14. Mundur

5 0 0
                                    

Februari,
Bertubi-tubi luka menghujam jiwa,belum selesai kembali di pukul semesta.
Baru saja aku menyelesaikan tangisku perkara keluarga,pesan berisi perihal kau undur diri kembali menampar,aku yang berusaha tegar di balik pesan,menyusun kata sebijak mungkin,seakan aku sudah benar-benar siap dengan pergimu,saat itu hatiku memang tenang,aku baik-baik saja.
Tapi malam mulai menenggelamkan ku pada rasa yang sebenarnya mulai utuh yang justru berakhir runtuh.

Kenapa saat rasa ini mulai sempurna justru dipaksa sirna?
Aku menghargai caramu,ini takdir aku juga tidak mampu menghalangi langkahmu yang lebih memilih untuk meninggalkan ku,walau hari ini aku harus menikmati berkecamuknya hati.

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang