Sudah seminggu sejak aku mengalami tragedi 29 Agustus 2015, dan esok hari aku sudah bisa bersekolah lagi.
"Akhirnya sudah bisa melihatmu lagi, sungguh, hanya bisa melihatmu lewat telepon sangatlah tidak menyenangkan!" Gumam senang ku dalam hati.
..
.
"Assalamualaikum" beberapa manusia memanggil dari luar pintu rumah, kiranya saat itu sudah pukul empat sore.
"Wa'alaikumussalam... eh, silahkan masuk" sahut ibuku sambil membuka pintu. Kemudian katanya "senaa ada teman-teman mu nih"
Aku yang baru saja selesai melaksanakan kewajiban umat muslim di sore hari itu, langsung menghampiri mereka di ruang tamu rumah, kulihat disana ada : Yudi, Beno, Indy, Devi, Dini, Indy, Bela, dan beberapa teman yang lain.
.
.
.
"Ibu buatin minum dulu ya," ucap ibuku meninggalkan kami
Indy, Devi, Bela dan Dini bergegas bergerak mengikuti Ibuku ke arah dapur, sepertinya hendak membantu.
"Vi, keluarin gitar dong" ucap Abdoel Wahyudi.
"Oh oke," balasku kemudian.
Beberapa temanku yang di komandoi oleh Doel, bernyanyi bersama sembari menunggu minuman siap.
"Permisi, air panass.. air panass.." Dini mengusir Doel dan gerombolannya, agar dapat menaruh minuman dan makanan ringan yang telah siap.
Mungkin jika di rumah kalian, setelah menghantar minuman, ibu kalian akan masuk ke rumah, dan meninggalkanmu beserta tamunya, bukan ??.
Tetapi ibuku, dia terlalu ramah menurutku, setelah menghantar minuman, ibuku akan ikut duduk dan mengobrol dengan kami semua. Pada saat itu, ibuku juga berkenalan dengan semua temanku termasuk Indy..
.
.
"Eh ndy, rambutmu kelihatan tuh" Fitri membisik kepada Indy, "benerin dulu"
"Eh iya" Indy,
"Vii, boleh pinjem kamarmu?," ucap Indy kemudian.
"Emm..." aku bergeming sejenak, kufikir kamarku sedang berantakan saat ini.
"Boleh kan bu?" Indy menyela, dan bertanya ke Ibuku kali ini.
"Boleh kok, bolehh" Ibuku.
"Sebentar!!" aku mencoba menahan Indy.
"Loh ada apa?,"kata Ibuku, kemudian katanya "ayo indy, ibu antar ke kamarnya Vidi"
Ibuku dan Indy meninggalkan kami menuju kamarku. Saat ini yang bisa aku lakukan hanya berdo'a agar Indy tidak hilang feeling terhadapku, karena melihat kamar yang berantakan.
Setalah sekitar 15 menit Indy dikamarku, ia kembali dengan senyumnya.
"Pulang yok, udah sore nih" ajak Indy kemudian.
"Eh iya, yok udah mau jam 5 sore nih" Fitri.
"Keasikan ngobrol sama ibu nya Vidi sih, hahaha," sahut Dini kemudian.
"Hahaha, iya betul tuh, ya sudah kalau gitu kita pamit dulu ya Vi, ibunya Vidi" Fitri
"Ah kalian bisa saja, yasudah kalau begitu, terimakasih udah mampir kesini, hati-hati di jalan ya" sahut ibuku.
Aku tak menghiraukan ucapan ber-pamitan dari mereka, kepalaku hanya dipenuhi oleh fikiran "mampus... mampus... si Indy pasti ilfill banget liat kamar yang berantakan, makanya dia langsung mengajak pulang"
KAMU SEDANG MEMBACA
How You Teach Me (HYTM)
RomanceIni adalah kisah tentang cinta, penyesalan, dan pembelajaran. Tentang bagaimana aku banyak belajar darimu-belajar mengindahkan perempuan, mencintai tanpa berlebihan, membangun kepercayaan, dan menemukan arti sejati dari kehidupan. Semua bermula dari...