Netraku tak sengaja menangkap bayangan teduh yang berjalan penuh ketenangan,ia yang begitu sederhana justru terkesan mengagumkan.
Pemilik nama yang sudah sedari kecil aku mengenalnya,bak keluarga sendiri,sering langkah dan pikir kita seirama.
Bagaimana dulu jarak dan waktu sempat menjadi pembatas keakraban,tapi Allah menghendaki langkahnya kembali di kampung halaman,berjuang di tanah kelahiran sendiri,dan aku sebagai kawan yang notabene seperti saudari sendiri begitu setia mengiringi.
Cerobohnya kita lupa jika kita telah memasuki dimensi yang berbeda,terlebih usianya yang sedikit jauh dibawahku,tapi bukankah cinta tak pandang usia?tak peduli pada siapa? Begitulah jiwa terlena pada hangatnya kebersamaan dengan klaim kekeluargaan.
Aku sempat berpikir bila ini adalah akhir pencarian,tapi.....~Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang
De TodoBegitu pedih menaruh harap pada sesuatu yang semu yaitu manusia, Bayang semu yang tak menemui kepastiannya. Maaf ya Rabb,aku baru sadar jika maknanya Engkau menyuruhku pulang,seakan Engkau berbisik merdu, "Wahai hambaku,akulah muara bahagiamu" sebua...