Joyi berjalan tergesa-gesa kali ini. Jantungnya berdegup tidak tenang. Kepalanya rasanya mau pecah saat ini juga. Bagaimana bisa ia mengabaikan pesan yang masuk selama ia sibuk pemotretan? Bahkan ia memiliki jam istirahat tapi kenapa ia tidak berinisiatif mengecheck ada pesan yang masuk atau tidak. Ia merutuki dirinya sendiri berkali-kali. Ia segera memasuki mobilnya dan menyetir secepat kilat menuju dimana pria yang berstatus sebagai tunangan palsunya itu memintanya untuk bertemu. Jiwanya semakin tidak tenang. Namun ia sedikit bersyukur dan berterima kasih karna jarak lokasi pemotretannya kali ini tak begitu jauh dari gedung utama Valkery.
"Tenanglah Joyi. Tenanglah", Joyi mengsugesti dirinya untuk tenang dan memarkirkan mobilnya secepat kilat. Wanita itu berlari memasuki toko perhiasan yang merangkap sebagai kantor utama di lantai kedua pada ruko tersebut.
"Eoh? Park Joyi-ssi. Audrey sudah menantimu di atas", disaat yang bersamaan pria itu melambai kearahnya dari arah ruang tunggu. Joyi menghela nafas lega. Setidaknya ia tahu bahwa Taehyung belum bertemu dengan ibunya. Joyi berjalan mendekatinya.
"Ayo pulang Tae", ucap Joyi. Taehyung mengerutkan keningnya dan menggeleng.
"Aku sulit mengatur waktu untuk bertemu dengan desainer utama brand ini lagi Joy. Temani aku ok?", Joyi merasa jantungnya mau copot disaat ini juga. Joyi menggeleng.
"Ada tempat lain yang lebih profesional, Tae. Ayo pergi",
"Kim Taehyung", suara itu. Mata Joyi membulat dan tubuhnya membeku. Begitu juga dengan reaksi pria yang berada dihadapannya saat ini. Pria itu menatap kearah sumber suara itu, Joyi dapat melihat dengan jelas tangan milik Taehyung bergetar tak karuan. Joyi menutup matanya rapat-rapat dan menggenggam telapak tangan Taehyung erat. Joyi tahu setelah ini tidak akan mudah baginya. Apapun alasannya Joyi menyembunyikan keberadaan ibu Taehyung darinya. Ketiganya terduduk pada sebuah ruangan. Baik Audrey, Taehyung maupun Joyi. Taehyung kira bertemu dengan ibunya lagi adalah hal yang paling membahagiakan untuknya. Sayangnya ternyata tidak. Kecanggunganlah yang mendominasi mereka.
"Kau tumbuh dengan baik nak", ujar Audrey. Lidah Taehyung keluh tak bisa mengucapkan apapun. Joyi diam namun tangannya tetap bergenggaman erat dengan tangan milik Taehyung.
"Tidak semudah itu hidupku", suara Taehyung terdengar parau. Ia bersyukur benar-benar memastikan bahwa ibunya hidup dengan keadaan sangat teramat baik. Tapi... Ada sedikit perasaan tidak terima.
"Ibu tahu", Joyi tak tahan lagi. Ia sedari tadi menahan diri untuk tidak mengatakan apapun.
"Jika kau tahu, lantas kau akan meninggalkannya begitu saja? Ma'am kau... Kau egois", ucap Joyi blak-blakan.
"Kau benar, Joy. Aku egois. Aku benar-benar merenungkan apa yang kau katakan pada hari itu. Kau benar aku tak pantas. Tapi aku sangat merindukannya Joy. Aku tak berdaya",
"Jadi... Kau bahkan sudah pernah menemui ibuku? Dan kau tidak memberitahuku sama sekali?!", suara Taehyung meninggi. Joyi terdiam membeku. Genggaman tangannya dan Taehyung yang sebelumnya erat sontak mengendur dan terlepas begitu saja.
"Nak. Bukan salahnya. Ia mementingkan perasaanmu", jelas Audrey.
"Kau bersikap seolah-olah berbeda dari seluruh isi keluarga Kim. Kau bilang akan membantuku dan berharap aku menemukan ibuku. Tapi kau tidak ada bedanya", Joyi tetap terdiam pada tempatnya. Matanya berkaca-kaca. Ia tahu ia salah namun ia tak ingin Taehyung merasakan apa yang ia rasakan. Ia tak ingin Taehyung tahu akan fakta bahwa Audrey pergi meninggalkannya demi lelaki lain.
"Jawab aku!", Taehyung lagi-lagi membentaknya. Joyi memandangnya tajam kali ini. Entah sudah tetes keberapa air mata milik Joyi jatuh sia-sia begitu saja.
"Kau tidak akan mengerti, Kim. Aku dengan bodohnya berpikir untuk melindungi perasaanmu. Namun sepertinya kita memang berbeda. Sekalipun pada faktanya sama. Kita sama-sama dibuang", hanya itu yang Joyi ucapkan lalu wanita itu bangkit dari kursinya dan berlalu dengan cepat segera meninggalkan tempat itu.
"Joyi benar. Ibu membuangmu nak. Maafkan ibu", Audrey menangis sesenggukan berlutut dihadapan Taehyung saat ini.
"Maafkan aku nak. Maafkan aku... Maafkan aku...", Taehyung menatap ibunya pasrah setetes air mata itu jatuh dari mata kanannya. Entah karna apa ia menangis kali ini setelah 15 tahun tak pernah menangis. Entah karna Audrey ataupun karna Joyi kali ini.
......................................................................
"Ini tidak adil! Ini tidak adil!", Joyi berujar sambil terus menangis didalam apartemennya membuat Wendy mengurut pelipisnya pusing. Dan Irene pada akhirnya mengambil inisiatif memesan dessert-dessert beragam jenis berharap dapat menghibur Joyi. Disinilah ketiganya berada.
"Joy... Tenanglah. Wajar jika Taehyung emosi", ucap Wendy sambil memeluk Joyi dan menepuk-nepuk pundak wanita itu lembut.
"Aku tidak masalah jika ia marah padaku hiks... Hiks... Aku takut ia terpuruk setelah tahu alasan ibunya meninggalkannya adalah pria lain", jelas Joyi. Irene mengepal tangannya erat-erat. Ia merasa ia ingin menangis saat ini juga. Ia menatap Joyi yang menangis menjadi-jadi. Ia tahu betapa terpuruknya Joyi saat tiba-tiba ibu kandung Joyi menemui Joyi dan... Intinya rumit dan menyakitkan.
"Kau akan baik-baik saja. Begitu juga Taehyung Percayalah padaku", ujar Irene. Wendy mengangguk setuju dengan pernyataan Irene.
......................................................................
Taehyung termenung ditempatnya semuanya tampak tak lagi sama. Seminggu berlalu tepat dimana terakhir kali ia melihat Joyi dihadapannya. Ia kembali mengecheck handphone nya sesekali berharap akan ada respon setidaknya wanita itu menelfonnya kembali atau membalas pesannya.
"Kenapa kau tidak menemuinya saja?", Jaehyun risih melihat atasannya bersikap tidak jelas. Percayalah Taehyung memarahi dirinya sendiri berkali-kali. Karna ia baru tahu segala fakta menyakitkan itu. Ya menyakitkan baginya. Tapi entahlah baginya memori yang terukir jelas saat ia membentak Joyi saat itu jauh lebih menyakitkan daripada fakta bahwa ibunya pergi meninggalkannya karna pria lain. Lalu yang mengisi kepalanya saat ini.
'Aku sudah berhasil menemui eomma. Lalu apakah artinya hubungan ini usai?', entah pertanyaan itu muncul berapa kali sehari didalam otaknya itu. Tepat setelah pemikiran itu muncul dikepalanya Jin datang dan masuk kedalam ruangannya. Pria itu menonjok pipi kanan Taehyung beberapa kali. Membuat Jaehyung kewalahan menahan Jin untuk tidak melanjutkan perbuatannya.
"Akan kupastikan, Joyi tidak berakhir dengan pria brengsek sepertimu! Dasar tidak tahu diri!",
TBC
.............................................................
Jangan lupa tinggalkan jejak ya! Biar nanti malam up lagi hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHTS ON ( VJOY ) M
Fanfic"hidupku menjadi agak menarik setelah bertemu dengannya. Wanita unik yang selalu mematahkan semua ekspektasi dan fantasiku terhadap lawan jenis" - Kim Taehyung. "Pria itu aneh, tapi cukup menghiburku"- Park Joyi