#8 Duka untuk hijau dan biru

129 49 119
                                    

Aku mempunyai kebiasaan menggambarkan sifat seseorang dengan warna favoritnya.

kala itu, aku menggambarkan Indy dengan warna hijaunya sebagai hutan. sedang aku yang menyukai warna biru, kugambarkan sebagai laut.

Lantas menurutku, warna hijau dan biru adalah warna yang mirip, tak cocok untuk dipadukan.

Seperti layaknya hutan dan laut, bagaimana mungkin hutan tropis dapat bertahan jika sumber air yang dia dapat berasal dari lautan? Tentu saja hutan akan dapat hancur seketika.

Begitu kiranya keadaanku dan Indy, aku ibarat air laut untuk hutan tropis seperti Indy.

.

.

.

Hari ini pembagian rapor nilai semester kedua kelas 11. Peringkat pertama di dapat oleh Indy Agustina, aku sungguh senang mendengarnya. Sedang aku mendapati peringkat kedua jika dihitung dari akhir. Peringkat tidak penting untukku, yang penting naik kelas, lalu lulus. Untuk masa depan akan kupikirkan nanti setelahnya.

.

.

.

Selepas pembagian rapor, aku menghampiri Indy, dan berkata. "Hei Ndy, besok kan udah mulai libur panjang, kita main yok"

Indy menoleh ke arahku, lalu, menatap dengan kerut di dahinya. Katanya "Vi ? Emang gak dikasih tau sama Fitri? aku perlu jelasin lagi?"

"maksudnya?" Aku bingung.

"Kita memang pacaran, tapi aku gamau dan gak bisa ngelakuin hal-hal layaknya orang pacaran Vi" Sambung Indy kemudian.

"Hal yang gimana Ndy? aku gak akan ngelakuin hal-hal buruk ke kamu"

"Aku percaya itu, mungkin. Tapi yang prtama, kamu tau papaku kan? dia lumayan banyak dikenal di desa ini, kenalan papa itu ada dimana-mana, kemanapun kita pergi main berdua selama itu masih di desa ini, pasti ada saja kenalan papa yang lihat. Aku gaboleh ketahuan pacaran sama papa. Terus, kalaupun berdua, kamu tau kann, yang ketiga pasti setan. Aku gak mau dan gak akan mau" Indy

"Oke Ndy, aku ngerti. Aku juga udah janji buat ngehargain kamu," ucapku mencoba baik walau sedikit kecewa.

*******

Juli 2015, libur kenaikan kelas telah usai, aku menghabiskan dua minggu liburan ini tanpa sekalipun bertemu dengan Indy. Saat ini kami sudah kelas 12, dan juga dua bulan pertama aku dengan indy resmi berpacaran. Teman sekelas kerap memanggil kami dengan sebutan Vi-ndy sebagai mana gabungan dari Vidi dan Indy.

.

.

.

"Eh doel, walau gak ada pertukaran siswa dari IPS ke IPA atau sebaliknya, tetep bakalan rolling tempat duduk kayak tengah semester kemarin kan?" Vidi Sena.

"Iya mungkin, harusnya sih, eee.. ya gataulah" jawab Abdoel Wahyud kitai malas, pandangannya ter-arah pada Devi.

"Oi doel, emang kamu gak bosen liat Devi dari belakang? Kalo aku jadi kamu sih bosen"

Abdoel Wahyudi tak menanggapi ucapanku.

"Sisi terbaik memandang cewek itu cuma dari samping" ucapku kemudian.

"Bukan dari depan ? Pas makan bareng gitu?"

"Kalo dari depan sih biasanya aku grogi, hehe"

"Terus sekarang emang kau enggak ngeliat Indy dari belakang juga?"

"Iya sih, makanya doel.. nanti pas wali kelas masuk, aku mau minta rolling bangku. Biar bisa sebelahan lagi sama Indy"

Abdoel Wahyudi hanya diam, netranya masihlah tertuju pada Devi.

How You Teach Me (HYTM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang