#15 Nasib baik dan buruk

71 26 129
                                    

Meskipun hubungan ini belum baik, aku tetap menghampirimu. "Ndy besok pertandingan besar buatku, kamu datang kan?" Ucapku kemudian.

"Enggak!" Ucap Fitri menyela, ia duduk disebelah Indy.

Aku terdiam mendengar ucapan Fitri.
Jika dahulu Fitri bersikap kasar karena ingin menguji seberapa inginnya aku mendekati Indy. Maka, sekarang sangat dapat kurasakan bahwa Fitri kecewa dengan sikapku yang tak jarang membuat Indy menangis karena sifat yang layaknya lelaki berjiwa bocah.

"Jam berapa ?" Jawab Indy tiba-tiba.

"Ah, jam setengah setengah 4 kick off, makasih ya ndy"

Indy mengangguk dan tersenyum kemudian. "Semangat, jangan lupa siapin barang kamu."

Meskipun kami sudah sedikit lama tak berbicara, tetapi senyumnya tetap saja yang ter-muach dihati.

"Udah ngomongnya?" Fitri.

"Sudah fit, maaf mengganggu, sampai ketemu besok ya" balasku, sambil meninggalkan mereka.

*****

Minggu, 5 Desember 2015 kalau tak salah. Pertandingan babak delapan besar antara tim sepakbola SMA Pratama melawan tim Delta FC satu jam lagi akan dimulai.

Semua sudah berkumpul di lapangan sekolah, kecuali dua orang.

"Ini coach kemana sih? Mati apa ya" ucapku kesal.

"Heh Vi, itu coach Arif" ucap Indra sambil menunjuk coach Arif yang sudah datang, tetapi hanya berdiri diam saja.

"Waduh mampus aku" gumamku, terdiam sejanak. "Had-uu-hh.. Doel.. malah terlambat, mati atau gimana sih" aku mengalihkan perkataanku, dengan harapan coach Arif salah mendengar ucapanku sebelumya.

"Saya sudah dengar Vidi, tidak usah ngeles kamu" Coach Arif.

"Hahhahaha" riuh tawa pemain lain.

"15 menit lagi kita berangkat, ada yang tau Abdoel Wahyudi kemana? Saya akan mengganti posisinya di line-up kalau dia tidak datang" Coach Arif.

"Dia pasti dateng Coach.. saya yakin" sanggahku.

"Baiklah kalo begitu, persiapkan diri, kita berangkat ke arena pertandingan sekarang"

.

.

.

Sesampainya di lapangan 66,

"Maaf saya terlambat coach" Doel.

Coach Arif hanya mengangguk.

Aku memakai sepatu didekat Doel. "Kamu dari mana doel, tumben telat"

"Tadi aku abis ngobrol sama Revi, nanti selepas pertandingan kita briefing masalah band" Abdoel Wahyudi.

"Oke"

"Sepatu lu jebol gitu Vi, bukannya sepatu lu warna biru dah" Doel.

"Eh iya, ini sepatu lama, biar kayak cr7 waktu pertandingan pertama di Sporting Lisbon, pakai sepatu pemberian ibunya, hihi"

"Eh Vidi, sepatu lamanya cr7 dulu juga belum jebol, sepatu kau, kesenggol lalat juga udah gabisa dipake" Abdoel Wahyudi.

"Terus gimana dong?"

"Kau cari sepatu pinjaman," jawab Abdoel Wahyudi. "Lagi pula Vii, kenyataan dan nasib seseorang itu gak akan sama meskipun kau mengikuti tiap detik yang dia kerjakan" (quote Doel, December 2015)

.

.

.

"Semuanya berkumpul," teriak coach Arif. "Pada pertandingan kali ini, kita semua tau lawan kalian adalah Tim umum bukan lagi sebaya kalian! Postur dan pengalaman akan sangat menjadi perbedaan. But, don't worry.. believe yourself, and keep fighting"

How You Teach Me (HYTM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang