum kikuk.
"Kim Taehyung... Ia berada di New York",
"Aku tahu",
"Ia akan segera kembali ke Seoul. Dengan seorang wanita", hati Joyi memanas. Tidak ia tahu teman-temannya akan memarahinya. Joyi tersenyum riang. Memalsukan perasaan dan ekspresinya.
"Kalau begitu baguslah. Ia harus bahagia juga bukan?", Joyi mencoba berujar sesantai mungkin.
"Kau yakin? Ia bahkan mengadakan acara",
"Acara?",
"Jin menitipkan ini padaku", Irene mengeluarkan sebuah kartu undangan padanya. Kartu undangan ulang tahun perusahaan Kim Corp. Joyi menahan nafasnya. Ini tandanya ia akan segera bertemu lagi dengan masa lalunya?
"Dan yang ini punya Chanyeol", Irene menyerahkan satu lagi kartu dari tas branded nya. Joyi mencoba terlihat setenang mungkin.
"Aku akan datang bersama Chanyeol. Tenanglah. Jangan khawatirkan aku", ucap Joyi seolah sadar akan suasana hati Irene. Irene menghela nafas lega.
"Rasanya lega sekali tahu kau tidak menaruh harapan pada pria bajingan itu lagi",
Setelah berbincang beberapa lama, Joyi akhirnya mengambil waktu untuk mengganti pakaiannya di ruang ganti. Dan Irene kini menatap Wonyoung dengan tatapan mematikannya.
"Kim Taehyung yang mengirimkan kue tadikan", Wonyoung terdiam.
"Bagaimana bisa kau membantunya? Kau senang melihat kakakmu kembali dipermainkan? Oh Tuhan. Jang Wonyoung!", Wonyoung menggigit bibirnya.
"Onni... Jangan marah", hanya itu yang mampu ia ucapkan.
"Kuharap kau tidak memberikan restumu jika memang pria itu ingin mengejar kakakmu kembali", ucap Irene tegas. Wonyoung mengangguk menurut.
'Aku masih merasa bahwa mereka memang harus bersama. Onni masih begitu mempedulikannya secara diam-diam', pikir Wonyoung sambil mengingat hari sebelumnya dimana Taehyung muncul dihadapannya dan berlutut dihadapannya dan Haruto memohon pertolongan. Karna tak ada satupun orang disekitar Joyi yang menyukai kembalinya dirinya dan celahnya sebenarnya hampir nihil.
"Tapi Onni. Aku adalah seorang adik yang supportif. Jika suatu saat kakakku bilang ia akan kembali dengan pria yang kalian gadang-gadangkan sebagai pria brengsek itu. Aku akan mendukungnya", ucap Wonyoung tak kalah tegas dari Irene.
......................................................................
'BYUR!!', Jennie menyiram orange juicenya tanpa ragu. Wanita itu menatap pria dihadapannya dengan tajam.
"Apa kau bilang?! Kau sungguh tak tahu malu ya? Aku lebih baik Joyi tak menikah seumur hidup daripada menikahi pria sepertimu", ujar Jennie pedas. Taehyung yang terlihat sibuk membersihkan wajahnya dengan tissue tersebut hanya tersenyum pahit. Ia pantas mendapatkannya.
"Kenapa? Kau datang meminta pengampunan sekarang? Kenapa baru sekarang? Kenapa kau tak datang saat celah itu masih benar-benar ada?! Kau sudah tertimpa karmamu?", Jennie mencercahnya dengan setumpuk pertanyaan.
"I'm a coward",
"Kau payah! Joyi juga sahabatku dan orang brengsek sepertimu hanya akan membawa kesialan pada Joyi. Jadi... Enyahlah! Tinggalkan Seoul", ucap Jennie dingin dan memilih untuk bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan ruang tamunya. Taeyong hanya diam menatap Taehyung iba.
"Hormon ibu hamil. Dimaklumi saja ya", ujar Taeyong. Sedangkan Taehyung pria itu mengangguk.
"Jika boleh aku memberi saran. Lebih baik buang jauh-jauh harapanmu untuk kembali mendapatkannya. Tapi jika kau memang kembali dari New York untuk meminta maaf. Maka lakukanlah",
"Maksudmu.. aku hanya boleh meminta maaf tapi tidak boleh mendapatkannya?", tanya Taehyung. Taeyong menatapnya lalu menghela nafas kasar.
"Kau tak pantas mendapatkannya. Maaf, Tae. Masih banyak pria diluar sana yang jauh lebih bisa menghargai Joyi",
Taehyung lagi-lagi terdiam. Jangan kalian harap bahwa ia akan termenung dan memilih mundur. Tidak. Semakin ia tahu kemungkinan itu kecil atau bahkan nihil. Semakin ia akan menjadi-jadi. Ia tersenyum kecil mendapatkan sebuah pesan dari Wonyoung. Ia dapat melihat dengan jelas hasil bidikan Wonyoung yang menunjukan Joyi melahap cake kirimannya. Hatinya menggebu-gebu ingin segera menemui wanita itu secara langsung. Meskipun ia masih merasakan dengan jelas perasaan yang jauh lebih mendominasi daripada rasa excited itu sendiri.
Rindu
Ketakutan
Dan rasa percaya dirinya yang nyaris sudah tidak ada. Nyali seorang Kim Taehyung benar-benar menciut.
TBC
.............................................................
Menurut kalian gimana? Team Chanyeol apa team Taehyung? Kalian bisa tebak wanita mana yang ke Korea bareng Taehyung? Wanita yang pulang kampung bareng Taehyung ini yang bahkal jadi pihak ketiga wkwkwk. Ayo tebak! Jangan lupa vote and komen ya biar Joyi sama Taehyung cepat ketemunya
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTS ON ( VJOY ) M
Fanfic"hidupku menjadi agak menarik setelah bertemu dengannya. Wanita unik yang selalu mematahkan semua ekspektasi dan fantasiku terhadap lawan jenis" - Kim Taehyung. "Pria itu aneh, tapi cukup menghiburku"- Park Joyi